Bungkam Kritik, Messi dan Mbappe di Puncak Dunia
Lionel Messi, Kylian Mbappe, dan Robert Lewandowski hanya butuh satu kedipan mata untuk membungkam mulut para pengkritiknya. Mereka membuktikan kebintangannya ketika timnya sungguh membutuhkannya.
Menjelang laga Polandia versus Arab Saudi, sejumlah suporter Saudi berparade dan bernyanyi di Stasiun Metro Education City, Qatar, Sabtu (26/11/2022). ”Di mana Messi, di mana Lewandowski?” bunyi spanduk yang mereka bawa saat itu.
Seperti disampaikan jurnalis StatsPerform, Ben Spratt, pendukung Arab Saudi itu ingin mengolok-olok Lionel Messi dan Robert Lewandowski. Ketika Saudi berjumpa Argentina pada laga sebelumnya, Messi nyaris tak berkutik dan kerap terjebak offside. Arab Saudi lantas menang, 2-1.
Suporter Arab Saudi sangat bangga timnya mampu mengalahkan Argentina, tim unggulan teratas di Grup C, sekaligus meredam Messi yang dijuluki ”Greatest of All Time”. Tak pelak, mereka percaya diri Arab Saudi bisa mengulangi hal yang sama ketika bertemu Polandia dan predator golnya, Robert Lewandowski.
Ejekan tersebut nyaris kembali terbukti ketika Argentina menghadapi Meksiko di Stadion Lusail, Doha, Minggu (27/11/2022) dini hari WIB. Setelah satu jam laga itu berlangsung, Messi seolah menghilang. Striker berjuluk ”Si Kutu” itu sempat dibuat mati kutu.
Baca juga: Kylian Mbappe Meledak, ”Dinamit” Denmark Tersedak
Dalam kebuntuan, saat publik Argentina mulai ikut bertanya-tanya di benak mereka, ”di mana Messi, di mana Messi?, si megabintang langsung menunjukkan sihirnya. Seperti halnya Mesias, Messi hadir ketika timnya nyaris putus asa dan kehilangan harapan.
Dalam situasi yang nyaris mustahil menjadi gol, dari luar kotak penalti dengan tumpukan pemain bertahan lawan, Messi menendang bola sekeras mungkin dengan kaki kiri andalannya. Kiper spesialis turnamen yang membela Meksiko, Guillermo Ochoa, hanya bengong menatap bola masuk ke gawangnya, untuk kali pertama di Piala Dunia Qatar.
Bola tendangan Messi itu menyusur lapangan hijau dengan elegan bak goresan lukisan Pablo Picasso. Ochoa, yang sempat menggagalkan penalti Lewandowski pada laga sebelumnya, kehilangan keperkasaannya pada laga itu.
”Lionel Messi. Ia ada di sini. Oh… Inilah tujuan mereka (Argentina) datang ke sini. Pria ajaib! Satu lagi momen terbaik Messi. Dan, Argentina kembali hidup (berkat gol itu),” teriak Peter Drury, komentator ternama, menyambut gol pembuka Argentina pada laga itu.
Air mata
Pablo Aimar, asisten pelatih Argentina, bahkan tidak kuasa menahan air matanya saat menyaksikan gol Messi itu. Mantan bintang Argentina yang diidolakan Messi itu larut dalam sukacita bersama para pemain di bangku cadangan.
Sekarang, beban di pundak kami sudah terangkat. Hasil ini (kemenangan atas Meksiko) memberikan kegembiraan dan ketenangan dalam pikiran untuk memulai perjalanan lagi. (Lionel Messi)
Para pendukung tim ”Tango” yang hadir di stadion itu juga tidak kalah histeris. Sebagian ikut menangis. Mereka seperti diselamatkan. Bayangan kekalahan dari Arab Saudi serta kekhawatiran bakal pulang dini dari Qatar seketika menjadi potret yang samar-samar.
Gol yang berasal dari tendangan pertama Messi di laga itu telah melepas beban besar Argentina. Mereka terbebani target wajib menang sebelum laga itu. Beban kian besar karena gol-gol yang diharapkan sempat sulit datang menyusul pertahanan tangguh Meksiko. ”Messi telah membebaskan dan menyelamatkan Argentina,” bunyi ulasan koran Spanyol, El Pais, seusai laga itu.
