Semua mata tertuju kepada Satria Muda pada musim baru IBL. Tim juara bertahan itu masih menjadi kandidat terkuat peraih gelar juara musim 2023.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Liga Bola Basket Indonesia atau IBL dalam dua musim terakhir memperlihatkan Satria Muda Pertamina Jakarta kian meninggalkan para pesaingnya dari sisi kualitas hingga manajemen tim. Menjelang musim baru, semua tim di IBL pun seolah-olah menyatu untuk mengejar mereka.
IBL musim 2023 akan dibuka dengan duel West Bandits Solo versus Evos Thunder Bogor di GOR Merpati, Denpasar, Bali, Sabtu (14/1/2023). Bali, tuan rumah seri pertama, akan menggelar 30 pertandingan yang diikuti sebanyak 16 klub selama sepekan pada 14-21 Januari 2023.
Pada musim baru, Satria Muda masih menjadi ”gravitasi” terbesar seisi liga. Juara bertahan dua musim beruntun itu kembali difavoritkan meraih gelar musim ini. Mereka menunjukkan potensi untuk menyabet three-peat atau tiga gelar beruntun dengan persiapan matang selama pramusim.
Tim asuhan Pelatih Youbel Sondakh itu mempertahankan fondasi utama dari skuad juara musim lalu, seperti guard Hardianus Lakuku, forward Arki Wisnu, dan center asing Elijah Foster. Skuad mereka kian kuat berkat kedatangan point guard tim nasional, Widyanta Putra Teja, dari West Bandits.
Satria Muda memperkuat fondasi sambil meremajakan skuad. Beberapa pemain pelapis veteran, seperti forward Kevin Yonas Sitorus dan Rizal Falconi, pergi. Namun, mereka telah menyiapkan pengganti sepadan, Ali Bagir (22). Dua musim terakhir, forward berbakat itu bergabung dalam proyek Indonesia Patriots.
Dengan skuad stabil nan mewah itu, Satria Muda terbilang tanpa celah. Namun, Youbel mengatakan, timnya masih terus beradaptasi, terutama dengan Allen J West, center asing baru yang menggantikan peraih Most Valuable Player (MVP) final musim lalu, Brachon Griffin.
”Kami percaya akan proses. Sudah banyak catatan teknis dan nonteknis. Kami sudah siap untuk memulai laga Sabtu nanti,” kata Youbel jelang laga versus Patriots, Sabtu sore.
Di antara 15 tim pesaing, Pelita Jaya Bakrie Jakarta menjadi penantang paling serius. Mereka tampak sudah siap membalaskan kekalahan di final pada dua musim terakhir. Pelita menjuarai Piala Indonesia 2022, November lalu. Di final turnamen pramusim itu, mereka mengalahkan Satria Muda.
Kata Andakara Prastawa, kapten Pelita Jaya, timnya kian dewasa di Piala Indonesia. Namun, mereka sama sekali belum puas dengan gelar juara dari turnamen khusus pemain lokal itu. Target utama mereka adalah menumbangkan Satria Muda di IBL. ”Tujuan kami sebenarnya juara IBL,” tuturnya.
Pelita hadir dengan wajah berbeda. Mereka dipimpin Djordje Jovicic, pelatih asing asal Serbia yang menggantikan Fictor Roring. Ia membawa banyak pengalaman dari Eropa, salah satunya pernah menjabat asisten pelatih timnas Serbia U-20.
Menariknya lagi, Pelita Jaya akan kembali diperkuat guard timnas Indonesia, Agassi Goantara (23). Ia absen musim lalu karena kuliah di Spanyol. Terakhir kali tampil di IBL, ia turut mengantar Pelita Jaya menjadi runner-up musim 2021.
Sebanyak 8 dari 16 klub IBL memakai pelatih asing. Jumlah pelatih asing itu adalah yang terbanyak sepanjang sejarah IBL.
Persaingan musim ini akan lebih kompleks karena berlangsung lebih lama. Setiap tim akan bertanding 30 kali pada musim reguler, 8 laga lebih banyak dari musim lalu. Jumlah laga itu adalah yang terbanyak dalam lima musim terakhir.
Tim-tim lainnya pun terus berbenah. Sebanyak 8 dari 16 klub IBL memakai pelatih asing. Jumlah pelatih asing itu adalah yang terbanyak sepanjang sejarah IBL. Adapun empat pelatih akan menjalani debut pada musim ini, yaitu Jovicic, N Pacevicius (West Bandits), Sung Jaesik (Elang Pacific Caesar Surabaya), dan Predag Lukic (Mountain Gold Timika).
Perubahan peraturan pemain asing juga bisa menjadi faktor pengubah peta persaingan. Satu dari dua pemain asing bisa memiliki tinggi lebih dari 2 meter. Sebelumnya, setiap klub bisa memiliki dua pemain asing, tetapi dengan batas tinggi 2 meter.
Sementara empat tim baru pada musim lalu akan menjalani musim kedua mereka, salah satunya adalah Rans PIK Basketball yang tampak lebih siap setelah mampu lolos ke playoff musim lalu. Mereka merekrut dua pemain timnas muda Indonesia, Ida Bagus Ananta dan Karl Patrick Gloria.
”Kami sudah siap untuk meroket. Musim lalu, kami berhasil menjadi satu-satunya tim baru yang bisa lolos ke 8 besar. Prestasi itu sangat baik. Buat kami, semangatnya pada 2023 agar prestasi itu bisa naik lagi,” ujar pemilik Rans, Raffi Ahmad.