Dua wakil Indonesia gagal menjadi terbaik di dwi tarung Festival Catur JAPFA 2022. IM Mohammad Ervan kalah dari wakil Filipina GM Laylo Darwin. Di putri, IM Medina Warda Aulia kalah dari wakil Singapura WGM Gong Qianyun.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pecatur Filipina Grand Master (GM) Laylo Darwin (2.432) menunjukkan kelasnya atas wakil Indonesia Master Internasional atau IM Mohammad Ervan (2.402) dalam babak keenam atau terakhir dwi tarung Festival Catur JAPFA 2022 di Jakarta, Rabu (14/9/2022). Setelah terus tertinggal dari babak pertama hingga kelima, Darwin mampu menyamakan kedudukan skor menjadi 3-3 hingga akhirnya menang dalam dua laga tie break catur kilat dengan lima menit per partai.
Darwin sukses membuai Ervan dalam keunggulan tipis satu poin sepanjang lima babak, sebelum membenamkan Ervan pada babak pamungkas dan tie break. ”Sejak kalah pada babak pertama (Darwin menggunakan buah hitam), saya berusaha menjaga hasil remis setiap saya memainkan buah hitam (babak ketiga dan kelima) sambil berupaya mencari menang saat saya memainkan buah putih (babak kedua, keempat, dan keenam). Namun, saya belum beruntung khususnya pada babak keempat dan bisa menang dengan strategi berbeda di babak keenam,” ujar Darwin.
Ervan memang agak terkejut karena Darwin tidak membangun pembukaan Inggris yang sempat membuat Darwin nyaris menang di babak keempat. Dalam babak keenam, Darwin justru melancarkan pembukaan Reti, yakni suatu pembukaan hipermodern yang tradisional atau metode klasik yang bertujuan menyerang bidak hitam dari sayap dan memungkinkan pula tekanan dari wilayah tengah.
Awalnya Ervan bisa mengantisipasi perubahan strategi Darwin dengan cukup baik. Pecatur asal Probolinggo, Jawa Timur itu mengambil inisiatif serangan dengan melumat bidak putih c4 lewat bidak hitam d5 di langkah kelima. Dia terus menekan saat bidak hitam c5 menghujam bidak putih d4 di langkah ke delapan.
Taktik itu sempat membuat Ervan unggul satu bidak hingga langkah ke-20 sebelum menteri putih b6 menaklukkan bidak hitam a5. Setelah itu, Darwin seperti mendapatkan angin segar untuk membongkar pertahanan Ervan. Darwin sukses menyamakan keadaan saat kuda putih c4 melumat bidak hitam e5 di langkah ke-23. Kuda tersebut lanjut melumat kuda hitam g4 di langkah ke-26 yang mengantarkan Darwin kian di atas angin.
Di langkah ke-28, Darwin nyaman dengan keunggulan satu bidak dan unggul posisi. Puncaknya, pecatur berusia 42 tahun itu berhasil mengecoh gajah hitam c4 dan menteri hitam g4 untuk menyusupkan bidak putih a3 yang bebas guna mencapai promosi mulai langkah ke-31.
Meruntuhkan rencana
Situasi itu sontak meruntuhkan rencana Ervan untuk melakukan serangan balik. Mau tidak mau, Ervan mesti menarik mundur menteri hitam guna menggagalkan rencana promosi bidak putih yang bebas di sayap menteri tersebut.
Namun, niat Ervan menggagalkan misi Darwin tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, Darwin menyiapkan benteng putih ke-d6 sebagai tameng bidak bebasnya di langkah ke-33. Bersama menteri putih c5, benteng putih itu membentuk barikade tangguh yang sulit dimentahkan. Ervan pun tak kuasa oleh kondisi yang tak menguntungkan itu sehingga menyerah di langkah ke-37.
Saya belajar banyak dari dwi tarung ini. Saya harus lebih banyak belajar dengan beragam pembukaan agar lebih siap dengan segala kemungkinan perubahan taktik dari lawan, terutama saat saya pegang buah hitam.
Ervan mengatakan, walau sempat kaget dengan pembukaan baru Darwin, dia coba seoptimal mungkin menjaga momentum agar tidak kalah. Akan tetapi, dirinya kurang teliti menjelang akhir laga, khususnya saat memindahkan benteng hitam ke b8 di langkah ke-19 yang membuat menteri putih bisa masuk ke b6 di langkah ke-20. Itulah awal kesalahan yang menyebabkan Darwin bisa menyusupkan bidak putih yang bebas di sayap menteri.
