Hamilton dan Misteri Balapan Ke-300
Akhir pekan ini Lewis Hamilton akan menorehkan pencapaian baru dengan menjalani balapan ke-300. Namun, angka itu sekaligus menandai masa senja lima pebalap F1 sebelumnya, dan mereka tidak lagi bisa meraih kemenangan.
LE CASTELLET, JUMAT — Menjalani balapan ke-300 merupakan pencapaian besar bagi pebalap Formula 1 karena menandai karier panjang mereka di balapan ”jet darat” itu. Dalam rentang 72 tahun Formula 1 bergulir, hanya lima pebalap yang telah mencapai itu, dan akhir pekan ini Lewis Hamilton akan menjadi yang keenam.
Namun, di balik angka 300 itu tersimpan sisi kelam. Para pebalap yang mencapai tonggak itu tidak pernah mampu lagi meraih kemenangan. Sinyal senja kala karier itu juga dialami oleh Hamilton, yang musim ini belum meraih kemenangan.
Sebelum Hamilton, lima pebalap lain yang telah mencapai 300 balapan adalah Kimi Raikkonen (349 balapan), Fernando Alonso (344), Rubens Barrichello (322), Michael Schumacher (306), dan Jenson Button (306). Di antara mereka, hanya Alonso yang masih balapan, membela tim Alpine.
Baca juga: Hamilton Memanen Optimisme di Montreal
Nama-nama besar itu menandai era keemasan Formula 1 saat persaingan juara sangat ketat. Mereka juga menjadi langganan podium dengan berlimpah kemenangan. Namun, setelah mencapai balapan ke-300, tidak ada satu pun yang mampu meraih kemenangan. Persaingan yang makin ketat dengan para pebalap muda membuat mereka sulit mengulang masa kejayaan.
Anggota klub 300 itu akan bertambah saat Hamilton melakukan start Grand Prix Perancis di Sirkuit Paul Ricard, akhir pekan ini. Juara dunia tujuh kali F1 itu meraih kemenangan ke-103, kemenangan terakhirnya, dalam balapan di Jeddah, Arab Saudi, musim 2021. Seandainya dia menang dalam balapan terakhir musim lalu di Abu Dhabi, angka 300 balapan kali ini akan menjadi istimewa bagi Hamilton karena diraih sebagai pebalap F1 yang mengoleksi delapan gelar juara.
Namun, sejarah gemilang itu lepas dari genggaman karena keputusan kontroversial Direktur Balapan Michael Masi terkait operasional safety car. Balapan pun dimenangi oleh Max Verstappen, yang memastikan pebalap Red Bull itu meraih gelar juara pertama di ajang F1.
Terkait dengan statistik balapan ke-300 yang kurang bagus itu, Hamilton mengaku tidak memikirkan hal-hal seperti itu. Dia hanya fokus pada proses perbaikan performa mobil Mercedes W13 yang musim ini terkendala porpoising atau memantul-mantul saat dipacu dalam kecepatan tinggi di jalur lurus. Dia juga optimistis di titik tertentu W13 akan mencapai performa terbaiknya dan bisa bersaing dengan Red Bull RB18 serta Ferrari F1-75 untuk meraih kemenangan.
Performa W13 mulai membaik sejak balapan di Barcelona, tetapi mengalami masalah saat balapan di sirkuit jalan raya di Baku, Azerbaijan. Mercedes mampu memperbaiki performa di Montreal, kemudian berani menargetkan kemenangan di Silverstone, tetapi W13 masih tertinggal dari RB18 dan F1-75. Balapan terakhir di Austria juga menegaskan masih ada pekerjaan rumah bagi Mercedes untuk meningkatkan performa W13.
”Hal itu tidak mengusik saya karena saya bekerja untuk meraih kemenangan itu. Saya yakin di satu titik kami akan bisa bersaing dengan para pebalap itu. Entah itu pada akhir pekan ini atau dalam lima balapan kemudian,” tegas Hamilton.
Baca juga: Montreal Berpotensi Menyiksa Hamilton
Akhir pekan ini, Mercedes kembali memakai paket perbaikan performa, terutama aerodinamika. Desain hidung baru paling terlihat saat tim membuka garasi pada Kamis. Pengembangan terus dilakukan oleh Mercedes, juga tim-tim lain, untuk mencapai performa maksimal dalam regulasi baru F1 musim ini.
Terkait dengan peluang meraih kemenangan di Sirkuit Paul Ricard, Hamilton menilai ada harapan jika paket perbaikan berfungsi dengan baik. ”Saya berharap seperti itu. Itu sesuatu yang kami semua targetkan,” ungkap pebalap asal Inggris tersebut di laman Formula 1.
