Empat remaja akan tampil dalam perempat final Grand Slam Perancis Terbuka. Salah satu di antara mereka adalah tunggal putra Denmark berusia 19 tahun, Holger Rune, yang menjalani debut di Perancis Terbuka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
PARIS, SENIN - Lonjakan prestasi pada tahun ini membuat Carlos Alcaraz, yang berusia 19 tahun, sejajar dengan Novak Djokovic sebagai favorit juara tunggal putra Grand Slam Perancis Terbuka. Saat turnamen berjalan, tak hanya Alcaraz yang memperlihatkan potensi sebagai bintang masa depan. Holger Rune, dengan usia yang sama, membuat kejutan di Roland Garros.
Rune, yang mengawali pengalaman di arena Grand Slam pada Amerika Serikat Terbuka 2021, menembus perempat final dalam debutnya di lapangan tanah liat Roland Garros. Dia melakukannya setelah mengalahkan unggulan keempat, Stefanos Tsitsipas, pada babak keempat. Di Philippe Chatrier, lapangan terbesar Roland Garros, Senin (30/5/2022), Rune menang 7-5, 3-6, 6-3, 6-4.
Kemenangan atas finalis Perancis Terbuka 2021 tersebut membuat Rune menjadi tunggal putra Denmark pertama yang lolos ke perempat final Perancis Terbuka. Tunggal putra terakhir Denmark yang tampil pada babak delapan besar Grand Slam adalah Jan Leschly pada AS Terbuka 1967, sebelum turnamen tenis memasuki era Terbuka pada 1968.
Kejutan tak hanya dibuat Rune pada babak keempat. Dia menyingkirkan unggulan ke-14, Denis Shapovalov, pada babak pertama. Maka, kemenangan atas Tsitsipas membuatnya semakin percaya diri.
“Saya punya kepercayaan diri yang kuat bahwa saya bisa sangat fokus saat bertanding. Saya punya kemampuan untuk mengalahkan hampir semua pemain. Namun, saya tak ingin berbicara terlalu jauh ke depan karena saya harus tetap fokus pada pertandingan terdekat,” tutur Rune yang akan berhadapan dengan unggulan kedelapan, Casper Ruud, pada perempat final.
Tsitsipas pun memuji penampilan Rune. “Dia sangat pantas memenangi pertandingan karena bermain lebih baik dan bisa menghadapi momen krusial lebih baik dari saya. Namun, jika lain kali bertemu, saya yakin bisa melakukan yang lebih baik,” kata petenis Yunani tersebut.
Dengan lolosnya Alcaraz ke perempat final, sehari sebelumnya, untuk pertama kalinya terdapat dua remaja tunggal putra yang akan memperebutkan tiket semifinal Perancis Terbuka, sejak 28 tahun lalu. Terakhir, hal itu terjadi pada 1994 ketika petenis Ukraina, Andrei Medvedev (19 tahun) dan Hendrik Dreekman (Jerman/19) tampil pada perempat final. Mereka akhirnya kalah pada tahap itu.
Sama-sama berusia 19 tahun, Rune dan Alcaraz tiba di Roland Garros dengan rekam jejak berbeda. Alcaraz mulai memasuki jajaran petenis elite dengan berada pada peringkat keenam dunia. Sebelum bersaing di Perancis Terbuka, dia menjuarai empat turnamen, dua diantaranya dari level ATP Masters 1000, yaitu Miami dan Madrid.
Di Madrid Masters, salah satu turnamen pemanasan Perancis Terbuka, Alcaraz bahkan menaklukkan para senior, yaitu Rafael Nadal, Novak Djokovic, dan Alexander Zverev, secara beruntun, sejak perempat final hingga final.
Sebaliknya, perjalanan Rune cukup berwarna. Dia tampil pada turnamen ATP Challenger (turnamen berlevel lebih rendah dari Tur ATP) hingga Grand Slam. Hasil terbaiknya adalah ketika menjuarai ATP 250 Muenchen, April, yang merupakan gelar pertama dari Tur ATP. Rune mencapai posisi terbaik dalam peringkat dunia ketika menempati ranking ke-40 sejak 16 Mei.