Memasuki tie break, Ervan mengaku memang kurang baik bermain catur kilat. ”Saya belajar banyak dari dwi tarung ini. Saya harus lebih banyak belajar dengan beragam pembukaan agar lebih siap dengan segala kemungkinan perubahan taktik dari lawan, terutama saat saya pegang buah hitam. Selain itu, saya mesti lebih teliti lagi khususnya jelang penutupan laga,” kata Ervan yang menyiapkan diri tampil dalam kejuaraan terbuka di Penang, Malaysia akhir tahun ini.
Medina antiklimaks
Sementara itu, dalam babak keenam kategori putri, pecatur Indonesia IM Medina Warda Aulia (2.374) puas bermain remis dengan wakil Singapura Grand Master Putri (WGM) Gong Qianyun (2.275). Hasil itu membuat Medina kalah dengan skor akhir 2,5-3,5.
Penampilan Medina cukup antiklimaks. Medina adalah top scorer tim putri Indonesia dalam Olimpiade Catur 2022 di Chennai, India, 28 Juli-10 Agustus lalu. Saat itu, pecatur berusia 25 tahu tersebut mengumpulkan 8,5 poin hasil dari tujuh menang, tiga remis, dan satu kalah dari 11 babak. Itu merupakan capaian terbaik wakil Indonesia untuk kategori putra maupun putri.
Namun, menghadapi Qianyun, Medina kurang optimal. Dia memang sempat menang saat bermain dengan buah hitam di babak ketiga setelah remis di babak pertama dan kedua. Sayangnya, di babak keempat dan kelima, dirinya takluk.
Medina memiliki kesempatan menyamakan kedudukan di babak keenam untuk memaksakan tie break. Akan tetapi, Medina yang bermain dengan buah putih tidak mampu menembus pertahanan Caro-Kann yang dibangun Qianyun. Padahal, dia menghadapi strategi pertahanan serupa setiap Qianyun bermain dengan buah hitam, yakni pada babak kedua dan keempat.
Diserang balik
Medina menuturkan, dia sudah mencoba untuk mengoptimalkan keunggulan inisiatif serangan buah putih. Namun, Qianyun telah menyiapkan serangan balik sejak pion hitam ke e5 di langkah keenam. Mau tidak mau, terjadi posisi adu bidak.
Hal itu mencapai titik krusial saat Medina salah mengantisipasi pergerakan gajah hitam dari e6 ke f5 di langkah ke-18. Medina menggerakkan gajah putih dari e3 ke d4 pada langkah ke-19. Dampaknya, Qianyun mendapatkan momentum menjaga tempo untuk terus menyeimbangkan keadaan. Bahkan, Qianyun justru lebih unggul posisi karena semua perwiranya aktif. Sedangkan, dua perwira Medina pasif di belakang, yakni benteng putih di a1 dan kuda putih di f1.
Puncaknya, Qianyun bisa memaksa keduanya kehilangan menteri saat menteri putih d4 dihajar kuda hitam dari e2 di langkah ke-30. Setelah itu, kedua sama-sama menyisakan satu kuda dan satu benteng serta lima pion. Usai sama-sama memutar otak sekuat tenaga, permainan berakhir remis di langkah ke-69.
”Evaluasinya, saya harus lebih banyak belajar variasi pembukaan. Sebab, saat saya pegang putih, saya sebenarnya unggul inisiatif serangan tetapi saya kurang optimal sehingga jadinya kalah dari hitam, seperti di babak keempat. Saya juga mesti lebih teliti dalam kalkulasi. Kemarin pas babak keempat, saya bisa menang kalau lebih teliti dalam kalkulasi,” ucap Medina yang menyiapkan diri tampil di Pekan Olahraga Provinsi Jawa Barat 2022 pada November ini.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia Kristianus Liem menyampaikan, Ervan maupun Medina harus lebih memotivasi diri untuk terus berkembang dengan mengulang pelajaran yang didapat dan mengevaluasi hasil pertandingan. ”Kalau mau jadi pecatur hebat dan kuat kelas dunia, mereka tidak boleh malas. Sebab, setiap variasi permainan yang sudah mereka kuasai bisa lupa kalau tidak diulang-ulang,” pungkasnya.