Musim ini, Hamilton belum mampu meraih kemenangan. Pencapaian terbaiknya adalah finis di posisi ketiga, pada balapan seri pembuka di Bahrain, kemudian pada tiga balapan beruntun di Montreal, Silverstone, dan Red Bull Ring. Tiga kali podium itu menegaskan performa W13 terus meningkat, dan Hamilton bisa mengakhiri tujuh seri tanpa podium.
Saya yakin di satu titik kami akan bisa bersaing dengan para pebalap itu. Entah itu pada akhir pekan ini atau dalam lima balapan kemudian.
”Setiap pekan kami berharap meraih kemajuan. Saya sungguh tidak tahu apa yang harus diharapkan. Kami terus melakukan perubahan pada mobil, aerodinamika dan hal-hal seperti itu,” ujar pebalap berusia 37 tahun itu.
Hamilton masih memiliki 11 balapan untuk meraih kemenangan pada musim ini. Saat momen itu tiba, dia akan menancapkan tonggak baru sebagai pebalap yang mampu meraih kemenangan setelah mencapai 300 balapan atau lebih.
Namun, untuk meraih kemenangan itu tidak akan mudah. Saat ini, persaingan sangat ketat dengan para pebalap muda yang sangat cepat dan agresif, terutama para pebalap Ferrari dan Red Bull. Musim ini, Verstappen kembali memimpin persaingan juara, bersaing ketat dengan Charles Leclerc yang menjadi andalan Ferrari. Persaingan makin seru dengan kebangkitan performa rekan setim masing-masing, Sergio Perez dan Carlos Sainz Junior, dalam beberapa seri terakhir.
Terkait dengan potensi Mercedes kembali bersaing dalam perebutan kemenangan, Verstappen menilai, hal itu akan membuat persaingan juara makin menarik.
”Itu sesuatu yang bagus karena berarti semua orang harus tampil 100 persen untuk meraih poin yang layak diraih. Bagi olahraga ini secara umum, akan lebih baik dengan tiga tim yang bersaing. Bagi saya itu juga lebih baik, karena dengan lebih banyak mobil, makin banyak hal yang bisa terjadi,” ungkap pebalap asal Belanda itu.
Baca juga: Verstappen Tepikan Insiden Copse
Setali tiga uang, Perez pun menilai, hanya masalah waktu bagi Mercedes untuk kembali ke papan atas. ”Mereka jelas mencapai banyak kemajuan, khususnya di Silverstone. Menurut saya, dia (Hamilton) memiliki mobil tercepat, atau pebalap tercepat, pada akhir pekan itu,” kata pebalap asal Meksiko tersebut.
Red Bull saat ini masih mencari celah baru untuk memperbaiki performa RB18 setelah bisa menurunkan bobot mobil pada balapan seri keempat di Imola. Pencapaian itu membuat Verstappen bisa menyusul poin Leclerc, yang dicapai dengan meraih lima kemenangan dalam delapan balapan terakhir.
Verstappen menilai, RB18 masih kelebihan bobot, tetapi nyaris mustahil untuk memperingan mobil. Dia pun berharap timnya bisa menemukan solusi baru yang bisa menaikkan performa mobil, karena saat ini Ferrari sudah bisa mencapai performa yang lebih baik, ditandai dengan kemenangan di Austria.
”Kami masih kelebihan bobot yang membuat kami kehilangan waktu putaran. Jika Anda kelebihan berat, Anda membawa itu sepanjang waktu. Itu waktu putaran yang Anda buang begitu saja. Tidak ada perbaikan yang bisa mengatasi itu,” ungkap Verstappen dalam konferensi pers.
”Kami masih perlu meningkatkan mobil, dan mereka perlu bekerja. Namun, tidak ada jaminan (performa akan meningkat),” tegas Verstappen.
Verstappen kini memimpin klasemen pebalap dengan 208 poin, unggul 38 poin atas Leclerc di posisi kedua. Dengan 11 balapan yang perlu dijalani, peluang Leclerc juara masih sangat terbuka. Apalagi, Ferrari tetap menghadirkan paket perbaikan performa, termasuk di Paul Ricard, akhir pekan ini.
Baca juga: Hamilton Menguak Potensi Besar W13
”Target tetap memenangi kejuaraan. Saya tidak merencanakan kehilangan lebih banyak poin. Selisih 38 poin cukup signifikan. Saya masih yakin. Kami perlu tampil sempurna mulai saat ini hingga akhir musim,” tegas Leclerc.