Pelatih Meksiko Gerardo Martino sudah mewanti-wanti para pemainnya agar jangan mengedipkan mata ketika menjaga Messi. Martino, yang berasal dari Rosario, kota tempat kelahiran Messi di Argentina, sudah mengenal magis mantan anak asuhannya itu. ”Messi hanya butuh sedikit momen untuk membuat Anda menderita,” ujar Martino, bekas pelatih timnas Argentina.
Messi, yang kini berusia 35 tahun, memang tidak pernah sungguh hilang saat membela negaranya. Buktinya, dia selalu mencetak gol dalam enam penampilan terakhirnya bersama ”La Albiceleste”. Konsistensinya saat ini bahkan menyamai rentetan gol terpanjangnya di usia keemasannya dulu, yaitu pada rentang November 2011-September 2012. Ketika itu, Si Kutu juga selalu mencetak gol pada enam laga beruntun bersama Argentina.
Baca juga: Dari Messi untuk Maradona dan Argentina
Tak hanya itu, berkat golnya pada menit ke-64 ketika melawan Meksiko, Messi kini juga menyamai capaian ”dewa” sepak bola Argentina, Diego Maradona, dengan koleksi 8 gol di Piala Dunia. Hanya Gabriel Batistuta (10 gol) yang menorehkan gol lebih banyak untuk tim Tango ketimbang Maradona dan Messi.
Capaian gol kedelapan Messi di Piala Dunia kebetulan bertepatan dengan dua tahun berpulangnya Maradona. Tak pelak, Messi merayakan golnya itu sambil menunjuk tangannya ke langit. Selain mencetak gol, Messi juga menyumbang satu asis yang berujung gol Enzo Fernandez pada menit ke-87. Argentina menutup laga itu dengan menang, 2-0.
Satu sejarah lainnya pun diukir Messi. Menurut Opta, ”La Pulga” kini tercatat sebagai pemilik rekor unik, yaitu pemain termuda (usia 18 tahun dan 357 hari versus Serbia pada edisi Jerman 2006) sekaligus tertua (35 tahun dan 155 hari versus Meksiko pada edisi Qatar 2022) yang mampu mencetak satu gol dan satu asis di sebuah laga Piala Dunia sejak edisi Inggris 1966.
Tidak kalah penting, berkat kemenangan itu, Argentina kini masih punya harapan untuk lolos ke fase gugur Piala Dunia Qatar. Mereka menempati peringkat kedua Grup C, hanya tertinggal satu angka dari pemuncak klasemen, Polandia. Kedua tim itu akan saling berhadapan pada Kamis (1/12/2022) dini hari WIB.
Baca juga: Diunggulkan Sejarah, Argentina Diprediksi Kalahkan Meksiko
”Sekarang, beban di pundak kami sudah terangkat. Hasil ini (kemenangan atas Meksiko) memberikan kegembiraan dan ketenangan dalam pikiran untuk memulai perjalanan lagi,” ujar Messi, pemilik 7 kali gelar pesepak bola putra terbaik dunia Ballon d’Or.
Duel Argentina-Polandia
Duel Argentina dan Polandia pada putaran pamungkas di penyisihan grup Piala Dunia Qatar bakal menarik. Kedua tim tak boleh kalah jika ingin meraih tiket ke fase gugur.
Sorotan pada laga ini bakal tertuju ke dua penyerang terhebatnya, Messi dan Lewandowski. Serupa Messi, Lewandowski juga diolok-olok dan diintimidasi penggemar Arab Saudi. Sering tampil garang saat bermain untuk klubnya, baik Bayern Muenchen maupun Barcelona, Lewandowski justru kerap melempem ketika tampil untuk negaranya.
Pemain yang digadang-gadang sebagai striker murni paling menakutkan pada satu dekade terakhir itu gagal membuat gol pada empat laga Piala Dunia sebelum melawan Arab Saudi. Ia bahkan gagal mencetak gol dari titik penalti saat timnya ditahan Meksiko, 0-0.
Kebuntuannya itu berakhir di Stadion Education City, Qatar. Ia menjawab olok-olok suporter Arab Saudi dengan satu gol dan satu asis untuk membawa Polandia menang 2-0. Baginya, gol perdananya di Piala Dunia itu lebih berarti dari apa pun. ”Setelah mencetak gol itu, semua impian saya dari masa kanak-kanak telah terpenuhi dan menjadi kenyataan,” kata Lewandowski, kini 34 tahun.
