Gejala inkonsisten seperti musim lalu mulai menghantui Napoli. Dalam dua pekan terakhir, Napoli menuai hasil imbang yang membuat posisi mereka di puncak klasemen sejak pekan pertama hingga ketiga tergusur oleh AS Roma.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
NAPOLI, KAMIS – Gejala inkonsisten mulai menghantui Napoli. Bermain menghadapi tim semenjana Lecce di rumah sendiri, di Stadion Diego Armando Maradona, Napoli dalam pekan keempat Serie A Liga Italia, Kamis (1/9/2022), Napoli justru ditahan imbang 1-1. Kegagalan mengamankan poin penuh itu membuat posisi mereka di puncak klasemen sementara hingga pekan ketiga pun tergusur oleh AS Roma.
”Kami perlu memainkan bola lebih bersih dan menggunakan lebih banyak kualitas dalam membangun gerakan (menggerakan bola lebih cepat). Lecce diam (pasif bertahan) dan membuat kami lebih sulit untuk menemukan ruang. Kami sudah bermain dengan cara yang diperlukan. Hanya saja, tim menggerakan bola dengan lambat, terutama pada babak pertama,” ujar pelatih Napoli Luciano Spalletti dilansir Football-Italia usai laga tersebut.
Bermain dihadapan para pendukung sendiri, Napoli mengambil inisiatif untuk mendominasi permainan sejak menit pertama. Namun, Lecce tidak tinggal diam dan sesekali melancarkan serangan balik, salah satunya berbuah penalti pada menit ke-25.
Penalti itu tercipta saat pemain sayap Lecce Federico Di Francesco dijatuhkan gelandang bertahan Napoli Tanguy Ndombele di kotak penalti. Sayangnya, penyerang Lecce Lorenzo Colombo yang menjadi algojo penalti gagal mengonversi bola menjadi gol. Tendangan Colombo ke arah sudut kanan bawah gawang mampu ditepis kiper Napoli Alex Meret.
Selepas itu, Napoli langsung membangun serangan balik cepat yang membuahkan gol melalui pemain sayap Elif Elmas di menit ke-27. Gol itu lahir dari kerja sama segitiga antara penyerang Victor Osimhen, pemain sayap Matteo Politano, dan berakhir ke Elmas.
Akan tetapi, keunggulan Napoli hanya berlangsung empat menit. Pada menit ke-31, secara mengejutkan, Colombo melepaskan tendangan dari luar kotak penalti yang meluncur deras masuk ke sudut kiri atas gawang Napoli.
Memasuki babak kedua, Napoli berusaha membombardir pertahanan Lecce. Berdasarkan statistik laga, Napoli menciptakan tujuh tendangan ke arah gawang dan penguasaan bola 71 persen. Sedangkan, Lecce hanya melakukan empat tendangan ke arah gawang dan penguasaan bola 29 persen. Namun, upaya sporadis Napoli gagal membuahkan hasil. Kedudukan tetap 1-1 hingga laga berakhir.
Posisi tergusur
Itu menjadi hasil seri kedua berturut Napoli setelah imbang 0-0 dengan Fiorentina dalam laga tandang pekan ketiga, Senin (29/8). Dua hasil kurang optimal itu membuat posisi Napoli di puncak klasemen tergusur oleh AS Roma.
Kami sudah bermain dengan cara yang diperlukan. Hanya saja, tim menggerakan bola dengan lambat, terutama pada babak pertama.
Adapun Napoli sempat memimpin klasemen dari pekan pertama hingga pekan ketiga. Itu berkat gebrakan mereka pada dua laga awal musim ini, yakni menang telak 5-2 atas tuan rumah Hellas Verona, Senin (15/8) dan membantai tim tamu AC Monza 4-0, Minggu (21/8).
Hasil itu cukup mengenaskan karena Napoli terjatuh dari puncak klasemen karena dua laga terakhir yang sejatinya bisa mereka menangkan. Kini, Napoli berada di urutan ketiga dengan delapan poin dari empat laga. Klub berjuluk Si Keledai Kecil atau I Ciucciarelli itu tertinggal dua poin dari AS Roma di singgasana klasemen dan tertinggal satu poin dari Inter Milan di peringkat kedua.
Penampilan inkonsisten seperti itu bukan sesuatu yang baru untuk Napoli. Musim lalu, klub berjersei biru langit alias gli azzurri itu sempat memimpin klasemen dari pekan keempat hingga pekan ke-15 sebelum terjatuh dan akhirnya terpaksa puas di urutan ketiga klasemen akhir.
Rotasi pemain menjadi salah satu penyebab grafik inkonsisten tersebut. Akan tetapi, Spalletti dalam Corriere dello Sport menyampaikan, Napoli tidak bisa terus-menerus menggunakan skuad yang sama karena mereka secara rerata harus bermain setiap tiga hari. Solusinya, mesti ada keseimbangan kualitas antara skuad utama dan pelapis.
Sebaliknya, Elmas meminta skuad untuk tidak larut dalam kekecewaan. Mereka harus kembali fokus dan menyiapkan diri menjalani laga besar menghadapi Lazio dalam laga tandang pada pekan kelima, Minggu (4/9). ”Tidak ada waktu untuk berpikir banyak (usai melawan Lecce). Kami memiliki pertandingan penting lainnya dan kami bermain setiap tiga hari. Sekarang, mari kita istirahat dan konsentrasi pada Lazio,” kata pemain asal Makedonia Utara tersebut.
Sementara itu, setelah hanya berada di peringkat keempat klasemen akhir dua musim terakhir, Juventus tampaknya bisa berbuat banyak pada musim ini. Setidaknya, grafik klub berjersei warna kulit zebra itu cukup stabil di awal musim ini.
Dari empat laga yang sudah dijalani, Juventus meraup dua kemenangan dan dua seri. Pada pekan keempat di kandang sendiri, Kamis, klub berjuluk Si Nyonya Besar atau La Vecchia Signora itu menang 2-0 atas Spezia. Gol kemenangan mereka dilesatkan oleh penyerang Dusan Vlahovic di menit kesembilan dan Arkadiusz Milik di menit ke-90+2.
Kini, Juventus bertengger di urutan keempat dengan delapan poin dari empat laga. Mereka mengoleksi poin yang sama dengan Napoli di tempat ketiga, juara bertahan AC Milan di peringkat kelima, dan Lazio di urutaan keenam. Selisih memasukan dan kemasukan gol yang membuat posisi empat tim itu berbeda.
Itu hasil yang jauh lebih baik dibandingkan capaian Juventus musim lalu. Dalam empat pekan awal musim lalu, mereka menuai dua seri dan dua kekalahan. Bahkan, mereka sempat terjerembab di peringkat ke-18 klasemen, pada pekan keempat musim lalu.
Oleh karena itu, pelatih Juventus Massimiliano Allegri cukup puas dengan performa timnya saat ini walaupun belum bisa memuncaki klasemen. Allegri pun tidak peduli dengan suara sumbang dari para pendukung tim yang tidak puas dengan taktik-strateginya.
”Ini adalah tim yang belum memenangkan scudetto (juara Serie A) selama dua tahun terakhir. Musim lalu, kami malah tidak memenangkan (menjuarai) apa pun. Sekarang, yang dibutuhkan para pemain adalah dukungan selama pertandingan. Saya tidak malu mengatakan bahwa saya tidak suka sepak bola atraktif yang tidak menang. Kita harus fokus untuk bermain lebih efisien daripada cantik,” tegas Allegri kepada Sky Sport Italia.