Impian Brighton & Hove Albion untuk tampil di Eropa musim depan terus terjaga. Setelah mengalahkan Manchester United, Brighton berpeluang mengancam posisi "Si Setan Merah" di posisi keempat.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BRIGHTON & HOVE, JUMAT – Permainan dominan dan menghibur Brighton & Hove Albion berbuah pembalasan dendam kepada Manchester United pada laga tunda Liga Inggris, Jumat (5/5/2023) pukul 02.00 WIB, di Stadion Komunitas Amex. Sumbangan gol Alexis Mac Allister di menit akhir pertandingan menjadi hasil manis bagi performa brilian “Si Burung Camar” yang mengejar tiket ke kompetisi Eropa untuk pertama kali.
Manajer Brighton Roberto De Zerbi memuji performa fantastis anak asuhannya yang mengungguli MU selama 90 menit. Koleksi 60 persen penguasaan bola dan 22 kreasi peluang menjadi wujud superioritas “Si Burung Camar” atas tim tamu.
Saya pikir dewa sepak bola benar-benar ada. Kami memainkan gim yang fantastis, sehingga kami pantas menang di laga ini dan pada duel semifinal Piala FA lalu.
“Saya pikir dewa sepak bola benar-benar ada. Kami memainkan gim yang fantastis, sehingga kami pantas menang di laga ini dan pada duel semifinal Piala FA lalu,” ucap De Zerbi seusai laga kepada Sky Sports.
Permainan atraktif dan menyerang skuad “Si Burung Camar” benar-benar menghibur dewa sepak bola yang disebut De Zerbi. Meski sejumlah peluang emas timnya digagalkan oleh penampilan apik kiper MU, David De Gea, pemain Brighton tidak patah arang untuk merayu dewa sepak bola agar berpihak kepada mereka.
Akhirnya, sebuah kesalahan mendasar dari bek MU, Luke Shaw, yang mengangkat tangan dalam situasi duel udara pada peluang sepak pojok berbuah tendangan penalti di menit 90+5. Wasit Andre Marriner butuh waktu sekitar 100 detik untuk menyaksikan tayangan ulang insiden pelanggaran itu melalui fasilitas asisten wasit peninjau video (VAR).
Mac Allister, satu-satunya pemain berstatus juara dunia dalam 122 tahun Brighton berdiri, menjadi penentu kemenangan timnya melalui eksekusi titik putih ketika laga menunjukkan waktu 90+9. Ia dengan tenang mengecoh De Gea untuk memberikan kemenangan beruntun Brighton pada dua pertemuan kontra MU di Liga Inggris musim ini.
“Kami meraih tiga poin yang luar biasa untuk menghasilkan malam istimewa bagi klub dan fans. Ini adalah kemenangan penting bagi kami untuk mengejar tiket ke Eropa dan finis di peringkat setinggi mungkin,” ujar Mac Allister dilansir laman resmi klub.
Berkat kemenangan atas MU, Si Burung Camar naik dua peringkat ke posisi keenam yang merupakan zona Liga Europa. Brighton hanya berjarak empat poin dari Liverpool yang duduk di peringkat kelima. Anak asuhan De Zerbi masih berpeluang menggeser Liverpool karena mereka memiliki dua pertandingan tunda.
Selain mengejar Liverpool, Brighton juga berpeluang menjadi pesaing MU untuk merebut peringkat keempat. Brighton masih bisa menjangkau selisih delapan poin dari Si Setan Merah untuk bersaing duduk di zona Liga Champions.
Di mana pun peringkat klasemen Brighton menutup musim ini, mereka telah menciptakan rekor baru bagi klub. Sebelumnya, catatan terbaik Si Burung Camar di kompetisi kasta tertinggi Inggris tercipta pada musim 2021-2022 dengan duduk di peringkat sembilan dan perolehan 51 poin. Adapun pada musim ini, Brighton telah mengemas 55 poin dari 32 pertandingan.
“Kami belum meraih apapun. Kami masih memiliki lima-enam laga berat yang dimulai Senin (28/5) nanti melawan Everton,” kata De Zerbi.
Upaya Brighton mengejar jatah tampil kompetisi antarklub Eropa 2023-2024 akan menemui tantangan terjal. Si Burung Camar dinanti oleh tiga tim teratas, yakni Arsenal, Newcastle United, dan Manchester City.
Tak berdaya
MU dibuat tak berdaya oleh Brighton di Stadion Komunitas Amex. Tekanan blok pertahanan tinggi dengan skema penjagaan man-to-man menyulitkan pemain MU membangun serangan.
Empat pemain menyerang Brighton, yakni Facundo Buonanotte, Julio Enciso, Kauro Mitoma, dan Danny Welbeck tidak meninggalkan sepertiga akhir zona pertahanan MU ketika kehilangan bola. Selain itu, agresivitas dua pivot, Mac Allister dan Billy Gilmour, juga mampu meredam kombinasi operan MU yang melibatkan Casemiro dan Bruno Fernandes.
Welbeck pun lebih sering berperan sebagai pemain bernomor 10. Ia bertugas untuk menjemput bola di sepertiga tengah lapangan sebelum mengalirkan bola ke rekan-rekannya di posisi sayap, alih-alih menjadi poacher yang menunggu suplai bola dari timnya. Pada babak kedua, peran Welbeck digantikan oleh Deniz Undav.
Selain Welbeck, peran berbeda juga dilakukan Moises Caicedo, yang berposisi murni sebagai gelandang bertahan, ditempatkan sebagai bek sayap kanan. Kehadiran Caicedo bisa meredam akselerasi Marcus Rashford sekaligus memiliki kemampuan membantu serangan.
“Kami telah mencapai level dengan pemain yang tepat di posisi yang tepat. Saya tidak tidak akan melakukan perubahan,” ucap De Zerbi terkait peran berbeda beberapa pemain.
Dalam proses membangun serangan, pemain Brighton juga tetap tenang untuk lebih banyak memainkan operan-operan pendek di zona pertahanan sendiri demi memancing pemain MU menekan mereka. Ketika sudah banyak pemain Si Setan Merah masuk zona pertahanan sendiri, skuad Brighton akan memulai operan progresif yang mengarahkan bola ke arah sisi luar lapangan.
Sementara itu, Manajer MU Erik ten Hag kecewa dengan performa anak asuhannya. Ia menyayangkan beberapa pemain, seperti Antony, Rashford, dan Casemiro, yang gagal memanfaatkan peluang untuk mencetak gol.
“Seharusnya salah satu dari peluang itu bisa menjadi gol. Tetapi, jika tidak bisa mencetak gol, pemain tidak boleh juga kalah. Nyatanya, kami memberikan mereka gol yang disebabkan kehilangan sedikit fokus,” ujar Ten Hag dilansir BBC.
Ten Hag pun sejak pertengahan babak pertama beberapa kali melakukan protes kepada wasit keempat di sisi lapangan. Ia protes terhadap kontak-kontak fisik keras yang dilakukan pemain Brighton, tetapi tidak dianggap pelanggaran oleh sang pengadil pertandingan.
“Banyak tekel-tekel buruk yang kami terima, tetapi tidak ada peluit berbunyi. Ketika ada kontak yang biasa saja, (wasit) meniupkan peluit,” ucap Ten Hag.