Guardiola Menjinakkan Badai ”The Citizens”
Di tengah badai yang menerpa Manchester City, Pep Guardiola muncul di konferensi pers dan menjadi tameng atas tuduhan pelanggaran yang dilakukan klub.
MANCHESTER, SABTU — Manchester City bagai disergap badai bertubi-tubi dalam sepekan terakhir. Mulai dari isu keretakan ruang ganti, tren penurunan performa, sampai puncaknya dugaan pelanggaran laporan keuangan. Beruntung, mereka memiliki manajer berkelas seperti Josep Guardiola.
Kondisi di City penuh ketidakpastian setelah Liga Inggris mengumumkan hasil investigasi selama empat tahun terakhir, awal pekan ini. ”The Citizens” diduga memalsukan laporan keuangan selama sembilan musim, 2009-2018, untuk terhindar dari pelanggaran financial fair play (FFP).
Baca juga: Angin Perubahan Berembus di Manchester
City menghadapi potensi hukuman sangat berat jika dugaan itu terbukti, mulai dari pengurangan poin hingga dilarang mengikuti liga. Sorotan besar pun tertuju jelang laga pertama mereka setelah dugaan pelanggaran. City akan menjamu Aston Villa di Stadion Etihad pada Minggu (12/2/2023) pukul 23.30 WIB.
Guardiola muncul ke publik untuk pertama kali dalam konferensi pers, sehari jelang laga. Di tengah badai besar klub, pria berusia 52 tahun itu datang dengan senyuman lebar dan langsung menyapa para awak media. Dia tampak tenang dan sudah siap menjawab segudang pertanyaan yang menanti.
Seperti diduga, pertanyaan pertama adalah soal dugaan pelanggaran City. Guardiola serius mendengarkan sambil tersenyum kecil, seperti sudah tahu harus menjawab apa. Saking tenangnya, dia sempat mengungkapkan belasungkawa terhadap korban gempa Turki dan Suriah sebelum menjawab.
Di kasus sebelumnya (UEFA), klub kami pernah membuktikan tidak bersalah. Lalu, mengapa kami tidak berpikir hal serupa akan terjadi di tengah tuduhan dan kutukan kepada tim ini.
”Pandangan pertama saya adalah kami sudah dikutuk dengan apa yang terjadi pekan ini. Di kasus sebelumnya (UEFA), klub kami pernah membuktikan tidak bersalah. Lalu, mengapa kami tidak berpikir hal serupa akan terjadi di tengah tuduhan dan kutukan kepada tim ini,” tutur Guardiola.
Baca juga: Babak Baru Dugaan Pelanggaran Finansial Manchester City
Adapun City juga pernah menghadapi tuduhan pelanggaran regulasi FFP selama musim 2012-2016 oleh UEFA pada 2020. Namun, mereka berhasil terhindar dari segala hukuman dan tuduhan setelah banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Guardiola tampak begitu yakin membentengi City dari kasus terbaru kali ini. Padahal, dia sempat berkata pada akhir musim lalu, dia akan mengundurkan diri sebagai manajer jika City tidak jujur soal masalah keuangan kepadanya.
Saat ini, manajer yang terikat kontrak hingga 2025 itu berkomitmen sepenuhnya dengan City. ”Saya tidak akan berpindah dari kursi ini. Saya bisa menjamin itu. Saya ingin bertahan lebih dari sebelumnya. Saya yakin kami akan terbukti tidak bersalah,” lanjutnya.
Dugaan pelanggaran itu hanyalah puncak dari masalah City musim ini. Ruang ganti mereka dikabarkan retak. Salah satu pertandanya adalah kepindahan tiba-tiba bek Joao Cancelo ke Bayern Muenchen pada jendela transfer musim dingin. Cancelo mengaku ada masalah dengan sang manajer.
Baca juga: Kontradiksi dari Dominasi Haaland
Ruang ganti kurang kondusif juga yang dipercaya menjadi penyebab inkonsistensi The Citizens musim ini, seperti saat takluk dari Tottenham Hotspur di laga terakhir. Sementara itu, masih menjadi teka-teki mengapa gelandang bintang Kevin De Bruyne dicadangkan oleh Guardiola dalam laga penting itu.
Di satu sisi, tuduhan pelanggaran bisa semakin merusak atmosfer ruang ganti. Namun, Guardiola percaya kasus itu adalah berkah terselubung bagi mereka. Para pemain berkomitmen mengembalikan pembicaraan di luar tentang prestasi dan performa di lapangan, bukan masalah di luar lapangan.
”Kami berlatih seperti biasa dan akan mencoba untuk menaklukkan Villa. Mengapa kami harus terdistraksi? Saya percaya pemain kami akan melakukan tugasnya untuk menjawab kebisingan ini. Kami akan berjuang di lapangan dan pengacara di pengadilan,” pungkas Guardiola.
Meskipun begitu, misi City kembali ke jalur kemenangan tidak akan mudah. Villa datang dengan rekor tandang mentereng. Mereka berhasil memenangi tiga laga tandang terakhir, salah satunya menghadapi Spurs. Manajer Villa, Unai Emery, agak bingung dengan tren itu.
Baca juga: Gol Monumental Harry Kane Datang Tepat Waktu
”Sangat aneh, karena pada awalnya kami kesulitan meraih poin saat bertandang, tetapi akhir-akhir ini justru lebih mudah (dibandingkan di kandang). Kami sangat kompetitif di markas lawan. Kami ingin mengulang hal serupa Minggu nanti,” kata Emery.
Salah satu faktor terbesar tren positif Villa saat bertandang adalah pertahanan kokoh mereka. Villa hanya kemasukan satu gol dari tiga laga tandang terakhir mereka. Adapun mereka akan kembali datang ke Stadion Etihad bersama kiper peraih trofi Piala Dunia bersama tim nasional Argentina, Emiliano Martinez.
Di sisi lain, City adalah tim kandang terbaik pada musim ini dengan raihan 28 poin dari 11 pertandingan. Mereka yang dipimpin penyerang bintang Erling Haaland juga menjadi tim paling produktif dengan rerata 3,4 gol saat tampil di depan pendukung sendiri.
Strategi Guardiola di laga nanti masih menjadi teka-teki. Tidak ada yang bisa mengerti keinginan sang manajer saat ini. Seperti versus Spurs, dia bermain dengan formasi dua penyerang tengah 4-4-2 dari biasanya 4-2-3-1 atau 4-3-3. Dia juga memainkan pemain remaja, Rico Lewis, untuk pertama kali sebagai bek sayap kiri. (AP/REUTERS)