Manchester United beruntung bisa segera mendapatkan momentum balas dendam kepada Aston Villa di Piala Liga Inggris. Namun, mereka juga harus mewaspadai Unai Emery yang dikenal sebagai manajer spesialis turnamen.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MANCHESTER, RABU – Manchester United bisa jadi beruntung mendapatkan kesempatan balas dendam secara instan kepada Aston Villa setelah kekalahan menyakitkan 1-3 pekan lalu di Liga Inggris. “Setan Merah” tidak perlu menunggu lama menemukan momentum pembalasan seiring pertemuan kedua tim pada babak ketiga Piala Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Jumat (11/11/2022) pukul 03.00 WIB. Namun, mereka perlu mewaspadai Aston Villa dengan Unai Emery yang dikenal sebagai manajer spesialis turnamen.
Selama ini, prestasi Emery memang tidak mengilap saat menangani tim di ajang liga yang menuntut determinasi, konsistensi, dan fokus dalam jangka waktu lama. Akan tetapi, pelatih berpaspor Spanyol ini punya rekam jejak yang cemerlang saat memimpin timnya berkompetisi di turnamen berformat piala atau sistem gugur. Maka dari itu Emery mendapat julukan sebagai "King of Cups" atau Raja Piala.
Emery baru saja ditunjuk menggantikan Steven Gerrard yang dipecat manajemen Villa di pertengahan musim. Debut kepelatihannya di Stadion Villa Park berlangsung manis seiring kemenangan 3-1 atas MU pekan lalu di Liga Inggris. Itu menjadi salam pembuka terindah Emery yang kembali lagi ke Liga Inggris setelah sempat membesut Arsenal pada musim 2018-2019.
“Sungguh luar biasa berada di sini bersama pendukung kami di Villa Park. Ini hari pertama dan saya sangat bersemangat. Sekarang saya benar-benar bahagia,” kata Emery kepada Villa TV, Rabu (9/11/2022).
Kekalahan dari Villa di Stadion Villa Park teramat menyakitkan bagi MU. Menurut catatan Opta yang diterima Kompas, “Setan Merah” tidak pernah kalah ketika bertandang ke markas Villa sejak musim 1995-1996. Artinya, rekor yang bertahan selama 26 tahun itu sudah patah hanya dalam waktu sehari Emery menjabat pelatih Villa.
Tidak butuh waktu lama bagi MU menebus kekalahan itu. MU beruntung jika bisa segera menemukan momentum pembalasan dendam pada babak ketiga Piala Liga Inggris. Namun, mereka sebaiknya tidak boleh melupakan bahaya laten tuah Emery ketika membesut tim dalam kompetisi berformat turnamen.
Manajer Liverpool, Juergen Klopp, adalah orang yang paham betul betapa berbahayanya menghadapi Emery di kompetisi berformat turnamen atau piala. Klopp pernah dibuat kerepotan oleh Emery saat masih menangani Villarreal musim lalu. Saat itu, Liverpool bertemu Villarreal di babak semifinal Liga Champions.
“Si Merah” sukses memenangi duel pertama di Stadion Anfield dengan kemenangan 2-0. Akan tetapi, Villarreal segera mengubah pertemuan kedua di Stadion de La Ceramica layaknya neraka bagi Liverpool. Villarreal mampu mengejar defisit dua gol di babak pertama. Beruntung Liverpool mampu mengatasi tekanan dan berbalik unggul 3-2 hingga akhir laga.
Unai Emery adalah Raja Piala. Kita tidak bisa dipercaya dengan apa yang sudah dia lakukan.
“Unai Emery adalah Raja Piala. Kita tidak bisa dipercaya dengan apa yang sudah dia lakukan,” ucap Klopp.
Membawa tim semenjana seperti Villarreal melaju hingga ke semi final Liga Champions sudah lebih dari cukup sebagai bukti betapa berbahayanya Emery saat memimpin sebuah tim di turnamen atau piala.
Selain itu, Emery juga sukses membawa Sevilla meraih gelar Liga Europa tiga kali secara beruntun pada musim 2014-2016. Emery menggenapi capaiannya di Liga Europa dengan membawa Villarreal juara di musim 2020-2021 melalui drama adu penalti dengan Manchester United, yang berakhir dengan skor 11-10.
Lebih waspada
Menyadari rekam jejak Emery yang tidak sembarangan di kompetisi berformat turnamen, manajer MU, Erik Ten Hag memilih waspada kendati timnya akan bermain di hadapan pendukung sendiri. Ia berjaga-jaga untuk mengantisipasi Villa kembali membuat kejutan. Apalagi MU selalu kalah dalam tiga pertandingan terakhir mereka di Stadion Old Trafford dalam ajang Piala Liga Inggris.
Kali ini MU bisa turun dengan kekuatan penuh seiring kembalinya gelandang Bruno Fernandes yang telah terbebas dari skorsing. Kehadiran Fernandes amat berarti bagi MU. Menurut catatan Opta, Fernandes merupakan salah satu pemain MU yang paling sering membobol gawang Villa.
Pemain timnas Portugal itu telah mencetak lima gol dalam lima pertandingan Liga Inggris melawan Villa. Pada pertemuan di liga musim lalu, Fernandes bahkan mampu mencetak dua gol di laga yang berakhir imbang 2-2 di Villa Park.
Ten Hag setidaknya telah mengidentifikasi beberapa kesalahan MU saat melawan Villa pekan lalu. Seusai laga, Ten Hag mengeluhkan keputusan para pemain MU yang memilih melepaskan umpan silang dan mengandalkan kepiawaian striker Cristiano Ronaldo dalam memenangi duel udara.
Hal itu tecermin dari data Whoscored, di mana “Setan Merah” lebih dominan dalam melepaskan umpan silang. Sepanjang laga, para pemain MU melepaskan 23 umpan silang tapi tidak satu pun yang mampu dimenangi Ronaldo. Adapun Villa hanya melepaskan tujuh umpan silang. Pasukan Emery lebih sering memainkan bola-bola pendek untuk membongkar pertahanan MU.
“Setelah sekian lama hal ini terjadi. Saya katakan itu bergantung pada kami. Kami tidak menguasai bola, tidak mendapatkan organisasi yang tepat, tidak menjalankan strategi dan akhirnya kalah dalam pertempuran,” ujar Ten Hag.
Mantan pemain belakang MU, David May, meyakini Ten Hag akan membuat sejumlah perubahan drastis sebagai persiapan meredam Emery dan Villa. Memainkan pemain muda juga dirasa bukanlah pilihan yang buruk bagi Ten Hag. (REUTERS)