Stephen Curry memperlihatkan versi terbaik di gim dua Final NBA 2022. Dia bersinar di sisi pertahanan yang bukan merupakan keahlian utamanya.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AFP/GETTY IMAGES/EZRA SHAW
Pemain Golden State Warriors, Stephen Curry, mendribel bola melewati pemain Boston Celtics, Derrick White, pada laga kedua final NBA di Chase Center, San Francisco, Senin (6/6/2022) WIB. Warriors menang dengan skor 107-88 sehingga kedudukan menjadi 1-1.
SAN FRANCISCO, SENIN – Stephen Curry, megabintang Golden State Warriors, masih terus berkembang di usia 34 tahun. Dengan kondisi tubuh sangat prima, dia menciptakan versi diri paling sempurna di Final NBA 2022. Curry semakin dominan saat memimpin serangan, juga begitu tangguh ketika bertahan yang sering kali disebut sebagai titik lemah sang penembak jitu.
Sosok sempurna Curry terpancar dalam gim dua final, ketika dia mengantar Warriors menang atas Boston Celtics 107-88 di Chase Center, San Francisco, Senin (6/6/2022) pagi WIB. Tampil hanya tiga kuarter, point guard eksentrik ini menciptakan 29 poin, 6 rebound, 4 asis, dan 3 steal.
Mahakaryanya tercipta di kuarter ketiga. Curry yang mencetak 14 poin, di antaranya dari tiga kali lemparan tiga angka, sukses menciutkan nyali lawan. Dia juga menjadi bagian benteng kokoh Warriors yang membuat Celtics kehilangan taji dalam serangan. Jayson Tatum dan rekan-rekan hanya memasukkan 4 kali dari 17 percobaan lemparan.
Berkat performa itu, Warriors bisa unggul 87-64 saat kuarter tiga berakhir. Keunggulan 23 poin menutup ruang Celtics untuk mengejar ketertinggalan, seperti yang terjadi di gim satu. Pelatih kepala Celtics Ime Udoka pun terpaksa mengibarkan bendera putih saat laga masih tersisa 10 menit 45 detik. Seluruh pemain inti Celtics diistirahatkan.
AP/SANFRANCISCOCHRONICLE/SCOTT STRAZZANTE
Pemain Golden State Warriors, Stephen Curry, memandang papan skor pada kuarter keempat laga pertama Final Bola Basket NBA di Chase Center, San Francisco, Jumat (3/6/2022) pagi WIB.
Steph luar biasa di kuarter itu. Bukan hanya tembakan, melainkan juga usaha dalam bertahan. Dia seharusnya mendapat kredit lebih untuk kondisi fisik, kekuatan tubuh, dan kemampuan bertahan yang terus diperbaiki tahun demi tahun.
”Steph luar biasa di kuarter itu. Bukan hanya tembakan, melainkan juga usaha dalam bertahan. Dia seharusnya mendapat kredit lebih untuk kondisi fisik, kekuatan tubuh, dan kemampuan bertahan yang terus diperbaiki tahun demi tahun. Sebuah kehormatan bisa menyaksikannya bermain setiap saat,” ucap pelatih kepala Warriors Steve Kerr.
Revolusi terbesar Curry terletak di area pertahanan. Dia memainkan musim terbaiknya dalam bertahan. Pemain setinggi 1,88 meter ini sering dikatakan terlalu pendek dan kurus untuk level NBA, tetapi dia mulai membuktikan sebaliknya. Dia menyulitkan lawan yang mayoritas lebih besar sepanjang musim, termasuk pada gim dua tersebut.
Curry sudah mencatatkan rerata 6steal di final. Tidak ada pemain lain yang melebihi catatan itu. Lewat jumlah bola yang berhasil dicuri itu, dia memperlihatkan peningkatan agresivitas gerakan tangan saat bertahan dan kemampuan membaca serangan lawan.