Messi dan Lewandowski memang tidak lagi berada di usia emas. Namun, jangan sekalipun meragukan mereka. Kedua striker itu masih berada di puncak dunia, berjajar dengan pemain hebat lainnya. Mereka akan datang pada momen yang dibutuhkan timnya.
Tak pelak, pendukung Arab Saudi kini hanya bisa gigit jari. Mereka seperti membangunkan dua singa yang tertidur lewat olok-oloknya tersebut. Dalam sekejap, dunia mereka pun terbalik. Sempat berada di puncak Grup C, Arab Saudi kini melorot ke peringkat ketiga.
Dunia Mbappe
Pada hari yang sama, Piala Dunia juga menjadi panggung pembuktian megabintang lainnya, Kylian Mbappe. Penyerang Perancis itu bukan lagi ”bocah ajaib” potensial seperti pada gelaran empat tahun lalu di Rusia. Mbappe kini menjelma bintang paling terang di Qatar setelah membawa Perancis menang atas Denmark, 2-1, melalui sumbangan sepasang golnya. Pemain muda terbaik Piala Dunia Rusia 2018 itu kini bertengger di puncak pemain tersubur Qatar 2022 dengan koleksi tiga gol, bersama Enner Valencia (Ekuador).
Padahal, sebelum laga itu, Mbappe diragukan bisa berkontribusi besar. Penyerang 23 tahun itu tidak mampu mencetak satu gol pun ke gawang Denmark dalam tiga duel sebelumnya. Dua duel di antaranya bahkan berujung kekalahan ”Les Bleus”, yaitu di ajang Liga Nasional Eropa.
Mbappe juga sempat disorot karena menolak permintaan foto bersama skuad Perancis, beberapa waktu lalu. Saat itu, striker Paris Saint-Germain ini tengah berkonflik dengan Federasi Sepak Bola Perancis terkait uang dari hak citra.
Baca juga: The Analyst: ”Dua Wajah” Perancis dan Kutukan Lama Menjadi Tantangan Deschamps
Namun, seperti kata Pelatih Perancis Didier Deschamps, Mbappe selalu serius saat berada di lapangan. Deschamps pun tidak mempersoalkan masalah di luar lapangan sepanjang pemainnya itu memberikan yang terbaik di laga.
”Kylian adalah pemain luar biasa. Dia punya kemampuan untuk menjadi pembeda setiap waktu, tak peduli apa pun rencana lawan untuk membendungnya,” ujar Decshamps.
Berkat kemenangan itu, Les Bleus mematahkan kutukan juara bertahan yang sudah menjerat tim-tim besar pada tiga edisi sebelumnya. Italia, Jerman, dan Spanyol gagal lolos penyisihan grup setelah menjadi juara dunia. Les Bleus menjadi tim pertama yang lolos ke babak 16 besar di Qatar.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Perancis selalu menang dalam enam laga terakhirnya di Piala Dunia. Mereka adalah tim pertama yang bisa melakukan capaian itu sejak Spanyol pada 2010.
Tak hanya itu, Mbappe juga menorehkan sejarah. Ia menjadi pemain kedua sepanjang sejarah setelah Just Fontaine (pada edisi 1958) yang mencetak gol untuk Perancis di setidaknya tiga laga beruntun Piala Dunia. ”Ia punya totalitas untuk mencapai tujuan,” ujar Deschamps kemudian.
Baca juga: Menerka Kiprah "Trio MNM” Mbappe-Neymar-Messi di Piala Dunia 2022
Kesuksesan itu pun disambut suka cita Perancis. Seperti dilaporkan wartawan Kompas, P Tri Agung Kristanto dari Paris, Perancis, warga di sana larut dalam kegembiraan seusai menonton bersama laga itu di restoran dan kafe. ”Saya yakin Perancis akan kembali menjadi juara dunia,” ujar Joakim, warga Paris.
Mbappe, Messi, dan Lewandowski telah memperlihatkan para bintang mulai beradaptasi dengan turnamen di negara Timur Tengah itu. Mereka hanya akan bersinar kian terang karena datang ke Qatar dengan satu tujuan besar, yaitu berada di puncak dunia. (AP/REUTERS)