Timnas Ukraina Berlatih dan Berlaga bagai Pengungsi
Timnas sepak bola Ukraina tampil tidak hanya untuk menang, tetapi juga membawa pesan khusus, yaitu menolak menyerah pada situasi perang.
DUBLIN, SELASA — Perang menyulitkan tim nasional Ukraina bertarung di laga internasional. Bagaikan pengungsi, mereka harus berlatih dan menjalani laga kandang di sejumlah negara Eropa. Ukraina tampil tidak hanya untuk menang, tetapi juga membawa pesan khusus.
Perang adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang merampas kehidupan merdeka dirasakan benar oleh sekitar 44 juta warga Ukraina. Sejak 24 Februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin memulai pengiriman pasukan militer ke wilayah Ukraina mulai dari sisi selatan hingga timur Ukraina.
Baca juga : Oase Penantian Panjang Wales
Jutaan warga Ukraina telah keluar dari tanah kelahirannya untuk mempertahankan kehidupan yang nyaman dan demi masa depan yang terjaga. Lainnya mengalami rumah-rumahnya hancur dan anggota keluarganya wafat akibat serangan Rusia.
Tak hanya kehidupan sosial-ekonomi yang berdampak. Kesenangan warga Ukraina untuk menikmati sepak bola, olahraga terpopuler di negara itu, juga terampas.
Serangan Rusia dimulai hanya satu hari sebelum putaran kedua Liga Ukraina musim 2021-2022 dimulai pada 25 Februari. Perang membuat aktivitas sepak bola profesional di Ukraina terhenti.
Rencana tim nasional Ukraina untuk menjalani laga playoff Piala Dunia Qatar 2022, Maret lalu, harus dijadwal ulang hingga baru berlangsung, awal Juni ini. Mimpi Ukraina untuk tampil di Qatar memang telah pupus karena tumbang 0-1 dari Wales pada babak final playoff di Stadion Kota Cardiff, Minggu (5/6/2022).
Namun, Ukraina menampilkan permainan yang jauh lebih dominan dibandingkan Wales, sang tuan rumah. Meski persiapan terganggu akibat perang, Ukraina menampilkan superioritas dengan kreasi 22 tembakan dan dominasi penguasaan bola hingga 68 persen.
Lihat Juga: Semangat Timnas Sepak Bola Ukraina Tak Padam di Tengah Invasi Rusia
Sementara itu, Wales hanya mencatatkan 10 tembakan dan 32 persen penguasaan bola. Wales lolos ke Qatar tidak lepas dari keberuntungan karena menang berkat gol bunuh diri penyerang sayap sekaligus kapten Ukraina, Andriy Yarmolenko.
Sebelum melawan Wales, Ukraina juga menunjukkan aksi patriot dengan kemenangan 3-1 atas Skotlandia di babak semifinal playoff. Kemenangan itu juga didasari pemain yang dominan meski tampil di kandang Skotlandia.
Performa Ukraina dalam dua laga di era Perang Ukraina-Rusia adalah sebuah capaian yang luar biasa. Untuk mempersiapkan diri menghadapi dua pertandingan playoff itu, Ukraina menempuh perjuangan yang tidak mudah untuk memulai pemusatan latihan, 30 April lalu.
Hanya empat pemain, yang membela tim lokal, bergabung di tahap awal pemusatan latihan itu. Dalam tahap itu, pemain, di antaranya Dmytro Riznyk, Oleksandr Pihalonok, Serhiy Buletsa, dan Oleksiy Hutsulyak, bersama pelatih Ukraina, Oleksandr Petrakov, menempuh perjalanan darat untuk mencapai lokasi latihan di kota Brdo, Slovenia.
Baca juga : Bara di Ukraina, Laba bagi Produsen Senjata
Untuk menuju Brdo, skuad dan tim pelatih Ukraina harus terlebih dahulu menempuh perjalanan dari kota Kyiv menuju perbatasan di Uzhhorod. Perjalanan yang berjarak lebih dari 809 kilometer itu dilakukan pada 30 April.
Untuk menembus perbatasan itu, tim Ukraina harus didampingi oleh Presiden Asosiasi Sepak Bola Ukraina (UAF) Andriy Pavelko untuk memudahkan proses melewati perbatasan negara mereka. Pavelko menjadi penjamin bahwa para pemain itu akan kembali ke Ukraina dan siap membantu angkatan bersenjata Ukraina jika telah pulang dari tugas bersama timnas.
Setelah melewati perbatasan, mereka melanjutkan kembali perjalanan sekitar 800 km untuk menuju Brdo. Adapun Brdo berjarak sekitar 40 km dari sisi utara kota Ljubljana, ibu kota Slovenia.
Ketika sesi latihan dimulai 2 Mei lalu, hanya 11 pemain yang baru bergabung. Selain empat pemain itu, tujuh pemain asal Shakhtar Donetsk menyusul setelah menjalani laga uji coba di Kroasia menghadapi Hajduk Split.
