Laga Carlos Alcaraz melawan Jannik Sinner menjadi pertemuan dua petenis yang tak kehilangan satu set pun untuk menuju perempat final Miami Masters. Di depan pendukung Fritz di negaranya sendiri, Alcaraz tampil dominan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MIAMI, KOMPAS - Melawan Taylor Fritz, petenis Amerika Serikat yang mendapat dukungan penuh penonton di stadion dan sedang dalam performa terbaik, Carlos Alcaraz tampil lebih baik. Untuk bisa tampil di laga puncak ATP Masters 1000 Miami yang bisa membawanya mempertahankan gelar juara, Alcaraz akan bertemu Jannik Sinner, petenis yang kerap menyulitkannya.
Laga Alcaraz melawan Fritz di Stadion Hard Rock, Miami, Florida, AS, Kamis (30/3/2023) waktu setempat, menjadi pertemuan kedua petenis yang tak kehilangan satu set pun dalam perjalanan menuju perempat final. Namun, Fritz tak bisa mengimbangi Alcaraz yang tiba di Miami dengan gelar juara ATP Masters 1000 Indian Wells, dua pekan lalu. Alcaraz menang dengan skor 6-4, 6-2.
“Saya sedikit cemas pada awal pertandingan, apalagi, itu menjadi pertemuan pertama dengan Fritz,” komentar Alcaraz. Persaingan Alcaraz melawan Fritz seharusnya berlangsung Rabu, tetapi ditunda sehari karena hujan.
Alcaraz berusaha mempertahankan performa pada level tinggi, yang diperagakan sejak babak kedua hingga keempat, terutama dengan tidak banyak membuat kesalahan. Groundstroke penuh tenaga juga menjadi kunci bagi petenis berusia 19 tahun itu untuk tiga kali mematahkan servis Fritz dari lima kesempatan.
Kedua petenis membuat 20 winner, tetapi Alcaraz membuat unforced error lebih sedikit, yaitu 13 dibandingkan Fritz dengan 28 kesalahan. "Tentu saja, saya senang dengan cara saya mengawali pertandingan. Saya harus bermain seperti pada pertandingan-pertandingan sebelumnya,” ujar petenis Spanyol itu.
Rekor nyaris sempurna
Dengan kemenangan atas Fritz, Alcaraz menambah statistik menang-kalah pada tahun ini menjadi 18-1. Satu-satunya kekalahan dialaminya dari Cameron Norrie pada final ATP 500 Rio de Janeiro, pada Februari lalu.
Alcaraz harus mempertahankan gelar juara Miami Masters untuk tetap berada pada puncak peringkat dunia. Jika itu terjadi, dia akan menjadi seperti Roger Federer, tunggal putra terakhir yang menjuarai Indian Wells dan Miami Masters secara beruntun pada 2017. Menyandingkan gelar juara pada dua ajang itu pada tahun yang sama disebut dengan istilah “sunshine double”.
Permainan saya tidak begitu bagus sebelum hujan. Penghentian pertandingan memang membantu saya untuk mendapat energi baru. (Daniil Medvedev)
Namun, sebelum berbicara tentang tantangan di final, dia harus berebut tiket final dengan Jannik Sinner yang menang atas Emil Ruusuvuori 6-3, 6-1. Sinner memiliki waktu istirahat sehari lebih lama karena bisa menyelesaikan perempat final tersebut pada Rabu, sebelum hujan menunda semua sisa pertandingan.
Petenis Italia itu selalu menjadi lawan berat Alcaraz dalam lima pertemuan lain, meski Alcaraz memenangi pertandingan terakhir, dua pekan lalu. Alcaraz menang dalam semifinal Indian Wells Masters, 7-6 (4), 6-3. Alcaraz unggul 3-2 dengan tiga pertemuan berlangsung dalam rubber sets.
“Saya beberapa kali bertemu Jannik pada tahap-tahap akhir turnamen. Itu artinya, dia bermain dalam level tinggi. Saya yakin, kami akan lebih bersaing pada masa depan. Saya tak sabar menanti perkembangan kami,” tutur Alcaraz.
Dalam catatan pertemuan kedua petenis, dalam laman resmi ATP, pertemuan pada babak awal hanya terjadi pada persaingan pertama, yaitu babak kedua Paris Masters 2021. Setelah itu, Alcaraz dan Sinner berjumpa pada babak keempat Grand Slam Wimbledon 2022, final ATP 250 Umag 2022, perempat final Grand Slam AS Terbuka 2022, dan semifinal Indian Wells Masters 2023.
Pemenang laga Alcaraz melawan Sinner akan bertemu pemenang semifinal lainnya antara dua petenis Rusia, Daniil Medvedev dan Karen Khachanov. Medvedev menghentikan kejutan Christopher Eubanks, petenis tuan rumah yang tampil sejak babak kualifikasi, dengan kemenangan 6-3, 7-5. SementaraKhachanov menang atas Francisco Cerundolo (Argentina) 6-3, 6-2.
Medvedev tertinggal 2-3 pada set pertama sebelum hujan menghentikan pertandingan. Saat laga berlanjut, 30 menit kemudian, dia merebut lima gim beruntun.
“Permainan saya tidak begitu bagus sebelum hujan. Penghentian pertandingan memang membantu saya untuk mendapat energi baru,” kata Medvedev yang meraih tiga gelar juara pada tahun ini.
Rybakina ke final
Adapun di sektor tunggal putri pada turnamen yang sama, dengan level WTA 1000, Elena Rybakina menjadi petenis pertama yang mendapatkan tempat di final. Menyelesaikan semifinal sehari lebih dulu dibandingkan kontestan lain, Rybakina mengalahkan andalan tuan rumah, Jessica Pegula, 7-6 (3), 6-4, pada semifinal.
Dalam perebutan gelar juara, petenis Kazakhstan kelahiran Rusia itu akan berhadapan dengan pemenang semifinal lain, Petra Kvitova melawan Sorana Cirstea. Semifinal tersebut akan berlangsung Jumat waktu setempat atau Sabtu waktu Indonesia.
Final nanti menjadi yang kedua beruntun bagi Rybakina setelah menjuarai WTA 1000 Indian Wells. Seperti Alcaraz, dia memiliki kesempatan meraih sunshine double seperti yang dilakukan tunggal putri nomor satu dunia, Iga Swiatek, pada 2022.
Tahun ini, Swiatek kalah pada semifinal Indian Wells dari Rybakina, lalu absen di Miami karena cedera. (afp)