Cedera sering memunculkan trauma pada atlet, termasuk petenis top dunia. Alexander Zverev bertanding di Monte Carlo Masters dengan bayang-bayang cedera parah engkel kanan saat tampil di semifinal Perancis Terbuka 2022.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MONTE CARLO, RABU - Sepuluh bulan setelah mengalami cedera parah di semifinal Grand Slam Perancis Terbuka, Alexander Zverev kembali ke lapangan tanah liat. Di tengah tuntutan khusus untuk bermain di lapangan tersebut, Zverev mencoba menghilangkan trauma atas cederanya.
Musim 2022, petenis Jerman itu tampil baik ketika bersaing di lapangan tanah liat yang setiap tahunnya berlangsung pada April hingga Juni. Dia mencapai semifinal turnamen ATP Masters 1000 Monte Carlo dan Roma, serta final di Madrid dalam turnamen dengan level yang sama.
Penampilannya, juga, cukup solid ketika tiba waktnya bersaing di Grand Slam Perancis Terbuka, ajang puncak untuk kejuaraan tanah liat. Dia menyingkirkan Carlos Alcaraz pada perempat final, lalu bertemu Rafael Nadal pada babak berikutnya.
Meski pernah tiga kali mengalahkan Nadal dari sepuluh pertemuan, performa Zverev saat itu menjadi yang terbaik. Apalagi, berhadapan dengan Nadal di Roland Garros, Paris, dinilai petenis dan mantan petenis sebagai tantangan terberat, tak hanya dalam tenis, melainkan di dunia olahraga secara umum.
Namun, Zverev mengalami nasib sial ketika pergelangan kaki kanannya terkilir pada skor 6-7 (8), 6-6. Dia tak hanya gagal menyelesaikan semifinal itu, melainkan juga harus absen dari turnamen hingga akhir 2022. Robekan pada beberapa ligamen membuat Zverev harus menjalani operasi.
Setelah momen itu, Monte Carlo Masters yang tahun ini berlangsung 9-14 April menjadi turnamen pertamanya di tanah liat. Dia melaju ke babak ketiga setelah mengalahkan Roberto Bautista Agut dengan skor 6-4, 6-4 pada babak kedua di Monte Carlo County Club, Rabu (12/4/2023).
Penampilannya lebih baik dibandingkan saat mengalahkan Alexander Bublik 3-6, 6-2, 6-4 pada babak pertama, ketika cedera parah di Roland Garros berada di benaknya. Trauma dengan cedera itu, petenis berusia 25 tahun tersebut tak leluasa bergerak dengan cara meluncur, gerakan yang harus dikuasai petenis di atas licinnya lapangan tanah liat.
“Biasanya, saya hanya membutuhkan lima hingga sepuluh menit untuk beradaptasi dalam pertandingan di tanah liat. Namun, kali ini berbeda. Cedera tahun lalu masih ada di kepala saya dan saya harus membiasakan diri kembali untuk meluncur di lapangan dengan nyaman,” kata Zverev yang akan berhadapan dengan Daniil Medvedev atau Lorenzo Sonego pada babak ketiga.
Cedera tahun lalu masih ada di kepala saya dan saya harus membiasakan diri kembali untuk meluncur di lapangan dengan nyaman.
Turut melaju ke babak ketiga adalah Casper Ruud dan Jannik Sinner, dua petenis yang termasuk dalam daftar lima besar dengan persentase kemenangan tertinggi turnamen tanah liat 2022. Ruud, yang tiba di Monte Carlo dengan gelar juara dari ATP 240 Estoril pada pekan lalu, akan berhadapan dengan Jan-Lennard Struff setelah mengalahkan Botic van de Zandschulp 7-5, 7-6 (1).
Adapun Sinner mendapat keberuntungan ketika lawannya, Diego Schwartzman, tak dapat menyelesaikan pertandingan karena cedera. Sinner menang 6-0, 3-1 dan akan melawan Hubert Hurkacz pada babak ketiga.
Kemenangan Buruk Djokovic
Sehari sebelumnya, Novak Djokovic memperoleh kemenangan buruk setelah absen dari turnamen selama dua bulan. Meski menang dua set, petenis nomor satu dunia itu dipaksa bekerja keras oleh petenis kualifikasi berperingkat ke-198 dunia, Ivan Gakhov, untuk melewati babak kedua setelah mendapat bye di babak pertama. Djokovic menang dengan skor 7-6 (5), 6-2.
Penampilan Djokovic di Lapangan Rainier III, sebagai lapangan utama di Monte Carlo County Cub, menjadi penampilan pertamanya setelah dia bermain di Dubai, pada Februari. Setelah itu, Djokovic tak dapat bertanding di Indian Wells dan Miami Masters karena tak memenuhi syarat untuk memasuki Amerika Serikat, yaitu pernah menerima vaksin Covid-19.
Pada masa istirahat dua bulan, Djokovic menjalani persiapan untuk musim kompetisi lapangan tanah liat dengan Grand Slam Perancis Terbuka, 28 Mei-10 Juni, sebagai puncaknya. Petenis Serbia itu mengincar gelar Grand Slam ke-23 untuk unggul satu gelar atas rivalnya, Nadal, yang absen di Monte Carlo karena cedera pinggul kiri.
Namun, Djokovic ternyata memerlukan waktu yang lebih lama untuk menemukan ritme bermain yang tepat. Meski memiliki pengalaman 22 kali menjuarai Grand Slam, bermain dalam latihan dan pertandingan tetap dirasakan berbeda oleh Djokovic. Meski bisa semua program latihan dijalani dengan baik, hal yang sama tak berlaku saat bertanding.
Petenis Serbia itu kehilangan servis terlebih dulu hingga lawannya unggul 4-3 pada set pertama. Meski bisa berbalik mencuri servis Gakhov, Djokovic tak dapat menghindari terjadinya tiebreak untuk memenangi set pembuka.
“Anda bisa menyebut kalau saya mendapat kemenangan yang buruk. Melawan petenis yang belum pernah dihadapi, memang selalu sulit. Kondisi berangin, juga, membuat saya kesulitan menemukan ritme yang tepat,” tutur Djokovic yang akan berhadapan dengan Lorenzo Musetti pada babak ketiga.
Setelah level permainan pada laga pertama di Monte Carlo tak sesuai harapan, Djokovic berharap performanya kian baik pada laga berikutnya. Apalagi, turnamen ini menjadi salah satu bagian persiapannya untuk mewujudkan target menjuarai Perancis Terbuka.
Absennya Nadal, sebagai pemilik 11 gelar juara di Monte Carlo, dan Alcaraz seharusnya memperluas peluang Djokovic untuk menjuarai Monte Carlo Masters ketiga kalinya setelah 2013 dan 2015.
Tanpa dua petenis Spanyol yang absen karena cedera itu, penghalang besar Djokovic adalah Stefanos Tsitsipas sebagai pemegang gelar juara dalam dua tahun terakhir. Petenis unggulan kedua itu memenangi babak kedua atas Benjamin Bonzi tanpa harus menyelesaikan pertandingan karena cedera yang dialami lawan. Tsitsipas menang 4-1. (AP/AFP)