Babak Baru Dugaan Pelanggaran Finansial Manchester City
Kasus dugaan pelanggaran finansial kembali menghujam Menchester City. Berbeda dengan kasus "Financial Fair Play" dengan UEFA, City kemungkinan besar tidak bisa terbebas dari hukuman Premier League.
MANCHESTER, SELASA – Setelah sempat terbebas dari hukuman Financial Fair Play dari otoritas sepak bola Uni Eropa (UEFA) pada 2020, Manchester City kembali mendapat “serangan” atas dugaan pelanggaran finansial oleh operator Liga Inggris, Premier League. Tak tanggung-tanggung, Premier League menyelidiki City atas dugaan lebih dari 100 pelanggaran keuangan dalam kurun waktu 2009 hingga 2018.
Dalam laman resmi, Senin (6/2/2023), Premier League mengumumkan telah menemukan dugaan pelanggaran yang dilakukan City dengan membuat berbagai laporan keuangan yang tidak sesuai dengan pengeluaran sesungguhnya.
Jumlah dugaan pelanggaran City itu terdiri dari 50 pelanggaran terkait akurasi informasi keuangan pada durasi musim 2009-2010 hingga 2017-2018, 25 pelanggaran terkait keuntungan dan kesinambungan finansial pada 2015-2016 hingga 2017-2018, dan delapan pelanggaran remunerasi manajer pada 2009-2010 dan 2012-2013. Kala itu, City ditangani Roberto Mancini yang mempersembahkan trofi Liga Inggris musim 2011-2012.
Baca juga : Kontradiksi dari Dominasi Haaland
Satu poin pelanggaran City lainnya ialah 30 pelanggaran terkait tidak kooperatif pada penyelidikan yang dilakukan Premier League. Proses penyelidikan itu dimulai Premier League pada Desember 2018 hingga awal 2023.
Secara resmi, Premier League membuka kasus dugaan pelanggaran finansial “The Citizens” pada Maret 2019. Melalui proses investigasi itu, Premier League telah menemukan berbagai pelanggaran aturan keuangan liga yang dilakukan City.
Dalam kurun waktu adanya dugaan pelanggaran finansial itu, City telah memenangkan tiga trofi Liga Inggris. Adapun setelah 2018, City adalah tiga kali kampiun Inggris dalam empat musim terakhir.
“Manchester City terkejut dengan dikeluarkannya dugaan pelanggaran regulasi Premier League, terutama mengenai keterlibatan yang luas dan materi detail terperinci yang telah disediakan EPL (English Premier League),” bunyi pernyataan klub, Senin malam WIB.
Jika terbukti bersalah dalam penyidikan komisi independen bentukan Premier League, maka City berpeluang dijatuhi dua hukuman berat, yaitu dikeluarkan dari Liga Primer—kompetisi kasta tertinggi Ingggris—dan pengurangan poin.
Lebih lanjut, City berkomitmen untuk terbuka dalam penyidikan kasus dugaan pelanggaran finansial itu yang bakal dilakukan Premier League melalui pembentukan komisi independen. Klub yang bermarkas di Stadion Etihad itu menyiapkan berbagai bukti untuk mendukung posisi mereka yang tidak bersalah dalam dugaan pelanggaran itu.
Untuk penyidikan selanjutnya, Premier League membentuk komisi independen dengan persetujuan dari 19 klub anggota. Komisi independen itu akan dipilih oleh Murray Rosen KC, Ketua Panel Yudisial Premier League.
Komisi itu akan terdiri dari tiga orang panel dan 15 anggota. Selain itu, bakal ada pula komisi banding beranggotakan enam orang yang akan bertugas setelah putusan komisi independen dikeluarkan. Alhasil, City tidak bisa melakukan banding di Pengadilan Arbitrase Olahraga seperti yang mereka tempuh untuk banding dari hukuman Financial Fair Play (FFP) dari UEFA.
Baca juga : Skandal Keuangan Palsu Benamkan Juventus dalam Memori Kelam Calciopoli
“Proses (penyidikan) komisi akan dirahasiakan dan disidangkan secara privat. Di bawah aturan Premier League, putusan akhir komisi akan dipublikasikan di laman situs Premier League,” ungkap Premier League kemudian.
Dua ancaman hukuman
Dugaan pelanggaran finansial City itu awalnya diungkap oleh media Jerman, Die Spiegel, pada 2018, yang menerbitkan berbagai surel anggota direksi City yang diretas oleh peretas asal Portugal, Rui Pinto. Tidak hanya petinggi City, Pinto juga meretas surel sejumlah klub dan agen sepak bola.
Jika terbukti bersalah dalam penyidikan komisi independen bentukan Premier League, maka City berpeluang dijatuhi dua hukuman berat, yaitu dikeluarkan dari Liga Primer—kompetisi kasta tertinggi Ingggris—dan pengurangan poin.
Selain itu, ada pula ancaman hukuman denda yang membayangi The Citizens. Dalam aturan Premier League tidak ada klausul hukuman “pencopotan trofi liga” yang telah diraih City dalam beberapa musim terakhir.
Kieran Maguire, pakar finansial sepak bola, menilai, City akan kesulitan untuk keluar dari hukuman dari Premier League. Hal itu berbeda dengan banding yang diterima CAS atas hukuman dua tahun larangan tampil di Liga Champions yang dijatuhkan UEFA, 2020 lalu.
Baca juga : Gurita Skandal Juventus Bisa Menjerat Banyak Pemain, Termasuk Cristiano Ronaldo
“Perbedaan utama antara Premier League dan UEFA adalah UEFA memiliki batasan durasi waktu investigasi selama lima tahun (terakhir), sedangkan Premier League tidak terikat batasan waktu itu,” kata Maguire kepada Sky Sports.
Terkait hukuman yang akan menimpa City, Maguire menegaskan, hukuman poin hanya akan berlaku pada kompetisi yang berjalan ketika putusan dikeluarkan.
“Pengurangan poin akan dilakukan di musim saat ini. Jadi, jika mereka (City) ditemukan bersalah di musim selanjutnya, maka pada musim itu pengurangan poin diberlakukan,” ucap Maguire.
Lebih lanjut, menurut Maguire, degradasi dari Liga Primer adalah hukuman yang sangat ekstrem. Hukuman itu, tambahnya, bisa diberikan apabila City benar-benar terbukti melakukan mayoritas dari lebih dari 100 dugaan pelanggaran itu.
Jika komisi bentukan Premier League bisa merampungkan penyidikan sebelum bulan Mei ini, maka City berpeluang keluar dari persaingan titel juara. Bahkan, mereka juga bisa terlempar dari zona Liga Champions Eropa.
Kasus City itu serupa dengan kasus plusvalenza yang melibatkan Juventus di Liga Italia. Juve pun telah menjalani pengurangan 15 poin di musim ini serta sanksi larangan beraktivitas sepak bola untuk 10 mantan anggota direksi Juve, termasuk eks presiden klub, Andrea Agnelli.
Atas dasar itu, jika komisi bentukan Premier League bisa merampungkan penyidikan sebelum bulan Mei ini, maka City berpeluang keluar dari persaingan titel juara. Bahkan, mereka juga bisa terlempar dari zona Liga Champions Eropa.
Hingga pekan ke-22 Liga Inggris, City memiliki 45 poin dan tertinggal lima poin dari Arsenal yang menduduki puncak klasemen. Mereka hanya berselisih tiga poin dari Manchester United, rival sekotanya, yang duduk di posisi ketiga. (AFP)