Meski berusia di atas 30 tahun, Novak Djokovic dan Rafael Nadal masih bisa bersaing di level elite tenis dunia. Pertemuan mereka pada perempat final Perancis Terbuka pun layak disebut sebagai final yang terlampau dini.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
PARIS, SENIN - Bermula dari hasil turnamen Roma Masters, Novak Djokovic dan Rafael Nadal hanya akan bertemu pada perempat final Perancis Terbuka. Namun, reputasi kedua petenis dan hasil undian tunggal putra membuat laga itu layak disebut final yang terlampau cepat.
Persaingan yang akan berlangsung di Roland Garros, Paris, Selasa (31/5/2022), itu mempertemukan dua petenis dengan total 41 gelar juara Grand Slam, Nadal dengan 21 gelar dan Djokovic dengan 20 gelar. Pemenang laga itu akan berhadapan dengan pemenang perempat final lain, Carlos Alcaraz melawan Alexander Zverev. Keempatnya menjadi petenis unggulan tertinggi dari paruh atas undian.
Pertemuan Djokovic dan Nadal yang begitu cepat ini tak lepas dari hasil turnamen Roma Masters, 9-15 Mei. Djokovic menjadi juara pada salah satu turnamen pemanasan Perancis Terbuka itu, sedangkan Nadal tersingkir pada babak ketiga.
Dengan hasil tersebut, Djokovic mengukuhkan posisi di puncak peringkat dunia, sementara Nadal turun dari peringkat keempat menjadi kelima pada daftar peringkat 16 Mei. Daftar tersebut digunakan untuk menempatkan status 32 petenis unggulan Perancis Terbuka.
Sesuai peraturan, hanya unggulan teratas dan kedua, yaitu Djokovic dan Daniil Medvedev, yang mendapat kepastian posisi dalam undian sejak awal, masing-masing, pada paruh atas dan bawah. Nadal, yang menjadi unggulan kelima, tak bisa menghindari pertemuan dini dengan Djokovic ketika pengacakan undian menempatkannya pada perempat undian yang sama dengan rivalnya itu.
Ini menjadi pertemuan pertama kedua petenis sebelum semifinal sejak Djokovic mengalahkan Nadal pada perempat final Roma Masters 2016. Padahal, setengah dari 58 persaingan lain terjadi pada laga puncak.
Saya akan tampil pada perempat final di Roland Garros. Sekitar 2,5 pekan lalu, saya tidak tahu bisa tampil di sini atau tidak. Jujur, setiap kali bertanding, saya berpikir itu akan menjadi laga terakhir di Roland Garros dalam karier. Maka, saya tidak bisa mengeluh.
”Saya akan tampil pada perempat final di Roland Garros. Sekitar 2,5 pekan lalu, saya tidak tahu bisa tampil di sini atau tidak. Jujur, setiap kali bertanding, saya berpikir itu akan menjadi laga terakhir di Roland Garros dalam karier. Maka, saya tidak bisa mengeluh,” tutur Nadal.
Petenis yang akan berusia 36 tahun pada akhir pekan ini tersebut tiba di Roland Garros dengan cedera kaki kiri. Cedera akibat kelainan pertumbuhan tulang pada telapak kaki itu membuatnya kesakitan pada hampir sepanjang karier, hingga Nadal menyebut dirinya sebagai atlet yang hidup dengan cedera.
Kondisi itu membuatnya berada di bawah Djokovic dan Alcaraz sebagai favorit juara Perancis Terbuka 2022. Akan tetapi, Nadal dan Roland Garros memiliki ikatan spesial.
”Rafa memang cedera, tetapi dia selalu tampil baik di Roland Garros. Saat melihat dia latihan di sini, saya tahu bahwa dia 30 persen lebih baik dari peserta lain,” komentar Zverev.
Dari 21 gelar juara Grand Slam milik Nadal, 13 di antaranya didapat dari Perancis Terbuka. Dia tak pernah kalah setiap kali tampil di final. Sejak debut pada 2005 hingga mengalahkan Felix Auger-Aliassime pada perempat final, Minggu, Nadal hanya tiga kali kalah dari 112 pertandingan.
