Pecatur Indonesia IM Mohammad Ervan unggul 2,5-1,5 atas lawannya dari Filipina hingga babak keempat dwitarung Festival Catur JAPFA 2022. Adapun pecatur putri IM Medina Warda Aulia imbang 2-2 dengan wakil Singapura.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pecatur Indonesia Master Internasional (IM) Mohammad Ervan (elo rating 2.402) nyaris menelan kekalahan dari wakil Filipina Grand Master (GM) Laylo Darwin (2.432) dalam babak keempat dari enam babak dwitarung internasional pada hari ketiga Festival Catur JAPFA 2022 di Jakarta, Senin (12/9/2022). Beruntung, Ervan yang sudah terdesak bermental baja untuk bertahan habis-habisan sehingga bisa mengakhiri permainan dengan remis.
”Pertandingan tadi sangat menyulitkan. Sejak awal permainan, saya langsung kehilangan satu pion. Untungnya, saya bisa bertahan dengan baik. Padahal, melihat posisi saya tadi, jelas itu akan kalah,” ujar Ervan yang berhasil mempertahankan keunggulan, 2,5-1,5, dari empat babak yang dilalui.
Pada hari ketiga Festival Catur JAPFA 2022, Ervan dan Darwin langsung memainkan dua babak, yakni babak ketiga pada pagi hari dan babak keempat pada sore hari. Dalam babak ketiga, Ervan bermain dengan buah putih menghadapi pertahanan Petrov yang dibangun Darwin. Namun, Ervan memilih menerima tawaran remis Darwin pada langkah ke-19.
”Kalau pegang hitam, Darwin kayaknya fokus mencari remis. Saya tidak mau ambil risiko, apalagi saya masih unggul,” ujar Ervan.
Dalam babak keempat, Ervan gantian bermain dengan buah hitam. Kali ini, Darwin berusaha mencari kemenangan dengan pembukaan Inggris. Awalnya, Ervan tidak terlalu khawatir meladeni pembukaan tersebut.
Ternyata, karena memang tidak terbiasa dengan pola itu, dia kecolongan, kehilangan satu pion sejak langkah ke-12, yakni kuda putih e5 makan pion hitam c6.
”Awal kesalahan saya terjadi saat saya dorong pion f5 (di langkah keenam). Ternyata itu bisa disederhanakan dan salah satu pion saya pasti kena, tidak bisa dicegah (terjadi di langkah ke-12). Tadi, karena masih awal permainan, saya tidak berpikir itu akan menjadi blunder. Lagi pula, saya terbiasa bermain dengan f5, tetapi itu bakal berbeda kalau lawannya d4 (di langkah keenam),” kata Ervan.
Setelah kehilangan satu pion itu, Ervan sulit mengimbangi, apalagi membalikkan keadaan. Sebab, Darwin mempertahankan keunggulan dengan adu perwira.
Beruntung, walau tetap tertinggal satu pion, Ervan yang dikenal jago bertahan bisa memaksakan keduanya masing-masing menyisakan satu benteng pada langkah ke-21. Ervan membuat Darwin tidak bisa lebih mengoptimalkan keunggulannya.
Saya bersyukur tadi benteng putih tidak memecah pion raja saya. Andai terjadi, saya pasti sudah kalah. Untungnya, dia tidak menyadarinya, malah cari aman dengan memindahkan raja.
Dengan susah payah, Ervan terus bertahan hingga permainan remis di langkah ke-62. Kedua raja mereka berhadapan, yakni raja putih e3 dan raja hitam e7, sehingga sama-sama tidak bisa saling maju lagi. Adapun tiga pion putih dan dua pion hitam yang tersisa sudah saling mengunci.
”Saya bersyukur tadi benteng putih tidak memecah pion raja saya. Andai terjadi, saya pasti sudah kalah. Untungnya, dia tidak menyadarinya, malah cari aman dengan memindahkan raja,” tutur Ervan.
Untuk dua babak terakhir, Ervan berusaha mencari kemenangan ketika bermain dengan buah putih dalam babak kelima, Selasa (13/9). Kalau bisa mengunci satu kemenangan lagi, pecatur asal Probolinggo, Jawa Timur, itu sudah pasti memenangi dwitarung tersebut kendati kalah pada babak keenam atau babak pamungkas, Rabu (14/9).
Kekecewaan Medina
Pada dwitarung putri, pecatur Indonesia IM Medina Warda Aulia (2.374) berbagi kemenangan dengan wakil Singapura Grand Master Putri (WGM) Gong Qianyun (2.275). Dalam babak ketiga, Medina yang bermain dengan buah hitam bisa meraih kemenangan. Salah satu kuncinya, pertahanan Perancis yang dibangun Medina sangat mendominasi sehingga Qianyun yang dikenal ulet kalah pada langkah ke-58.
Dalam babak keempat, Medina gantian bermain dengan buah putih. Sejatinya, dalam catur, pemegang buah putih unggul inisiatif serangan. Akan tetapi, itu tidak terjadi pada Medina. Pecatur kelahiran Jakarta itu justru takluk dari Qianyun pada langkah ke-44. Hasil itu menyebabkan kedudukan mereka imbang, 2-2, dari empat babak yang dijalani.
Kekalahan itu membuat Medina cukup kecewa. Bahkan, setelah pertandingan, pecatur berusia 25 tahun itu enggan diwawancarai dan langsung bergegas pulang. Padahal, biasanya, dia selalu bersedia untuk berbicara sejenak guna menganalisis jalannya permainan.
Qianyun menuturkan, dirinya tetap mempertahankan bermain dengan pertahanan Caro-Kann yang menjadi andalannya. Di awal permainan, dia sempat berpikir performanya tidak terlalu baik, bahkan cenderung lebih buruk, dibandingkan saat bermain dengan strategi bertahan yang sama dalam babak kedua.
Beruntung, menjelang akhir permainan, Medina dinilai melakukan kesalahan yang menyebabkannya terdesak dan kalah. ”Medina bermain dengan akurat, dengan cara yang dia suka. Tetapi, pada akhirnya, dia membuat kesalahan dan tersesat,” ujar Qianyun.
Ketua Komisi Catur Sekolah Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Hendry Jamal menyampaikan, penyebab utama kekalahan Medina adalah kurang variasi. Dia bermain dengan pola itu-itu saja saat menghadapi pertahanan Caro-Kann. Padahal, ada lima variasi serangan untuk menembus pertahanan tersebut.
Situasi itu sangat menguntungkan Qianyun yang ulet dan jago mengatur tempo. Dengan kelebihan tersebut, Qianyun bisa mengembangkan permainan untuk balik menyerbu Medina.
”Qianyun sudah paham kalau Medina mainnya monoton. Sejak babak ketiga, dia telah menyadarinya, tetapi sulit mengalahkan Medina yang memang sangat menguasai pertahanan Perancis. Baru di babak keempat, Qianyun lebih berani tampil agresif. Di babak keempat, Medina pun kalah tempo yang tampak dari buah putih malah (banyak) di bawah. Harusnya, buah putih itu di atas,” ucap Hendry.
Untuk dua babak terakhir, lanjut Hendry, Medina mesti berani bermain dengan variasi baru kalau bertemu pertahanan Caro-Kann. Kalau tidak, Medina akan kembali dihajar Qianyun atau hanya bermain remis. Itu merugikan Medina karena bakal banyak kehilangan elo rating dari Qianyun yang berating lebih rendah.