Para klub Inggris harus segera menemukan kembali ritme bermain setelah Piala Dunia. Jarak singkat antara Piala Dunia dan liga domestik menyulitkan mereka.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
MANCHESTER, KAMIS – Beberapa klub Inggris sudah harus berlaga di Piala Liga Inggris, hanya empat hari setelah final Piala Dunia Qatar 2022. Tim seperti Manchester United dan Brighton Hove Albion yang mengirim banyak pemain ke Qatar, masih kesulitan mencari ritme terbaik dengan kondisi skuad serba terbatas.
MU melaju ke perempat final Piala Liga setelah menang atas Burnley 2-0 di Stadion Old Trafford, Kota Manchester, Kamis (22/12/2022) dini hari WIB. Dalam laga pertama setelah jeda Piala Dunia itu, mereka tidak diperkuat dua bek tengah utama, yaitu Lisandro Martinez dan Raphael Varane.
Martinez (Argentina) dan Varane (Perancis) belum kembali ke klub seusai final Piala Dunia, Minggu lalu. Mereka masih berlibur. Pelatih Erik ten Hag bahkan tidak mengetahui kapan mereka kembali, terutama Martinez. “Selebrasi juara masih berlangsung di Argentina. Jadi kita lihat lagi nanti,” ucapnya.
Keterbatasan skuad MU saat ini sudah diperkirakan sebelumnya. Sebab, Piala Dunia Qatar berlangsung pada pertengahan musim kompetisi Liga Inggris. Jeda antara Piala Dunia dan Liga Inggris pun hanya sekitar sepekan. Biasanya berjarak sekitar sebulan.
Jadwal 16 besar Piala Liga memaksa skuad “Setan Merah” tampil lebih awal. Akibat itu, MU terpaksa memainkan gelandang bertahan Casemiro sebagai bek tengah di laga kemarin. Beruntung, kesalahan koordinasi lini pertahanan MU yang cukup banyak gagal dimanfaatkan penyerang tim tamu Ashley Barnes.
Ten Hag berkata sebelum laga, akan sulit menyatukan kembali tim dalam waktu singkat seusai kembali dari timnas selama sekitar 6 pekan. Para pemain telah terpengaruh gaya bermain timnas masing-masing. Persoalan adaptasi itu pun terbukti versus Burnley. Ten Hag masih melihat banyak kekurangan.
Saya pikir selalu sulit untuk menemukan ritme setelah jeda. Burnley lawan yang sulit. Kami menyudahi laga dengan cukup baik, tetapi pastinya masih banyak yang harus dikerjakan. Kami harus berkembang lebih banyak lagi (jelang Liga Inggris).
“Saya pikir selalu sulit untuk menemukan ritme setelah jeda. Burnley lawan yang sulit. Kami menyudahi laga dengan cukup baik, tetapi pastinya masih banyak yang harus dikerjakan. Kami harus berkembang lebih banyak lagi (jelang Liga Inggris),” ujar Ten Hag.
MU cukup kesulitan menghadapi tim lawan yang berasal dari satu kasta lebih rendah, Divisi Championship. Para pemain sering menciptakan kesalahan mendasar, seperti umpan dan kontrol bola. Terbukti, umpan sukses tim tuan rumah bahkan kalah dari Burnley, 82 persen – 84 persen.
Namun, MU berhasil menang karena keunggulan kualitas individu. Lima pemain yang belum lama kembali dari Qatar diturunkan sejak awal laga, seperti gelandang Bruno Fernandes dan penyerang Marcus Rashford. Keduanya meneruskan penampilan apik di Qatar dengan terlibat dalam dua gol MU.
Fernandes yang menghasilkan 2 gol dan 3 asis bersama Portugal di Piala Dunia, menginspirasi gol pembuka MU. Dia menciptakan umpan terobosan kepada bek sayap Aaron Wan-Bissaka yang berujung gol Christian Eriksen. Rashford yang mencetak 3 gol untuk Inggris, turut menyumbang 1 gol cemerlang lewat aksi dribel individu dari tengah lapangan.
Rashford mengatakan, kegagalan Inggris di Piala Dunia memang mengecewakan. Namun, dia tidak mau larut dalam kegagalan itu. Setelah mendapatkan standing ovation lawan Burnley, dia langsung menatap pertandingan Liga Inggris versus Notthingham Forest, Rabu depan. “Tidak ada waktu untuk mengasihani diri sendiri,” tegasnya.
Keterbatasan serupa dialami Brighton. Mereka gugur dari Piala Liga seusai ditaklukkan tim divisi ketiga Charlton Athletic lewat adu penalti, 3-4. Brighton yang mengirim tujuh pemain ke Qatar, tidak mampu mencetak satu gol pun selama 90 menit. Pelatih Roberto De Zerbi belum berani menurunkan seluruh pemain utama sejak menit awal.
Brighton hanya memainkan Moises Caicedo dan Tariq Lamptey sebagai pemain mula. Pemain di Piala Dunia lain, seperti Kaoru Mitoma dan Leoandro Trossard baru masuk pada paruh kedua. Mereka unggul penguasaan bola, 77,3 persen, dan menghasilkan 18 tembakan, tetapi masih belum menemukan ritme untuk mencetak gol.
“Saya meminta maaf kepada para pendukung atas hasil ini karena kami ingin menang dan melaju ke perempat final. Kami bermain bagus, tetapi tidak fantastis. Terbukti penampilan itu tidak cukup membawa kami menang. Kami membuat cukup banyak kesalahan. Tiga atau empat kali kami bisa mencetak dengan mudah, tetapi gagal,” kata De Zerbi.
Persiapan tambahan
Saat Piala Dunia bergulir, tim-tim di Liga Inggris sibuk melanjutkan persiapan dengan pemain seadanya. Seperti MU, mereka membawa skuad tersisa dan pemain akademi untuk berlatih dalam cuaca hangat di Cadiz, Spanyol. Mereka sempat menjalani dua laga uji coba, kalah dari Cadiz 2-4 dan Real Betis 0-1.
Program itu membawa kesiapan lebih untuk para pemain “Setan Merah”. Salah satunya Wan-Bissaka yang pertama kali menjadi pemain mula di bawah rezim Ten Hag. Adapun sang bek sayap lebih banyak menghabiskan waktu di ruang perawatan sejak awal musim.
Wan-Bissaka tampil cukup solid dengan menyumbang satu asis. Dia juga bisa membatasi serangan Burnley di sisi kanan pertahanan MU. Tim lawan terpaksa lebih banyak menyerang dari sisi kiri yang ditempati bek sayap Tyrell Malacia.
“Pastinya (Wan-Bissaka tampil bagus). Kami merindukannya setelah tidak bisa tampil di 14 laga awal Liga Inggris. Kami butuh kedalaman di skuad ini. Selain itu, kami juga butuh pemain yang unjuk gigi saat diberikan kesempatan. Dia datang dengan persiapan yang baik dan tampak sudah siap di paruh kedua musim ini,” puji Ten Hag.
Bek sayap kanan menjadi salah satu masalah MU pada paruh pertama musim. Ten Hag hanya bisa mengandalkan bek sayap Portugal Diogo Dalot. Adapun jurnalis spesialis transfer, Fabrizio Romano, sempat mengabarkan Ten Hag berupaya mendatangkan pemain di posisi tersebut pada Januari nanti. (AP/REUTERS)