Menerka Kiprah "Trio MNM” Mbappe-Neymar-Messi di Piala Dunia 2022
Persaingan gelar Sepatu Emas di Piala Dunia 2022 berpeluang didominasi "trio maut" Paris Saint-Germain, yaitu Mbappe, Neymar, dan Messi (MNM). Mereka sekaligus menjadi tumpuan negara masing-masing untuk mengejar trofi.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·5 menit baca
Mbappe telah tampil dalam 59 laga membela Perancis dan mencetak 28 gol atau rerata satu gol di dua pertandingan.
Konversi tendangan Messi yang berbuah gol tidaklah tinggi, yakni hanya 15,4 persen dari 78 tembakan. Angka konversi gol itu masih di bawah Mbappe (23,5 persen), Robert Lewandowski (24 persen), dan Neymar (30 persen).
Neymar hanya perlu mencetak tiga gol lagi untuk meruntuhkan rekor Pele sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa tim ”Samba”. Pele, pemain terbaik abad ke-20, mencetak 77 gol, adapun Neymar 75 gol.
Sejumlah penyerang top dunia gagal tampil di Piala Dunia Qatar 2022. Mereka antara lain Erling Haaland (tim Norwegia) dan Mohamed Salah (Mesir). Absennya kedua penyerang tajam yang berkarier di Liga Inggris itu mempersempit persaingan perebutan gelar Sepatu Emas alias pencetak gol tersubur di Piala Dunia pada edisi 2022.
Di Qatar nanti, perebutan status penyerang tergarang sejagat itu bisa jadi didominasi tiga megabintang dari satu klub, yaitu Paris Saint-Germain. Mereka adalah Kylian Mbappe (Perancis), Lionel Messi (Argentina), dan Neymar Jr (Brasil). Mereka mewakili tiga negara yang difavoritkan dan dalam posisi kuat untuk menjadi juara Piala Dunia Qatar yang akan dimulai pada Minggu (20/11/2022) malam.
Argentina, juara Copa Amerika 2021, merupakan favorit di Grup C yang dihuni Arab Saudi, Meksiko, dan Polandia. Tim ”Tango” dijagokan sejumlah pihak, antara lain EA Sports, untuk menjadi kampiun di Qatar.
Adapun Perancis, juara dunia bertahan, paling dijagokan di Grup D yang berisi Australia, Denmark, dan Tunisia. Sementara Brasil, tim teratas di peringkat dunia saat ini, diyakini akan lolos mudah dari Grup G yang dihuni Serbia, Swiss, dan Kamerun. Mereka tim paling divaforitkan saat ini untuk melangkah ke final dan menjadi juara.
Tanpa menyepelekan para pemain lainnya dari tim-tim tradisional lainnya, seperti Jerman, Spanyol, Inggris, dan Uruguay, trio MNM (julukan Mbappe, Neymar, dan Messi) masih menjadi pemain bernilai amat tinggi saat ini dan dikenal tajam dalam urusan mencetak gol. Jika di klubnya mereka saling bahu-membahu, maka di Qatar mereka akan saling bersaing sengit, baik untuk urusan mencetak gol maupun membawa timnya juara.
Mbappe adalah penyerang yang paling diunggulkan untuk meraih gelar Sepatu Emas. Bersama Haaland, pemain kelahiran Paris pada 20 Desember 1998 itu adalah representasi dari barisan generasi baru penyerang terbaik dunia pada saat ini.
Jika era dominasi dan persaingan Lionel Messi-Cristiano Ronaldo dianggap mendekati akhir, maka era Mbappe-Haaland baru saja dimulai, meskipun Haaland harus menunggu setidaknya empat tahun lagi untuk tampil di Piala Dunia pertamanya. Mbappe, pemain muda termahal sejagat saat ini, punya modal besar meraih Sepatu Emas.
Qatar 2022 bukanlah panggung pertamanya di level dunia. Ia melakukan debut Piala Dunia di edisi Rusia 2018. Saat itu, ia menyabet gelar Pemain Muda Terbaik berkat torehan empat gol, termasuk satu gol saat ”Les Bleus” menundukkan Kroasia, 4-2, di laga final.
Mbappe telah tampil dalam 59 laga membela Perancis dan mencetak 28 gol atau rerata satu gol di dua pertandingan. Adapun di level klub, ia mencetak 27 gol dan 16 asis dari 60 laga saat masih berseragam AS Monako. Berikutnya, bersama PSG, Mbappe telah mengumpulkan 190 gol dan 93 asis dari 237 laga.
