Bintang baru mulai bermunculan di IBL musim ini, terutama pada seri Surabaya. Mereka memberikan asa regenerasi timnas basket.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lanjutan seri IBL di Surabaya seperti bisa mencerminkan wajah tim nasional bola basket pada masa depan. Banyak bintang muda memanggungkan potensi besar mereka sepanjang seri, termasuk Indonesia Patriots atau timnas muda yang akhirnya mampu bersinar tanpa pemain asing.
Seri 3 IBL telah rampung, ditutup dengan kemenangan Dewa United Banten atas West Bandits Solo 83-59 pada Sabtu (18/2/2023) di DBL Arena, Surabaya, Jawa Timur. Setelah tiga seri berlalu, peta persaingan tim tidak banyak berubah, terutama di papan atas klasemen.
Juara bertahan Satria Muda Pertamina Jakarta masih kokoh di puncak klasemen sementara dengan rekor sempurna, 11 menang dari 11 laga. Mereka menyapu bersih tiga laga di Surabaya, antara lain menang atas tim raksasa Pelita Jaya Bakrie Jakarta dan Prawira Harum Bandung.
Terlepas dari dominasi tim papan atas, ada banyak kejutan dari aksi para pemain muda. Salah satunya adalah guard Satria Muda, Antoni Erga (22), yang menjadi pahlawan kemenangan atas Prawira 88-83. Sang pemain cadangan memimpin tim dengan sumbangan 22 poin dan 6 rebound.
Erga berkali-kali mencetak poin dengan penetrasi ke dekat keranjang. Pemain setinggi 1,79 meter itu tidak gentar menghadapi kepungan musuh yang lebih tinggi darinya. Di laga tersebut, dia bersinar lebih terang dibandingkan dua guard timnas di Satria Muda, Hardianus Lakudu dan Widyanta Putra Teja.
Pelatih Satria Muda Youbel Sondakh mengungkapkan rasa kagum terhadap kesiapan pemain asal Pangkal Pinang itu. Dia siap diberikan tanggung jawab lebih meskipun hanya bermain 5 menit di laga sebelumnya versus Pelita Jaya. Adapun Erga bermain 22 menit melawan Prawira karena terus mencetak poin.
Buat saya, yang terpenting tetap siap setiap diberi kesempatan. (Sebagai cadangan) Harus bermain seefektif mungkin saat masuk ke lapangan.
”Buat saya, yang terpenting tetap siap setiap diberi kesempatan. (Sebagai cadangan) Harus bermain seefektif mungkin saat masuk ke lapangan. Tidak mau bermain tanpa melakukan apa-apa. Intinya saya terus belajar dari pemain-pemain hebat di tim ini,” kata Erga.
Wajar saja jika keterampilannya berkembang pesat musim ini. Erga merupakan salah satu pebasket muda yang dipilih manajemen timnas untuk menjalani pelatihan di Impact Basketball, Los Angeles, Amerika Serikat, pada Oktober-November 2022. Dia mendapat banyak ilmu dari kamp pelatihan.
Forward Bima Perkasa Jogja, Ikram Fadhil (24), juga tidak mau kalah. Dia bersinar dengan sumbangan dobel-dobel 31 poin dan 14 rebound untuk mengantar timnya menang dramatis lewat overtime atas Dewa United Banten, 94-93. Poin itu adalah yang terbanyak sepanjang karier Ikram di IBL.
Selain laga itu, Ikram juga telah menjadi pemain paling krusial untuk Bima Perkasa musim ini. Dia selalu diberikan kepercayaan bermain sejak awal laga oleh pelatih Efri Meldi. Dia adalah pencetak poin terbanyak kedua tim sejauh ini dengan rerata 13,3 poin, hanya kalah dari pemain asing Cameron Coleman (19,4 poin).
Ikram adalah salah satu alasan terbesar kebangkitan Bima Perkasa musim ini. Adapun mereka menempati peringkat ke-4 dengan rekor 9 menang dan 2 kalah. Catatan itu sudah melampaui pencapaian mereka musim sebelumnya, yang hanya menang 3 kali dari 22 laga dan menempati posisi buncit klasemen.
Menurut Meldi, Ikram adalah pemain masa depan timnas. Dia mampu bersaing langsung dengan mantan pemain timnas di Dewa United, Kaleb Ramot Gemilang, yang mencetak 29 poin. ”Ikram semakin konsisten di seri ini. Saya rasa itu tanda-tanda dia akan menjadi penerus Kaleb,” ujarnya.
Kaleb turut terkagum dengan kualitas Ikram dalam pertemuan pertama mereka musim ini. ”Dia tidak hanya punya keterampilan dan jago bermain saja, tetapi dia juga punya kualitas sebagai pemimpin tim. Itu yang tidak banyak dimiliki pemain lain. Dia bisa bawa Bima Perkasa lebih jauh,” tuturnya.
Adapun Erga dan Ikram belum pernah dipanggil untuk berlaga di timnas senior. Mereka baru pernah ikut serta dalam program Patriots. Sangat mungkin penampilan musim ini akan membawa mereka tampil di SEA Games Kamboja 2023.
Kemunculan pemain-pemain muda di IBL tidak terlepas dari peningkatan jumlah pertandingan musim ini, dari 22 laga menjadi 30 laga. Berkat itu, setiap tim selalu terlibat kompetisi selama sepekan dengan diselangi libur sepekan. Banyaknya laga juga membuat pelatih sering melakukan rotasi.
Di sisi lain, Patriots akhirnya meraih kemenangan pertama musim ini ketika bermain tanpa point guard asing, yaitu Jerome Beane Jr. Tim asuhan Pelatih Milos Pejic itu menaklukkan Amartha Hangtuah Jakarta 66-63. Aksi duo center Dame Diagne (18) dan Kelvin Sanjaya (22) menjadi kunci keberhasilan Patriots.
Dame mencetak dobel-dobel 24 poin dan 13 rebound. Kelvin yang menjalani laga pertama dengan Patriots, setelah ditransfer dari Satria Muda setelah seri 2, menyumbang 10 poin dari bangku cadangan. Keduanya memberi masalah di area dalam kepada Hangtuah.
Kemenangan itu cukup langka. Patriots sudah menang 6 kali dari 12 laga musim ini. Namun, kemenangan sebelumnya berasal dari kontribusi besar Beane. Adapun Beane yang merupakan calon pemain naturalisasi Indonesia adalah mesin skor tim dengan rerata 23,3 poin.
Pejic menilai, kemenangan atas Hangtuah memang diraih susah payah. Namun, setidaknya mereka bisa mempertahankan keunggulan bersama guard lokal, seperti Gege Wimbardi (18) dan Daniel Salamena (19). Selain itu, mereka juga mampu memaksimalkan keunggulan di area dalam dengan sosok Dame dan Kelvin. ”Ini adalah kemenangan besar untuk kami,” katanya.
Manajer timnas Jeremy Santoso mengatakan, tim untuk persiapan SEA Games akan berasal dari gabungan pemain Patriots dan pemain terbaik di IBL. Persiapan akan dilakukan mulai Maret 2023. Menurut rencana, mereka akan menjalani pelatihan di Australia demi target mempertahankan emas di Kamboja.