Kesengsaraan Celtics dan kejayaan Warriors di kuarter ketiga tergambar jelas dalam dua laga pembuka final. Celtics punya masalah serius untuk dibenahi menjelang tampil di kandang pada gim tiga.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
AP PHOTO/JED JACOBSOHN
Pemain Boston Celtics, Jayson Tatum (kanan), melompat untuk memasukkan bola ke dalam keranjang Golden State Warriors dengan dihadang oleh pemain Warriors, Kevon Looney (kiri) dan Klay Thompson (bawah), pada laga kedua final NBA di Chase Center, San Francisco, Senin (6/6/2022) WIB. Warriors menang dengan skor 107-88 sehingga kedudukan menjadi 1-1.
BOSTON, RABU — Boston Celtics mesti memperbaiki performa di kuarter ketiga jika ingin juara musim ini. Setelah dua gim final berlalu, performa Jayson Tatum dan rekan-rekan selalu merosot drastis pada awal paruh kedua. Mereka tampak terkejut dengan intensitas Golden State Warriors yang sering dijuluki raja kuarter ketiga.
Kedudukan final berformat terbaik dalam tujuh gim antara Celtics dan Warriors masih imbang 1-1 menjelang gim tiga di TD Garden, Boston, pada Kamis (9/6/2022) WIB. Celtics mencuri gim satu di markas Warriors 120-108, lalu menyerah pada gim dua 88-107.
Di antara dua hasil akhir berbanding terbalik itu ada satu kesamaan. Celtics sama-sama terpuruk di kuarter ketiga. Dalam akumulasi dua gim, mereka tertinggal 38-73 dalam satu kuarter itu. Mereka rata-rata tertinggal 17,5 poin. Jarak itu sangatlah lebar untuk ukuran laga final.
Celtics, di gim satu, tertinggal 24-38 di kuarter ketiga. Akibat itu, mereka sempat memulai kuarter terakhir dengan ketinggalan 12 poin, 80-92. Tim asuhan pelatih Ime Udoka ini terselamatkan berkat momentum yang berpindah di kuarter keempat. Mereka mencetak tujuh kali lemparan tiga angka beruntun.
AFP/GETTY IMAGES/EZRA SHAW
Pemain Boston Celtics, Al Horford (depan), membawa bola dengan dibayangi oleh pemain Golden State Warriors, Stephen Curry, pada laga kedua final NBA di Chase Center, San Francisco, Senin (6/6/2022) WIB. Warriors menang dengan skor 107-88 sehingga kedudukan menjadi 1-1.
Bukannya memperbaiki, Tatum dan rekan-rekan justru lebih buruk di gim selanjutnya. Mereka tertinggal 14-35 di kuarter ketiga yang membuat kedudukan jadi 64-87. Ketinggalan itu terlalu jauh untuk dikejar. Udoka pun menyerah, mengganti seluruh pemain inti saat laga masih menyisakan 10 menit lebih.
Celtics tidak boleh mengulangi performa itu jika ingin menang di gim tiga. Mereka bisa mencuri gim satu karena berbau keberuntungan. Sebagai tim yang hanya punya rata-rata akurasi lemparan tiga angka 37,3 persen, mereka tidak bisa setiap saat memasukkan 9 dari 12 lemparan seperti di kuarter keempat, seperti di gim pembuka.
Kami tahu mereka (Warriors) adalah tim yang hebat di kuarter ketiga. Kami juga sadar kesengsaraan kami di kuarter itu. Karena itu, kami harus membalikkan kondisi itu. Tidak tidak bisa lagi membiarkan mereka dengan mudah (unggul jauh).
”Kami tahu mereka (Warriors) adalah tim yang hebat di kuarter ketiga. Kami juga sadar kesengsaraan kami di kuarter itu. Karena itu, kami harus membalikkan kondisi itu. Tidak bisa lagi membiarkan mereka dengan mudah (unggul jauh),” ucap point guard utama Celtics, Marcus Smart.
AP PHOTO/JOHN HEFTI
Pemain Golden State Warriors, Jordan Poole (tengah), mengoper bola saat dihadang dua pemain Boston Celtics pada laga pertama Final Bola Basket NBA di Chase Center, San Francisco, Jumat (3/6/2022) pagi WIB. Bermain di kandang, para pemain Warriors gagal memanfaatkan dukungan penuh penonton dan kalah 108-120.
Permasalahan Celtics ini sudah menjadi penyakit lama sejak playoff. Mereka juga sempat dihancurkan Miami Heat di kuarter ketiga gim satu final wilayah dengan tertinggal 14-39. Laga itu berakhir dengan kekalahan Celtics, 107-118.
Menurut Udoka, mereka begitu buruk setelah paruh waktu akibat kesalahan sendiri atau turnover. Dalam kuarter ketiga di gim dua, mereka menghasilkan jumlahturnover lebih banyak (5 kali) dibandingkan lemparan masuk (4 kali).
Akibat turnover itu, Warriors yang dipimpin penembak jitu Stephen Curry punya momentum untuk memulai serangan cepat saat pertahanan lawan belum siap. ”Menyadari tim lawan yang sangat baik dalam mencetak poin, seharusnya kami tidak perlu membantu mereka untuk lebih baik dalam hal itu,” kata Udoka.
Masalahnya, Warriors sejak dilatih Steve Kerr adalah tim terbaik di playoff dalam kuarter ketiga. Mereka, berdasarkan data SB Nation, selalu mencatat plus dua digit dalam statistik net rating pada playoff lima musim beruntun, 2015-2019.
AFP/GETTY IMAGES/EZRA SHAW
Kegembiraan anggota tim Boston Celtics saat pertandingan melawan tuan rumah, Golden State Warriors, pada laga pertama Final Bola Basket NBA di Chase Center, San Francisco, Jumat (3/6/2022) pagi WIB. Pada laga perdana ini Celtics menang 120-105.
Net rating merupakan statistik yang menghitung selisih antara memasukkan dan kemasukan poin dalam 100 penguasaan. Artinya, dengan keunggulan net rating sampai dua digit, mereka begitu dominan atas lawan-lawannya dalam kuarter tersebut.
Musim ini dominasi itu masih terjadi. Meskipun catatan net ratingtidak mencapai dua digit (+9,5), mereka masih bisa mengungguli lawan di kuarter ketiga. Seperti yang terjadi dalam dua gim final lawan Celtics.
Tidak ada yang bisa menjelaskan alasan kehebatan Warriors pada satu kuarter itu. Bahkan, Kerr juga bingung ketika ditanya oleh para wartawan. Dia berkata tidak membuat banyak perubahan di paruh waktu. Dia hanya meminta anak asuhnya bermain lebih intens lagi karena laga akan segera berakhir.
Kekuatan ajaib Warriors dan kejatuhan Celtics di kuarter ketiga menjadi cerita utama dalam dua laga pembuka partai puncak kali ini. Jika Celtics tidak berbenah, bukan tidak mungkin hasil di satu kuarter itu akan menentukan siapa juara musim ini. (AP/REUTERS)