Ia telah empat kali menyabet gelar pencetak gol terbanyak di Liga 1 Perancis. Gelar serupa sekali diraihnya bersama Les Bleus pada Liga Nasional Eropa musim 2020-2021.
Adapun Messi, meskipun tidak lagi segarang ketika masih muda, tidak bisa dibaikan dalam persaingan pencetak gol terbanyak. Penyerang 35 tahun itu punya segudang motivasi untuk mengerahkan semua kemampuannya di Qatar. Seperti halnya Ronaldo, edisi 2022 bakal menjadi Piala Dunia yang terakhir baginya.
Seperti dua edisi sebelumnya, Messi bakal menjadi tulang punggung Argentina di Piala Dunia. Trofi yang terbuat dari emas murni itu adalah satu-satunya piala yang belum pernah diraihnya. Tanpa trofi itu, namanya mungkin tak akan pernah bisa melampaui legenda Argentina, Diego Armando Maradona.
Tarian pamungkas Messi
Maka, Qatar 2022 bisa dianggap sebagai ”the last dance” alias tarian pamungkas Messi, setelah sebelumnya ia gagal meraihnya pada edisi 2014 dan 2018. Di Brasil, ia harus patah hati karena timnya dikalahkan Jerman di final. Di edisi Rusia, Messi dan Argentina disingkirkan Perancis pada duel babak 16 besar. Argentina takluk 3-4 pada laga di Kazan itu. Messi nihil gol, sementara Mbappe memborong dua gol.
Musim ini, Messi mulai meningkatkan performanya sebagai ”pemanasan” menjelang Piala Dunia 2022. Ia telah mencetak 12 gol dalam 19 laga. Meskipun belum sehebat seperti saat di Barcelona, jumlah gol Messi itu melampaui koleksinya bersama PSG pada musim lalu.
Namun, konversi tendangannya yang menghasilkan gol tidaklah tinggi, yakni hanya 15,4 persen dari 78 tembakan. Angka konversi gol itu masih di bawah Mbappe (23,5 persen), Robert Lewandowski (24 persen), dan Neymar (30 persen). Namun, di turnamen besar, seperti Piala Dunia, statistik bisa berubah drastis.
Messi adalah ”nyawa” dari Argentina. Bersama dia, ”La Albiceleste” tidak terkalahkan di 35 laga terakhir. Messi mencetak 7 gol dalam kualifikasi zona Amerika Selatan untuk Piala Dunia Qatar 2022. Pada Copa America 2021, Messi mengemas empat gol yang menjadikannya pencetak gol tersubur bersama Luis Diaz, penyerang sayap Kolombia. Sebanyak tiga dari empat gol Messi di Copa America Brasil itu terjadi dari luar kotak penalti, hal yang menandakan tembakan mautnya belum pudar.
Sementara Neymar terbang ke Qatar dengan misi pribadi, selain ingin mengantarkan Brasil meraih gelar juara dunia untuk keenam kali. Striker 30 tahun itu hanya perlu mencetak tiga gol lagi untuk meruntuhkan rekor Pele sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa tim ”Samba”. Pele, pemain terbaik abad ke-20, mencetak 77 gol, adapun Neymar 75 gol.
Penebusan Neymar
Selain itu, Neymar juga ingin menjadikan Piala Dunia 2022 sebagai penebusan dari rentetan kegagalan di edisi 2014 dan 2018. Tampil di hadapan pendukung sendiri, Neymar tampil dengan beban harapan berlebih. Brasil hancur lebur ketika kalah 2-7 dari Jerman di semifinal pada 2014. Pada laga itu, Neymar absen akibat cedera ketika Brasil mengalahkan Kolombia di perempat final.
Kekalahan telak dari Jerman itu menjadi kisah paling memalukan yang diderita Brasil di seluruh keikutsertaan atau 22 edisi piala dunia sejak 1930 silam. Lalu, di Rusia 2018, Neymar mencetak dua gol untuk Brasil sebelum disingkirkan Belgia di perempat final.
Qatar 2022 bisa menjadi landasan bagi Neymar untuk menebus kekurangan ”Selecao”. Di musim ini, bersama PSG, Neymar telah mencetak 15 gol di Liga 1, Piala Super Perancis, dan Liga Champions Eropa. Seperti halnya Messi di Argentina, Neymar bakal menjadi tulang punggung dan harapan di lini serang Brasil.
Maka, Piala Dunia Qatar bakal menyajikan pertarungan menarik, antara lain dari trio MNM tersebut. (AP/AFP)