Pesenam Rifda Irfanaluthfi tidak bermaksud membuat keramaian di media sosial. Dia hanya ingin dukungan total agar bisa menjadi pesenam pertama yang lolos ke Olimpiade.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pesenam artistik Rifda Irfanaluthfi sukses merebut tiket Kejuaraan Dunia Liverpool 2022 di tengah ”ramai-ramai” curahan hatinya di media sosial. Menurut Rifda, keluhan terhadap kealpaan terapis itu bukan untuk membuat kehebohan. Dia yang masih dalam kondisi cedera hanya butuh dukungan penuh untuk lolos Olimpiade Paris 2024.
Rifda lolos ke Liverpool setelah menempati peringkat ke-10 nomor all-around di Kejuaraan Asia Doha 2022, Qatar, pada 15 Juni-18 Juni. Dia meloncat hingga peringkat kedua karena delapan pesenam lain otomatis lolos dari nomor beregu. Hanya tersedia delapan tiket untuk pesenam individu, di luar beregu.
Perasaan Rifda, ya, bersyukur. Alhamdulillah dengan segala kendala bisa lolos kualifikasi ke Liverpool. Kalau puas atau tidak, ya, belum. Awalnya (keramaian di medsos) berpengaruh ke performa hari pertama.
”Perasaan Rifda, ya, bersyukur. Alhamdulillah dengan segala kendala bisa lolos kualifikasi ke Liverpool. Kalau puas atau tidak, ya, belum. Awalnya (keramaian di medsos) berpengaruh ke performa hari pertama,” ucap peraih dua emas SEA Games Vietnam 2021 ini ketika dihubungi, Senin (20/6/2022).
Rifda datang ke Doha dengan cedera bahu dan retak tulang kiri. Setelah SEA Games, dia seharusnya menjalani pemulihan sampai Oktober. Namun, atlet 22 tahun ini tetap tampil seusai konsultasi dengan dokter. Pengorbanan itu demi Olimpiade.
Sebelum lomba berlangsung, atlet DKI Jakarta ini sempat bercerita lewat Instagram. Dia harus menjadi terapis untuk diri sendiri di Doha. Tidak ada terapis yang mendampinginya dari Jakarta. Kisah itu menjadi bola salju di medsos, ditanggapi banyak warganet.
Akibat keramaian itu, Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) turut mengklarifikasi lewat akun resmi Instagram mereka. PB Persani tidak menyiapkan terapis dari Jakarta karena ajang ini dadakan, tidak dalam program. Baru menghadirkan terapis di Doha ketika Rifda tampil.
Narasi yang bermunculan di medsos membelah warganet. Konsentrasi Rifda pun turut terbelah. Pada hari pertama, dia sempat terjatuh di nomor meja lompat. Dia, dengan nilai 11.767, terpaksa menempati peringkat tiga terbawah.
Menurut pelatihnya, Eva Novalina Butar Butar, Rifda tidak pernah terjatuh di meja lompat sepanjang karier. Nomor itu adalah salah satu favortinya, setelah senam lantai. Beruntung, Rifda bisa bangkit di tiga nomor lain berkat motivasi sang pelatih.
Kata Rifda, dia tidak bertujuan membuat heboh. Curahan hati itu hanyalah reaksi spontan dari atlet yang sedang cedera saat berlomba dan butuh bantuan untuk mendukung performanya. Dengan keluhan itu, dia berharap bisa dibantu dan lebih didukung ke depannya untuk lolos Olimpiade.
Seperti diketahui, Rifda bermimpi menjadi pesenam Indonesia pertama yang lolos Olimpiade. Dengan usianya yang akan menyentuh 24 tahun pada 2024, Olimpiade Paris kemungkinan besar jadi kesempatan terakhirnya lolos. Bagi mayoritas pesenam putri, sangat sulit berprestasi lagi setelah usia 25 tahun.
Keterbatasan waktu itu yang membuat sang pesenam rela tampil dengan berbagai cedera. Eva menargetkan anak asuhnya bisa tampil di Kejuaraan Dunia 2022 dan 2023 untuk memastikan tiket ke Olimpiade.
”Kami ikut Kejuaraan Dunia 2022 untuk berjaga-jaga. Takutnya terjadi lagi kisah seperti di Olimpiade lalu. Pesenam diambil berdasarkan peringkat di tahun sebelumnya karena kejuaraan tidak bisa digelar akibat pandemi,” ujar Eva.
Adapun menurut Federasi Senam Internasional (FIG), jalur peserta individu baru akan ditentukan di Kejuaraan Dunia Antwerp 2023. Olimpiade Paris membatasi kuota 96 tiket untuk pesenam putri. Sebanyak 60 pesenam akan langsung lolos dari nomor beregu. Hanya 36 pesenam yang berasal dari jalur individu.
Rifda yang hanya mengincar lolos ke Liverpool lewat nomor all-around langsung pulang dari Doha setelah babak kualifikasi. Sedari awal, dia tidak direncanakan turun di nomor final demi menjaga kesehatannya. ”Setelah ini, kami akan konsultasi ke dokter lagi. Baru memulai latihan untuk persiapan Liverpool,” kata Eva.
Lolos ke Olimpiade bukan hanya bagus untuk catatan karier Rifda. Kelolosan itu juga akan sangat berarti untuk dunia senam artistik Tanah Air. Pencapaian itu akan menyibak awan gelap untuk pesenam Indonesia bahwa mereka juga bisa menggapai panggung tertinggi dunia.