Baca juga : Dari Garis Depan, Presiden Ukraina Serukan Pasukan Tetap Bertahan
Komposisi pemusatan latihan itu mendekati sempurna setelah 11 pemain bergabung pada 5 Mei lalu. Mereka terdiri atas 10 pemain Dynamo Kyiv dan penyerang Dnipro-1, Artem Dovbyk.
Pada akhir Mei, sebanyak 11 pemain yang berkarier di luar Ukraina ikut bergabung. Mereka di antaranya Andriy Lunin (Real Madrid), Alexander Zinchenko (Manchester City), Ruslan Malinovsky (Atalanta), dan Roman Yaremchuk (Benfica).
Setelah menjalani pemusatan latihan selama sebulan, Petrakov hanya membawa 27 pemain untuk menjalani dua laga playoff Piala Dunia 2022 dan tiga laga Liga Nasional Eropa 2022-2023. Sebagian pemain lainnya dipulangkan ke klub masing-masing karena mengalami cedera.
“Kami telah melakukan segalanya untuk melaju ke Piala Dunia, tetapi kami kurang beruntung. Selanjutnya, kami akan memulai petualangan di Liga Nasional Eropa dan berjuang dengan keras. Tuhan telah memberikan anugerah sehingga kami bisa tetap bermain di tengah perang di negara kami,“ ucap Petrakov dilansir laman UAF, Selasa (7/6/2022), menjelang laga kontra Irlandia pada laga pertama Grup B1 Liga Nasional Eropa.
Baca juga : Menyelami Tragedi Kemanusiaan, Mengabarkan Sekecil Apa Pun Upaya Perdamaian
Ukraina bergabung dalam Grup B1 Liga Nasional Eropa bersama Armenia, Skotlandia, dan Irlandia. Ukraina akan bertandang melawan Irlandia, di Stadion Aviva, Dublin, Kamis (9/6/2022) dini hari WIB.
Selanjutnya, Ukraina akan menjadi tuan rumah pada pertandingan menghadapi Armenia (Sabtu 11/6/2022) malam WIB, dan Irlandia (Rabu 15/6/2022) dini hari WIB. Dua laga kandang itu akan berlangsung di Stadion LKS di kota Lodz, Polandia.
“11 pemain yang bermain di lapangan bukan sekadar untuk menghibur ribuan fans yang datang ke stadion. Mereka tampil demi harga diri 44 juta masyarakat di Ukraina,“ kata Stepan Luczka, Ketua Klub Suporter Olahraga Ukraina di Inggris, kepada Politico.
Yevgen Chub, anggota Asosiasi Warga Ukraina di Britania Raya, menambahkan, “Pertandingan sepak bola menunjukkan Ukraina masih ada.“
Baca juga : Rusia Kian Dekat Kuasai Ukraina Timur
Tim junior
Selain timnas senior, tim Ukraina U-21 juga harus nomaden menjalani pemusatan latihan dan menjalani laga kandang kualifikasi Piala Eropa U-21 di Istanbul, Turki. Ukraina telah menjalani dua pertandingan dengan hasil positif.
Mereka melibas Kepulauan Faroe dan Macedonia Utara dengan masing-masing skor 4-0, awal Juni ini. Anak asuhan Ruslan Rotan itu masih menyisakan dua laga kontra Perancis dan Armenia untuk merebut tiket ke putaran final Piala Eropa U-21 2023.
Sementara itu, tim Ukraina U-19 harus melakukan perjalanan ratusan kilometer untuk merampungkan tiga laga kualifikasi Piala Eropa U-19 di Rotterdam, Belanda. Setelah menjalani dua laga, Ukraina tengah berada di puncak klasemen Grup 6 yang membuat mereka berpeluang besar lolos ke putaran final Piala Eropa U-19 yang akan dimulai, 18 Juni mendatang.
Ukraina akan menghadapi Belanda pada laga pamungkas kualifikasi Piala Eropa U-19, 8 Juni. Jika lolos, mereka akan bergabung di Grup B bersama Inggris, Israel, dan Austria.
Baca juga : Menembus Jantung Perang Eropa
Dengan tampil di Piala Eropa U-19, Ukraina berpeluang meraih satu dari lima tiket Piala Dunia U-20 Indonesia 2023 dari zona UEFA.
“Meskipun tidak mudah, misi kami adalah merampungkan pertandingan terakhir menghadapi Belanda dengan hasil positif. Hanya itu yang bisa membawa kami ke putaran final,“ kata pelatih Ukraina U-19, Volodymyr Yezersky.
Bagi pemain timnas Ukraina, tampil membela negara mereka di laga internasional serupa dengan turun ke medan perang. Pasalnya, Pemerintah Ukraina mewajibkan seluruh pria berusia 18 hingga 60 tahun untuk bergabung dengan angkatan bersenjata dalam upaya mempertahankan kedaulatan dari Rusia.
Oleh karena itu, mereka tidak mempermasalahkan berlatih secara nomaden karena paham situasi di dalam negeri lebih memilukan. Bagi mereka, sepak bola bukan lagi sekadar olahraga untuk mencari kemenangan, melainkan juga sarana untuk menyampaikan pesan keengganan mereka menyerah pada kenestapaan akibat perang. (AFP)