Indonesia punya tambahan kekuatan untuk Piala Sudirman 2023. Nomor tunggal putri yang biasanya menjadi sektor paling lemah kini bisa diharapkan menyumbang poin dengan performa baik Gregoria Mariska Tunjung.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
Sejak di Glasgow, Skotlandia, 2007, tim bulu tangkis Indonesia belum pernah kembali ke laga puncak kejuaraan Piala Sudirman, apalagi menjadi juara seperti 1989. Dengan tambahan kekuatan dari tunggal putri, Indonesia akan menguji ”kekuatan baru” untuk membawa pulang piala yang berasal dari negeri sendiri.
Piala Sudirman edisi ke-18, sejak pertama kali digelar di Jakarta pada 1989, akan berlangsung di Suzhou, China, 14-21 Mei. Seperti pada setiap penyelenggaraan, China menjadi kompetitor dengan materi pemain yang paling merata di semua nomor.
Menjadi tim unggulan teratas, China diperkuat juara dan finalis All Engand, Li Shi Feng dan Shi Yu Qi, pada tunggal putra. Negara dengan 12 gelar juara Piala Sudirman itu juga mempunyai finalis All England tunggal putri, Chen Yu Fei.
Pada ganda putri dan campuran, China bahkan memiliki pemain nomor satu dunia, yaitu Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong. Zheng/Huang tak tertandingi pasangan lain dengan 12 gelar juara dari 17 turnamen sejak 2022.
Sektor yang masih bisa dicuri negara lain adalah ganda putra. Pasangan terbaik mereka yang berperingkat keenam dunia, Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi, hanya menang delapan kali dari 13 pertandingan pada tahun ini.
Sebaliknya, pada nomor yang selalu menjadi andalan Indonesia itu, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tampil konsisten dengan 19 kali menang dan empat kali kalah. Peforma itu telah menghasilkan dua gelar juara dari turnamen berlevel BWF World Tour Super 1000 pada tahun ini, yaitu Malaysia Terbuka dan All England.
Kini, kompetensi mereka akan diuji dalam kejuaraan beregu dengan status sebagai ganda putra pertama. Dalam ajang besar, status itu lebih sering dimiliki Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang saat ini menjadi ganda ketiga. Di antara kedua pasangan itu, tim pelatih memberi kepercayaan kepada pasangan muda, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin.
Dua senior, yaitu Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, akan tetap bergantian menjadi andalan tunggal putra, nomor yang juga ”wajib” menyumbangkan kemenangan bagi ”Merah Putih” dalam ajang beregu.
Puji Tuhan, penampilan saya lagi bagus, tetapi saya tidak ingin terbebani dengan itu.
Pada ganda putri, Apriyani Rahayu masih berada dalam statusnya sebagai ganda putri pertama meski dengan pasangan berbeda. Jika biasanya dia menjalankan tanggung jawab itu bersama Greysia Polii, kali ini Apriyani akan melakukannya bersama Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Mereka membuat kejutan ketika bersaing di arena BWF sejak pertengahan 2022. Kecepatan permainan keduanya membuat lawan terkejut hingga Apriyani/Fadia menjuarai Malaysia Terbuka Super 750 dan Singapura Terbuka Super 500 pada 2022.
Namun, ketika lawan mulai beradaptasi dengan permainan mereka, Apriyani/Fadia harus memperbanyak variasi pola permainan. Belum lagi mereka memiliki kendala cedera secara bergantian di tengah turnamen, yaitu pada Malaysia Terbuka dan Swiss Terbuka. Pada kedua ajang itu, Apriyani/Fadia tak bisa menyelesaikan pertandingan dalam babak semifinal.
Peran Gregoria
Dari lima nomor, pada Piala Sudirman kali ini, Indonesia bisa menaruh harapan tambahan poin dari tunggal putri yang biasanya menjadi nomor terlemah. Harapan itu ada pada Gregoria Mariska Tunjung yang untuk pertama kalinya menempati peringkat kesepuluh dunia, yaitu sejak 9 Mei.
Tahun ini, Gregoria meraih gelar pertamanya dari turnamen BWF World Tour, yaitu dari Spanyol Masters, 28 Maret-2 April. Pada ajang itu, dia mengalahkan dua peraih medali Olimpiade, yaitu Carolina Marin dan Pusarla V Sindhu.
”Puji Tuhan, penampilan saya lagi bagus, tetapi saya tidak ingin terbebani dengan itu. Yang pasti, setiap kali tampil dalam kejuaraan beregu, saya selalu berusaha untuk menyumbang poin saat dipercaya bermain,” tutur Gregoria setelah menjalani latihan bersama rekan-rekannya di Suzhou Olympic Sports Center, Jumat (12/5/2023).
Peningkatan performa juara dunia yunior 2017 itu didapat berkat upayanya menjadi sosok yang bersikap positif terhadap tantangan yang akan dihadapi. Jika sebelumnya dia lebih sering menilai tantangan itu sebagai tekanan, kali ini Gregoria melihatnya sebagai motivasi.
Sikap itu berdampak baik pada performanya di lapangan, hingga dia pun lebih percaya diri. Pada Piala Sudirman ini, sikap positif dan konsistensi permainan Gregoria akan diuji pertama kalinya pada ajang beregu setelah dia meraih gelar juara BWF World Tour.
Namun, berbeda dengan tunggal putri, Indonesia patut waspada dengan kekuatan ganda campuran. Indonesia belum memiliki lagi pasangan yang bisa konsisten bersaing dengan pasangan top dunia setelah performa Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menurun.
Tim Merah Putih membawa tiga pasangan untuk memperbanyak pilihan yang akan diturunkan. Akan tetapi, tak ada satu pun yang memiliki peluang besar untuk menyumbangkan poin ketika bertemu lawan berat, seperti dari China, Jepang, atau Thailand, yang akan menjadi pesaing di Grup B. Selain Thailand, Indonesia berada satu grup dengan Jerman dan Kanada.
Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, yang dipilih sebagai ganda campuran pertama, hanya enam kali menang dari sepuluh pertandingan pada tahun ini. Performa pasangan peringkat ke-13 dunia itu sebenarnya berada di bawah rekan mereka, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, yang menempati ranking ke-10.
Rehan/Lisa tampil baik sejak Maret dengan menembus semifinal All England dan Orleans Masters serta bisa mengimbangi permainan ganda top dunia, seperti Zheng/Huang. Namun, Rehan/Lisa ditugaskan membawa nama Indonesia dalam level persaingan lebih rendah, yaitu SEA Games Kamboja 2023 yang digelar bersamaan dengan Piala Sudirman.
Tanpa Rehan/Lisa, Rinov/Pitha akan bergantian tampil dengan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja yang berlatih di PB Djarum. Ganda dengan ranking ke-15 dunia itu tampil hingga semifinal Malaysia Terbuka Super dan semifinal Kejuaraan Asia.
Namun, tampil membela nama negara dalam kejuaraan beregu memang memiliki atmosfer berbeda dengan turnamen perseorangan. Dengan hasil diri sendiri yang akan berperngaruh pada hasil tim, faktor mental mengatasi tekanan sering kali menjadi lebih penting.
Hal lain yang juga akan berpengaruh adalah kekompakan setiap anggota tim. ”Semua kompak. Tim juga punya semangat tinggi untuk membawa Piala Sudirman. Semoga hal positif ini bisa terus terjaga,” kata Fajar sebagai kapten tim.