Beralih dari lapangan keras yang lambat di Indian Wells ke lapangan keras yang cepat di Miami bukanlah masalah bagi Carlos Alcaraz. Dia selalu menang dua set untuk melaju ke perempat final di Miami Masters.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
MIAMI, SELASA — Setelah menjuarai turnamen ATP Masters 1000 Indian Wells, dua pekan lalu, Carlos Alcaraz beradaptasi dengan cepat pada turnamen ATP Masters 1000 berikutnya di Amerika Serikat, yaitu Miami Masters. Beralih dari lapangan keras berkarakter lambat ke cepat, dia pun selalu menang dengan cepat.
Alcaraz memenangi babak kedua hingga keempat masing-masing dalam dua set dengan durasi terlama 1 jam 36 menit. Dia mencapai perempat final setelah mengalahkan salah satu petenis tuan rumah, Tommy Paul, dengan skor 6-4, 6-4 pada Selasa (28/3/2023) malam waktu setempat atau Rabu dini hari waktu Indonesia. Pada perempat final, tunggal putra nomor satu dunia itu dinanti petenis AS lainnya, Taylor Fritz.
Alcaraz pernah berhadapan dan mengalahkan petenis NextGen yang lebih senior darinya, seperti Daniil Medvedev, Stefanos Tsitsipas, dan Felix Auger-Aliassime, tetapi belum pernah bertemu Fritz yang mengalahkan Holger Rune, 6-3, 6-4, pada babak keempat.
”Saya sangat antusias menjalani pertandingan itu (melawan Alcaraz). Saya pikir, banyak orang juga menantikannya karena itu akan menjadi laga menarik. Meski terkena cedera pada akhir tahun lalu hingga awal tahun ini, itu tak memengaruhi Carlos. Dia bermain sangat baik setelah cedera itu,” komentar Fritz dalam laman resmi ATP.
Di Miami, Fritz dalam misi meraih gelar kedua ATP Masters 1000 setelah menjadi juara di Indian Wells 2022 ketika mengalahkan Rafael Nadal dalam final. Jika berhasil meraih gelar juara, Fritz akan naik dari peringkat kesembilan menjadi keenam dunia.
Adapun Alcaraz masih berada dalam jalur tiga misi, yaitu mempertahankan gelar Miami Masters, menyandingkannya dengan gelar juara Indian Wells, dan mempertahankan posisi puncak peringkat dunia. Seandainya membawa kembali trofi juara di Miami, petenis berusia 19 tahun itu akan menjadi petenis termuda yang menjuarai Indian Wells dan Miami Masters secara beruntun, yang disebut dengan istilah ”Sunshine Double”.
Jika gagal menjadi juara, statusnya sebagai tunggal putra nomor satu dunia digantikan Novak Djokovic yang absen di Miami dan Indian Wells. Djokovic tak bisa memasuki AS karena tak pernah mendapat vaksin Covid-19.
Dalam pertemuan pertama Alcaraz dan Fritz pada Rabu malam waktu setempat, servis akan menjadi salah satu kunci untuk memperoleh poin dengan cepat. Lapangan keras di Stadion Hard Rock memantulkan bola dengan cepat dibandingkan di Indian Wells Tennis Garden sehingga servis menjadi pukulan penting.
Jika tak bisa melakukan servis dengan baik, lalu servis saya dipatahkan lawan, saya akan tertekan.
”Jika tak bisa melakukan servis dengan baik, lalu servis saya dipatahkan lawan, saya akan tertekan,” kata Fritz.
Selain servis, Alcaraz memiliki kemampuan lain yang bisa menjadi senjatanya untuk mengalahkan Fritz, seperti ketika menyingkirkan Paul. Gerakan Alcaraz sangat lincah untuk menutup setiap celah lapangan. Dia mengatur pola permainan hingga tiba saatnya melancarkan groundstroke eksplosif atau dropshot yang jatuh dekat net, hingga membuat Paul mati langkah.
”Saya bermain dengan sangat baik saat melawan Paul dan semoga bisa berada di level yang sama saat perempat final. Jika bisa bergerak, bertahan, dan melakukan serangan balik dengan baik, saya akan punya kesempatan untuk menang,” katanya.
Pemenang dari persaingan Alcaraz melawan Fritz akan bertemu pemenang laga lain, Jannik Sinner melawan Emil Ruusuvuori. Sinner mengalahkan Andrey Rublev, 6-2, 6-4, sedangkan Ruusuvuori menang atas Botic van de Zandschulp, 4-6, 6-4, 7-5.
Rybakina ke semifinal
Pada persaingan petenis putri dalam level WTA 1000, Elena Rybakina membutuhkan dua kemenangan lagi untuk meraih Sunshine Double. Dua pekan lalu, dia menjuarai Indian Wells setelah mengalahkan juara Grand Slam Australia Terbuka, Aryna Sabalenka, di final.
Dua kemenangan itu dibutuhkan Rybakina setelah memastikan diri ke semifinal seusai mengalahkan Martina Trevisan, 6-3, 6-0. Lawannya pada semifinal adalah pemenang perempat final antara Jesica Pegula dan Anastasia Potapova.
Rybakina mengakui bahwa penampilannya di Miami tak sebaik saat bersaing selama hampir dua pekan di Indian Wells. Dia menjalani dua laga pertama di Miami, babak kedua dan ketiga, dalam tiga gim. Dalam dua babak berikutnya, barulah juara Wimbledon 2022 itu bermain dengan lebih nyaman.
”Pergerakan saya di sini tak sebaik di Indian Wells. Banyak momen naik turun, tetapi secara keseluruhan rasanya tidak begitu buruk,” kata petenis Kazakhstan kelahiran Rusia itu.
Meski memiliki peluang menjuarai Indian Wells dan Miami secara beruntun, Rybakina tak menjadikan itu sebagai tekanan. ”Untuk meraih Sunshine Double harus melalui proses yang sulit dan tak banyak petenis yang bisa melakukannya. Selama di Miami ini, saya bahkan pernah hampir kalah. Jadi, itu bukan tekanan bagi saya. Yang harus saya lakukan adalah fokus pada setiap pertandingan,” lanjut petenis peringkat ketujuh dunia itu.
Seperti dikatakan Rybakina, menjuarai Indian Wells dan Miami dalam tahun yang sama tidaklah mudah. Apalagi, dua turnamen level tinggi dalam struktur turnamen profesional itu digelar beruntun selama sebulan. Di tunggal putri, hanya empat petenis yang mendapat Sunshine Double, yaitu Steffi Graf pada 1994 dan 1996, Kim Clijsters (2005), Victoria Azarenka (2016), dan Iga Swiatek (2022).
Adapun petenis terbaik yang tampil di Indian Wells dan Miami adalah Djokovic. Petenis Serbia itu meraih gelar beruntun sebanyak empat kali, pada 2011, 2014, 2015, dan 2016. Dia mengalahkan rivalnya, Roger Federer, yang mencapainya pada 2005, 2006, 2017. Sementara Nadal bahkan tak pernah menjadi juara di Miami.
Selain Djokovic dan Federer, tunggal putra lain yang mendapat Sunshine Double adalah Jim Courier (1991), Michael Chang (1992), Pete Sampras (1994), Marcelo Rios (1998), dan Andre Agassi (2001). (AFP)