Tak pernah juara sejak meraih Piala Sudirman pada 1989 di Jakarta, pebulu tangkis Indonesia tetap menjaga harapan tersebut hingga 34 tahun kemudian. Dengan kerja keras, pemain percaya diri bisa mewujudkan target juara.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
SUZHOU, SABTU-Setelah menjadi juara kejuaraan Piala Sudirman edisi pertama pada 1989 di Jakarta, tiga dekade lamanya Indonesia tak pernah membawa piala lambang kejuaraan bulu tangkis beregu campuran itu. Asa tersebut terus dipelihara hingga edisi ke-18 yang akan digelar di Suzhou, China, 14-21 Mei.
Dalam persaingan di Suzhou, Fajar Alfian dan kawan-kawan akan mengawali perburuan piala yang namanya diambil dari salah satu tokoh bulu tangkis asal Indonesia, Dick Sudirman, itu pada penyisihan Grup B. Kanada akan menjadi lawan pertama yang akan dihadapi di Suzhou Olympic Sports Center pada Senin (15/5/2023). Selain Kanada, Indonesia juga akan bersaing dengan Jerman dan Thailand.
Sebanyak 16 tim bersaing dalam empat grup pada format round robin. Dua tim berperingkat terbaik dari masing-masing grup akan tampil pada perempat final.
Di antara Piala Sudirman 1989 dan 2023, Indonesia memiliki peluang juara ketika enam kali lolos ke final. Namun, Tim “Merah Putih” dua kali kalah dari Korea Selatan dan empat kali dari China, salah satunya pada final terakhir Indonesia, yaitu pada Piala Sudirman 2007 di Glasgow, Skotlandia.
Tahun ini, Indonesia punya peluang juara karena kekuatan semua tim hampir rata. Semoga semua pemain bisa tampil maksimal.
“Tahun ini, Indonesia punya peluang juara karena kekuatan semua tim hampir rata. Semoga semua pemain bisa tampil maksimal,” tutur pemain ganda putra senior, Hendra Setiawan, di Jakarta, Minggu.
Pemain yang membawa nama Indonesia sejak Piala Sudirman 2007 tersebut tak dipilih menjadi anggota tim pada tahun ini. Ganda putra yang dipercaya untuk menyumbangkan kemenangan di Suzhou adalah pasangan nomor satu dunia, Fajar/Muhammad Rian Ardianto, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, dan mantan pasangan ranking teratas dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Seperti dikatakan Hendra, salah satu pemain tunggal putra, Jonatan Christie, juga menilai bahwa Indonesia memiliki peluang untuk juara. “Sudah 34 tahun sejak Indonesia menjuarai Piala Sudirman. Itu adalah waktu yang lama. Peluang tahun ini cukup baik. Kami adalah tim yang bagus dan semoga kami bisa mewujudkan cita-cita menjadi juara,” tutur Jonatan dalam laman resmi BWF.
Jonatan akan bergantian mengemban tanggung jawab meraih poin dari tunggal putra bersama Anthony Sinisuka Ginting. Tunggal putra peringkat kedua itu mengatakan, dia dan rekan-rekannya percaya diri bisa juara, tetapi rasa optimistis itu harus dikontrol agar tidak berlebihan.
Apalagi, akan ada tekanan lebih karena menjadi juara Piala Sudirman sangat dinanti penggemar bulu tangkis di Indonesia, terutama setelah Anthony dan kawan-kawan menjuarai Piala Thomas 2020. Itu menjadi gelar pertama Indonesia dalam Piala Thomas sejak 2002.
“Tentu saja kami ingin juara. Kami harus melakukannya dengan kerja keras dan menikmati setiap pertandingan. Jalan menuju juara tak akan mudah, tetapi ada peluang besar untuk mendapatkannya,” ujar Anthony.
Pemain yang akan berstatus sebagai tunggal pertama Indonesia itu datang ke Suzhou dengan gelar sebagai juara Asia pada ajang yang digelar di Dubai, Uni Emirat Arab, 25-29 April. Dia empat kali menang dalam dua gim dari lima pertandingan, termasuk ketika mengalahkan Loh Kean Yew 21-12, 21-8 di final.
“Tentu saja gelar juara di Dubai sangat penting bagi saya. Bukan soal kemenangannya saja, melainkan karena saya bisa bermain dengan baik. Saya bisa tampil tenang pada momen kritis. Semoga momen itu menambah kepercayaan diri saya saat tampil di sini,” kata Anthony.
Maksimalkan kemampuan
Latihan hari kedua yang dilakukan tim Indonesia di Suzhou Olympic Sports Center, Sabtu, dimanfaatkan setiap pelatih untuk memaksimalkan setiap aspek yang dibutuhkan dalam pertandingan. Pelatih tunggal putri Indra Widjaja melatih Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani untuk menjaga kelenturan tubuh dan menjaga kualitas pukulan mereka.
"Semua jenis pukulan terus diasah dalam latihan hari ini. Ini agar pemain makin siap menjelang laga perdana. Saya lihat Gregoria dan Putri sudah begitu siap untuk dimainkan. Konsentrasi dan fokus mereka juga perlu dibangun jelang turun bertanding," kata Indra.
Pelatih Amon Sunaryo melatih pukulan pemain ganda campuran dengan melatih berbagai jenis pukulan. Begitu pula yang dilakukan Prasetyo Restu Basuki pada dua ganda putri, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Ribka Sugiarto/Lanny Tria Mayasari.
Selain itu, untuk menjaga kekompakkan, pemain, pelatih, dan anggota tim lainnya menjalani permainan di sekitar tempat hotel menginap. Seperti yang disiarkan langsung dalam media sosial Instagram PP PBSI, mereka bermain dalam suasana rileks, tetapi tetap menuntut fokus.