Untuk SEA Games 2021, PB PASI menyiapkan atlet-atlet senior. Mereka yakin, para atlet itu bisa merealisasikan target membawa pulang delapan medali emas dari cabang atletik ajang tersebut.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·7 menit baca
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Tim sprint putri terdiri dari Hasruni (kiri), Valentin Vanesa Lonteng (tengah), dan Jeany Nuraini (kanan) menjalani latihan start block di pelatnas atletik di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Senin (25/4/2022). Start block terus diasah karena menjadi salah satu elemen penting yang turut menentukan prestasi di nomor lari jarak pendek. Semua persiapan itu dilakukan agar para atlet bisa optimal pada SEA Games Vietnam 2021 mendatang.
Menyambut SEA Games Vietnam 2021, 12-23 Mei, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia atau PB PASI menyiapkan 23 atlet yang sebagian besar atlet senior pemusatan latihan nasional atau pelatnas. Dengan pengalaman yang jauh lebih matang, para penghuni lama pelatnas itu ditargetkan bisa menyumbangkan sedikitnya delapan medali emas. Target itu cukup berani mengingatkan sebelumnya tim atletik Merah-Putih meraih lima emas di ajang edisi sebelumnya, SEA Games Filipina 2019.
”Kondisi atlet sudah siap tempur. Beberapa malah grafiknya cukup baik, antara lain bisa memecahkan rekor PON (Pekan Olahraga Nasional) dan rekor nasional (rekornas) di PON Papua 2021. Jadi, target delapan emas itu memang realistis. Bahkan, ada peluang lebih dari itu, tetapi kami tidak mau sesumbar,” ujar manajer sekaligus pelatih kepala pelatnas PB PASI Agustinus Ngamel di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Senin (25/4/2022).
Dari semua atlet itu, Agus mengatakan, PB PASI mengharapkan atlet-atlet yang meraih lima emas SEA Games 2019 bisa mempertahankan prestasinya di SEA Games 2021. Mereka adalah Agus Prayogo (36 tahun) di maraton, Hendro Yap (32) di jalan cepat 20 km, Sapwaturrahman (27) di lompat jauh, Emilia Nova (26) di lari gawang 100 meter putri, dan Maria Natalia Londa (31) di lompat jauh putri.
”Peta kekuatan di lima nomor itu kurang lebih tetap sama, tidak ada perubahan drastis. Di atas kertas, mereka masih bisa mempertahankan emas tersebut. Tinggal kini, mereka menjaga kesehatan jangan sampai cedera ataupun kena Covid-19 dan tenang menghadapi perlombaan,” terangnya.
Untuk tiga emas lainnya, lanjut Agus, PB PASI menaruh asa kepada Lalu Muhammad Zohri (21) di 100 meter, Odekta Elvina Naibaho (30) di maraton putri, dan Eki Febri Ekawati (30) di tolak peluru putri. Di atas kertas, Zohri yang memiliki rekor waktu terbaik 10,03 detik menjadi terfavorit untuk merebut emas.
Zohri yang akan menjalani debut di SEA Games hanya perlu mewaspadai pelari muda Thailand Puriphon Boonsorn yang baru saja memecahkan rekornas 100 meter Negeri Gajah Putih. Pada Thai National Games, Sabtu (19/3) lalu, Boonsorn yang berusia 16 tahun mencatat waktu 10,19 detik atau 0,04 detik lebih cepat dibanding rekor sebelumnya atas nama Reanchai Sriharwong pada Asian Games Bangkok, Thailand, 13 Desember 1998.
Bagi Odekta, SEA Games kali ini bisa menjadi ajang balas dendam karena peluang emas di depan matanya melayang pada edisi sebelumnya. Pada SEA Games 2019, Odekta yang telah memimpin justru jatuh pingsan karena heat stroke sekitar 600 meter jelang finis. Akhirnya, dia pun gagal finis.