Pada suatu pekan, dia akan bergaya seperti Rafa (Nadal). Semua perlengkapan main ala Rafa dipakainya. Pekan berikutnya, dia akan bergaya seperti Federer. Dia benar-benar menyenangi tenis. (Lars Christensen)
Kehadiran Rune dan Alcaraz menambah sensasi para remaja di Perancis terbuka tahun ini. Pada tunggal putri, perempat final juga diwarnai hadirnya dua remaja. Dalam pertandingan Selasa, Leylah Fernandez (19 tahun) akan berhadapan dengan Martina Trevisan, sementara Cori Gauff (18) melawan finalis Perancis Terbuka 2018, Sloane Stephens.
Mengikuti jejak kakak
Perjalanan Rune di Roland Garros, dengan modal pukulan keras dan kelincahan yang impresif, tak lepas dari kisah ketika dia berlatih di klub tenis di Denmark. Ketika kakak perempuannya, Alma, berlatih, Rune, yang saat itu berusia lima tahun, menonton, bersama ibunya, Aneke Rune. Tak berapa lama kemudian, Rune mengikuti jejak kakaknya.
“Holger sangat antusias saat menonton latihan di klub. Ketika Alma selesai berlatih, dia akan memindahkan kursi untuk menonton latihan orang lain,” tutur Aneke dalam laman resmi ATP pada 2021.
Rune sebenarnya ingin memulai latihan saat itu juga, tetapi klub baru memperbolehkan anak-anak berlatih ketika mencapai usia enam tahun. “Jadi, ketika diperbolehkan latihan, dia sangat antusias,” lanjut Aneke.
Pelatihnya saat ini, Lars Christensen, bercerita, semula, Rune tertarik bermain sepak bola, skateboard, dan kegiatan lain. Namun, saat mengenal tenis, dia langsung bercita-cita ingin menjadi petenis.
“Pada suatu pekan, dia akan bergaya seperti Rafa (Nadal). Semua perlengkapan main ala Rafa dipakainya. Pekan berikutnya, dia akan bergaya seperti Federer. Dia benar-benar menyenangi tenis,” kata Cristensen.
Tak hanya berlatih, Rune kecil menonton banyak pertandingan tenis di sela-sela kegemaran menonton film kartun. Saat menonton pertandingan, dia mempelajari gaya bermain atlet-atlet yang ditontonnya, mulai dari
forehand
Nadal dan Federer hingga
backhand down the line
Stan Wawrinka.
Namun, petenis yang benar-benar dipujanya adalah Nadal. Jika ditanya tentang 13 gelar juara Nadal dari Perancis Terbuka, Rune akan menjawabnya dengan detail.
Beranjak remaja, dia tak hanya menonton pertandingan dari TV. Ditemani ibunya, dia datang langsung ke stadion.
Pada 2017, Rune menonton turnamen Final ATP Next Gen di Milan, Italia. Ibunya membelikan tiket sebagai hadiah Natal. “Saya menonton Final ATP Next Gen edisi pertama. Saya melihat Daniil Medvedev, Andrey Rublev, dan Hyeon Chung,” katanya.
Akhir tahun ini, Rune berpeluang tampil pada turnamen akhir tahun yang digelar untuk delapan petenis terbaik berusia 21 tahun ke bawah itu. Saat ini, dia menempati peringkat ketiga daftar peringkat Menuju Milan, di bawah Alcaraz pada posisi teratas dan Jannik Sinner.
Namun, sebelum melangkah jauh ke Milan, Rune akan menjalani laga terpenting dalam kariernya hingga saat ini, perempat final Grand Slam. Jika bisa mengalahkan Ruud, dia akan bertemu pemenang laga lain pada paruh bawah undian, Rublev melawan Marin Cilic.
Dengan persaingan yang begitu terbuka pada paruh undian itu, siapapun berpeluang menantang salah satu favorit juara dari paruh atas pada laga puncak. Salah satu yang memiliki peluang itu adalah termasuk Rune (afp)