Djokovic hanya mendapat dua gelar dari Perancis Terbuka, tetapi dia berstatus juara bertahan. Trofi The Musketeers pada 2021 dibawa pulang, salah satunya setelah mengalahkan Nadal pada semifinal. Djokovic pula yang dua kali menyebabkan kekalahan Nadal di Roland Garros. Selain semifinal tahun lalu, petenis Serbia itu menang atas Nadal pada perempat final 2015.
Dari 58 persaingan, Djokovic unggul pada 30 pertandingan. Jumlah pertemuan itu menjadi yang terbanyak antara dua petenis pada era Terbuka, bahkan, lebih banyak dari rivalitas Nadal dan Roger Federer yang terjadi dalam 40 laga.
Setelah Federer tak begitu aktif karena didera cedera lutut kanan sejak 2020, tinggal Djokovic dan Nadal yang bertahan dalam kompetisi tenis level dunia. Mereka masih menjadi bagian dari yang terbaik meski persaingan kali ini didominasi petenis-petenis muda.
Maka, perempat final pada Selasa, yang menjadi pertemuan pertama mereka sejak semifinal Perancis Terbuka 2021, dinanti penggemar tenis. Laga itu, bahkan, layak terjadi pada final seandainya undian tak mempertemukan mereka lebih awal.
Beda karakter
Gaya main serta mental juara Djokovic dan Nadal membuat setiap pertemuan selalu memukau penonton. Alcaraz, bahkan, berandai-andai bisa ”mencuri” kelebihan mereka untuk melengkapi kemampuannya.
”Saya akan mencuri semangat juang Rafa. Dia adalah pekerja keras, telah memberi banyak pengorbanan untuk tenis, dan tak pernah menyerah. Dari Djokovic, saya akan mengambil kebugaran dan elastisitas fisiknya,” kata Alcaraz.
Perbedaan karakter, juga, menjadi daya tarik rivalitas mereka. Hingga saat ini, Djokovic selalu berambisi untuk menciptakan rekor. Setelah mengalahkan Diego Schwartzman pada babak keempat, dia menyebut target untuk mengakhiri setiap musim dengan menjadi petenis nomor satu dunia. Adapun Nadal tak peduli dengan posisinya dalam daftar ranking.
Nadal menjadi petenis yang cenderung dicintai penonton di mana pun bertanding, sedangkan Djokovic sering kali tak mendapat rasa cinta itu. Saat diperkenalkan pembawa acara di Lapangan Suzanne Lenglen pada babak keempat, terdengar suara ejekan untuk Djokovic. Adapun penonton di Philippe Chatrier berteriak ”Rafa, Rafa!” sepanjang malam.
Mereka, juga, memiliki pendapat berbeda tentang jadwal tanding perempat final. Nadal lebih senang bermain siang hari saat udara hangat. Pantulan bola yang tinggi pada kondisi ini sesuai dengan karakter pemainannya yang mengandalkan heavy top spin. Sebaliknya, Djokovic memilih bertanding malam saat lapangan tanah liat lebih lembab hingga pantulan bola lebih rendah.
Perbedaaan pendapat ini, serta keterlibatan stasiun TV pemilik hak siar, sempat memusingkan mantan petenis Perancis, Amelie Mauresmo, sebagai direktur turnamen. Amazon Prime, pemilik hak eksklusif untuk sesi malam, membayar 15 juta euro (Rp 235,5 miliar), sementara France TV, yang memiliki hak free-to-air, membayar 10 juta euro (Rp 157 miliar). Di sisi lain, panitia pun memiliki kepentingan untuk menyiarkan laga besar melalui lembaga siaran yang bisa menjangkau penonton lebih banyak.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, Djokovic melawan Nadal, yang bisa menjadi ”big match” sepanjang turnamen tahun ini, akhirnya ditempatkan pada sesi malam. Laga akan dimulai pukul 20.45 waktu setempat atau Rabu (1/6/2022) pukul 01.45 WIB.
Tahun lalu, seiring bertambah gelapnya hari, penampilan Djokovic kian membaik hingga menang 3-6, 6-3, 7-6 (4), 6-2. Namun, seperti dikatakannya setelah memastikan ke perempat final, melawan Nadal tetap bukan pekerjaan mudah.
”Melawan Rafa adalah tantangan terbesar di Roland Garros. Saya siap menghadapinya,” kata Djokovic. (AFP/AP)