Adapun Eki sedang di puncak performa. Pada PON Papua, 14 Oktober 2021, dia memecahkan rekornas dengan 15,77 meter. Dia menajamkan rekornas sebelumnya atas namanya sendiri dengan 15,60 meter yang dicetak dalam Kejuaraan Nasional di Jakarta, 9 Desember 2017.
Jadi, target delapan emas itu memang realistis. Bahkan, ada peluang lebih dari itu, tetapi kami tidak mau sesumbar. (Agustinus Ngamel)
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Aksi atlet putri Jabar Eki Febri Ekawati dalam nomor tolak peluru putri PON Papua 2021 di Stadion Atletik Komplek Olahraga Mimika, Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Kamis (14/10/2021). Atlet Jawa Barat Eki Febri Ekawati meraih medali emas dalam nomor ini setelah hasil tolaknya mencapai jarak 15,77 meter. Jarak tersebut sekaligus memecahkan rekor PON dan rekor nasional yang dihasilkannya pada tahun 2016 dan 2017 silam. Angka rekor PON sebelumnya 14,98 meter dan rekor nasional sebelumnya 15,60 meter.
”Lawan terberat Eki adalah atlet Thailand (Areerat Intadis) yang meraih emas SEA Games 2019 dengan 15,80 meter. Tapi, dari pantauan kami usai SEA Games 2019 sampai saat ini, atlet Thailand itu belum pernah mencatat tolakan lebih dari 15,50 meter. Maka itu, Eki berpotensi memperbaiki prestasinya dari perak SEA Games 2019 menjadi emas di SEA Games ini,” ungkap Agus.
Untuk nomor lain, tambah Agus, Abdul Hafiz (26) yang memecahkan rekor PON lempar lembing dengan 71,03 meter pada PON 2021 ada asa memperbaiki prestasi dari perak SEA Games 2019 menjadi emas SEA Games 2021. Pesaing terberatnya tetap atlet Filipina Melvin Calano yang membawa pulang emas SEA Games 2019 dengan 72,86 meter.
Ada pula Sri Mayasari (28) yang memecahkan rekornas 400 meter dengan 53,22 detik pada PON 2021. Raihan Sri itu mendekati capaian pelari Vietnam Nguyen Thi Huyen yang meraih emas SEA Games 2019 dengan 52,80 meter. ”Tapi, kami tidak mau sesumbar dengan peluang Sri. Sebab, lawannya asal Vietnam cukup berat dan bermain di kandang sendiri,” kata Agus.
Secara keseluruhan, PB PASI masih mengandalkan nomor-nomor lintasan untuk mendulang prestasi. Nomor lapangan agak lambat regenerasi dan perkembangannya karena butuh sarana dan prasarana khusus dalam pembinaan. Tidak semua daerah punya fasilitas pendukung tersebut, seperti untuk loncat tinggi, loncat galah, lempar lembing, maupun tolak peluru. ”Akibatnya, jarang ada atlet muda daerah yang terjun di nomor tersebut,” jelas Agus.
Pelari andalan Indonesia Lalu Muhammad Zohri menjalani latihan untuk mengembalikan kebugaran pasca mengalami cedera hamstring kanan di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Senin (25/4/2022). Zohri mengalami cedera hamstring kanan pada Kejuaraan Dunia Ruangan 2022 di Belgrade, Serbia, Maret lalu. Sepulang ke Indonesia, dia lebih banyak berkutat mengembalikan kondisi hamstring kananya dengan fisioterapi. Baru dua hari terakhir, dia turun lagi ke lapangan untuk mengembalikan kebugaran guna tampil optimal pada SEA Games Vietnam 2021. Pada SEA Games nanti, Zohri ditargetkan meraih emas dari lari 100 meter dan estafet 4x100 meter.
Kurang berlomba
Salah satu hambatan yang paling sering muncul madalah para atlet kurang sekali berlomba selama pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020. Praktis cuma Zohri yang aktif ikut ajang internasional sejak 2021. Dia sempat berpartisipasi dalam uji coba Olimpiade Tokyo 2021 bertajuk Ready Steady Tokyo pada 9 Mei 2021, Olimpiade Tokyo (31 Juli), dan Kejuaraan Dunia Ruangan 2022 di Belgrade, Serbia (19 Maret).