Menariknya, pemain bernomor punggung 30 ini tidak melakukan banyak pelanggaran, meskipun agresif. Dia hanya mencatat rerata 2,5 pelanggaran per gim di final. Menurut asisten pelatih Warriors yang juga koordinator pertahanan tim, Mike Brown, pertahanan terbaik adalah membatasi pergerakan lawan tanpa melanggar mereka.
AFP/GETTYIMAGES/THEARON W. HENDERSON
Pemain Golden State Warriors, Stephen Curry, mendribel bola melewati pemain Boston Celtics, Robert Williams III dan Derrick White, pada laga pertama Final Bola Basket NBA di Chase Center, San Francisco, Jumat (3/6/2022) pagi WIB.
Tak hanya itu, Curry juga mencatat statistik cemerlang dalam hal membatasi akurasi tembakan lawan sepanjangplayoff. Ketika dia menghadang tembakan, sang lawan hanya mencatat akurasi 37,9 persen (63-166). Angka itu yang terbaik di Warriors.
Adapun guard Celtics, Marcus Smart, yang merupakanDefensive Player of The Yearmusim ini hanya mampu membatasi lawan di 43,5 persen. Tidak pelak, pemain spesialis bertahan Warriors, Gary Payton II pun memuji kehebatan Curry. ”Steph adalah pemain dua arah (bisa bertahan dan menyerang). Banyak orang tidak melihat itu, tetapi kami melihatnya dengan jelas,” kata Payton.
Jika dilihat, ada perbedaan Curry di final saat ini dibandingkan dengan lima kali final pada dekade lalu. Dia sudah bukan lagi pemain kurus yang tidak bisa bersaing dari sisi fisik. Tubuhnya tampak lebih berbobot dan kekar. Ototnya sangat menonjol di bagian bisep dan trisep.
Itulah yang membuat peraih dua kali Most Valuable Player NBA ini tidak segan lagi berhadapan dengan pemain yang lebih besar di pertahanan. Di laga itu, dia berani bertarung dan berhasil mencuri bola ketika duel dengan raksasa lawan, Al Horford (2,06 meter) dan Grant Williams (1,98 meter).
AP PHOTO/JED JACOBSOHN
Pemain bintang Golden State Warriors, Stephen Curry, terjatuh saat bertanding melawan Boston Celtics pada laga pertama Final Bola Basket NBA di Chase Center, San Francisco, Jumat (3/6/2022) pagi WIB. Mencetak 34 angka, Curry gagal membawa kemenangan bagi timnya. Raihan 34 angka ini menjadi yang tertinggi dari semua pemain di laga ini.
Pertahanan adalah sisi lapangan yang tidak banyak membutuhkan bakat. Fisik dan mentalitas pantang menyerah menjadi kunci utama untuk memenangi pertarungan. Curry berkata, peningkatan performa dalam bertahan adalah bentuk dari rasa laparnya untuk berkembang. Dia ingin terus lebih baik walaupun sudah tidak muda lagi.
”Sepanjang karier saya, telah banyak terjadi perkembangan dari sisi fisik. Banyak hal yang dikerjakan untuk memperbaiki itu. Pada akhirnya, dari musim debutan sampai sekarang, semua itu tentang usaha untuk mengatasi keterbatasan fisik. Jika Anda berusaha keras, maka hal baik akan datang. Anda akan lebih baik lagi,” tutur Curry yang bisa tersenyum seusai menyeimbangkan kedudukan dengan Celtics di final.
Di sisi lain, pujian juga datang dari rekannya, Draymond Green. Green menilai, Curry semakin dewasa dalam memimpin serangan. Curry tidak hanya menjadi mesin skor Warriors, tetapi juga kontributor asis dan penarik gravitasi pertahanan lawan. Bersamanya di lapangan, semua menjadi lebih mudah.
”Pengambilan keputusannya sangat hebat. Dia bereaksi tepat terhadap apa yang diberikan pertahanan lawan kepadanya. Saya pikir dia sempat tidak mencetak poin selama enam menit awal. Tetapi, dia tidak memaksakan apa pun. Dia membiarkan pertandingan datang kepadanya, lalu kami tinggal mengikutinya,” puji Green. (AP/REUTERS)