Brasil berusaha mengubah ekspektasi dari juara Piala Dunia 2022 menjadi momen penuh kebahagiaan. Mereka menikmati setiap momen selama berada di Qatar.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Sekilas, ketika berada di pusat latihan tim Brasil yang berada di Klub Olahraga Al Arabi, Doha, Qatar, ibarat tengah berada di kompleks taman bermain. Keriuhan terdengar dari ruang ganti pemain yang berada di dalam Stadion Grand Hamad.
Ketika turun dari mobil pun pemain Brasil langsung nyanyi bersama. Nyanyian berbahasa Portugis itu terdengar hingga mereka masuk ke ruang ganti stadion untuk mempersiapkan diri sebelum berlatih.
Pada latihan resmi mereka jelang menghadapi Swiss, Minggu (27/11/2022) sore lalu, hanya Neymar Jr dan Danilo yang tidak terlihat karena didekap cedera. Tanpa Neymar, yang selama ini memimpin tim ”parade” kecil skuad Brasil, tim itu sebagai gantinya dipimpin oleh Richarlison bersama bek sayap veteran, Dani Alves.
Tak jelas lagu apa yang mereka dendangkan. Apalagi mereka bernyanyi tanpa memedulikan suara merdu karena beberapa pemain cenderung bernyanyi dengan berteriak. Bahkan, beberapa dari mereka bernyanyi sembari tertawa.
Suara para pemain Brasil itu pun terdengar hingga ke tribune media yang berada di dalam stadion. Ketika suasana sudah sunyi, Kompas bersama puluhan wartawan lain yang mayoritas berasal dari Brasil sudah tahu bahwa semua pemain telah fokus mempersiapkan diri untuk berlatih.
”Kami menghadapi Piala Dunia ini dengan sangat fokus dan serius. Tetapi, tim saya punya waktu untuk bersenang-senang dan menikmati momen mereka tampil di Piala Dunia,” ucap Pelatih Brasil Tite.
Ketika waktu berlatih tiba pukul 16.15, semua pemain sudah siap berada di lapangan. Kembali lagi keceriaan menjadi bumbu dari fokus tingkat tinggi pemain Brasil ketika berlatih.
Pemain Brasil memulai latihan dengan permainan rondo dengan menggunakan lingkaran lapangan di stadion yang berkapasitas sekitar 13.000 penonton itu. Tiga pemain mengejar bola yang saling dioper oleh 18 pemain lain.
Tidak ada momen salah oper yang dilakukan pemain tim ”Selecao”. Mereka memamerkan tingkat akurasi operan level tinggi.
Baik bola dengan kecepatan tinggi atau sedang, setiap pemain bisa mengendalikan bola dengan sentuhan pertama yang apik. Tiga pemain yang bertugas mengejar bola amat kesulitan mengejar.
Fabinho, gelandang bertahan, misalnya, sempat dipermalukan Rodrygo Goes, yang mengoper dengan melewatkan bola di antara kedua kakinya atau dikenal sebagai nutmeg. Aksi itu membuat Rodrygo dipeluk oleh rekannya di Real Madrid, Eder Militao, dan mereka saling berpelukan sambil menyaksikan Fabinho kelimpungan mengejar bola.
Setelah mendapat aba-aba untuk pindah ke sisi lain lapangan dan menjalani menu latihan lain, mereka langsung berlari bersama. Hanya dalam hitungan tiga detik, pemain Brasil sudah menjalani metode latihan sundulan dan antisipasi bola udara.
Kami menghadapi Piala Dunia ini dengan sangat fokus dan serius. Namun, tim saya punya waktu untuk bersenang-senang dan menikmati momen mereka tampil di Piala Dunia.
Sebanyak 21 pemain outfield yang tersedia langsung membagi diri menjadi empat kelompok. Empat pelatih melempar bola yang disambut sundulan oleh pemain di setiap kelompok kecil tersebut.
Seusai menjalani sesi latihan itu, mereka sempat rehat sejenak untuk bercengkerama dan minum. Tawa kembali terlihat. Kemudian, mereka kembali fokus menjalani latihan taktik yang langsung dipandu Tite.
Serba kuning
Pusat latihan yang digunakan Brasil adalah milik salah satu tim tertua di Qatar, yaitu Al Arabi. Pemilik tujuh gelar Liga Qatar itu berdiri pada 1952.
Adapun Stadion Grand Hamad diresmikan pada 32 tahun lalu atau 1990. Selain klub sepak bola, Klub Olahraga Al Arabi juga memiliki tim cabang lain, seperti bola basket, bola tangan, bola voli, dan futsal.
Selama Piala Dunia, warna merah yang menjadi identitas Al Arabi ditutup sementara oleh berbagai atribut kuning khas Selecao. Di setiap sudut ada foto-foto skuad Brasil.
Kemudian, Brasil menyulap stadion dalam ruangan (indoor) di kompleks itu untuk menjadi ruang media. Latar dinding semipermanen di ruang media diberi warna biru yang juga kerap digunakan Brasil untuk kostum tandang.
Ketika memasuki ruang media itu, jurnalis disambut foto bersama tim Brasil setelah mereka mengalahkan Kolombia di kualifikasi Piala Dunia Zona Conmebol, November 2021.
Bagi media yang meliput latihan mereka, Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF) menyediakan kue kering, kopi, minuman bersoda, dan air mineral. Di dalam pusat media itu terdapat meja dan kursi yang bisa menampung puluhan media.
Jarak Stadion Grand Hamad dengan tempat penginapan Brasil sangat dekat, sekitar 4 menit perjalanan. Dua lokasi itu berada di pusat kota Doha. Tim nasional Brasil menginap di Hotel Westin Doha yang berada di Jalan Salwa, Distrik Fereej bin Mahmoud, Doha. Di dalam hotel bintang lima itu tersedia pusat kebugaran dan kolam renang luar ruangan untuk penggunaan tamu hotel.
Kisaran harga kamar per malam di hotel itu mulai dari 617 riyal Qatar atau sekitar Rp 2,67 juta. Jika ingin bermalam seperti kamar yang disewa timnas Brasil, pengunjung perlu bersiap mengeluarkan uang 24.000 riyal Qatar (Rp 103,75 juta) per malam.
Daya tarik di kamar itu ialah pemandangan kawasan pusat kota Doha, seperti Msheireb dan Souq Waqif. Selain itu, timnas Brasil hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit untuk menuju empat stadion Piala Dunia yang berada di kota Doha, seperti Stadion Al Thumama, Stadion 974, Stadion Education City, dan Stadion Internasional Khalifa.
Dari perjalanan singkat menyaksikan skuad Selecao di pusat latihan, mereka menunjukkan hidup memang harus seimbang. Perlu serius, tetapi jangan lupakan mencari kebahagiaan.
Pesan itu pun tertulis di ruang ganti Stadion Grand Hamad, ”Concentracao e Aproveite”, atau ”Berkonsentrasi dan Nikmatilah”.