Sapwaturrahman berpartisipasi dalam uji coba Olimpiade 2021. Kemudian, tim estafet 4x100 meter putri yang beranggotakan Tyas Murtiningsih (24), Jeany Nuraini (21), Erna Nuryanti (20), Alvin Tehupeiory (27), dan Emilia mengikuti Yoshioka Takayoshi Memorial Meet 2021 di Izumo, Jepang (10 April).
Terakhir, tim estafet 4x100 meter putra beranggotakan Wahyu Setiawan (25), Eko Rimbawan (26), Bayu Kertanegara (24), dan Sudirman Hadi (26) ikut Singapura Terbuka 2022 (16-17 April). Emilia di lari gawang 100 meter putri dan Valentin Vanesa Lonteng (17) di 100 meter putri turut ikut serta dalam gelaran tersebut. Atlet-atlet lainnya hanya mengikuti PON Papua sepanjang tiga tahun terakhir.
Menurut Emilia, kejuaraan internasional berguna untuk mengevaluasi kondisi fisik dan hasil latihan. Apalagi pelari berusia 26 tahun itu belum benar-benar bugar sehingga tidak bisa berlatih dengan optimal. Dia sempat menjalani operasi tulang punggung bawah pada Juni 2021. Selang enam bulan kemudian atau pada Desember lalu, dirinya merasakan sakit di tumit kanan akibat teknik mendarat yang condong menggunakan otot kaki bagian dalam.
Pelari gawang 100 meter putri Emilia Nova menjalani latihan di pelatnas atletik di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Jumat (8/4/2022). Emilia akan berlaga di Singapura Terbuka 2022 pada 16-17 April yang menjadi pemanasan terakhir sebelum tampil di SEA Games 2021 Vietnam pada 12-23 Mei.
Meski mulai membaik, ada sedikit trauma yang menghantuinya. ”Untuk mengatasi trauma itu, saya perlu menguji tubuh saya dalam lomba sesungguhnya. Tujuannya, agar saya tahu persis bagaimana batas fisik saya sekarang. Sehabis itu, pelatih bisa menganalisa apakah fisik dan program latihan saya sudah pas atau belum. Kalau ada yang kurang, kami masih memiliki waktu untuk memperbaiki kekurangan yang ada sebelum tampil di SEA Games,” ujar Emilia.
Di samping minim lomba, cedera menjadi momok sejumlah atlet. Selain Emilia, Zohri beberapa kali dihantam cedera. Pada Oktober 2021, pelari asal Nusa Tenggara Barat itu mengalami cedera robek ACL dan meniskus lutut kanan. Baru-baru ini, pasca Kejuaraan Dunia Ruangan 2022, dia menderita cedera hamstring kanan.
Sejauh ini, Zohri masih menjalani pemulihan kebugaran. Namun, dengan tekad bajanya, dia tetap percaya diri mampu bersaing untuk menjadi yang terbaik di 100 meter SEA Games 2021. ”Pesaing terberat saya nanti Malaysia yang punya dua pelari peraih emas SEA Games dan Thailand yang memiliki pelari muda yang baru memecahkan rekornas negaranya. Tapi, saya bakal berusaha sebaik mungkin demi Indonesia. Saya percaya diri saja, fokus, dan rileks untuk menghadapi mereka. Yang penting, saya sehat dulu, fit 100 persen untuk berlomba,” tegas Zohri.
Pembuktian era baru
Sejak terpilih sebagai Ketua Umum PB PASI per Senin (25/1/2021), Luhut Binsar Pandjaitan menerapkan sejumlah kebijakan baru yang berbeda dengan era mendiang Ketua Umum PB PASI 1984-2020, Mohammad ”Bob” Hasan. Salah satu terobosan besarnya hanya memfokuskan pelatnas untuk atlet-atlet elite dari sebelumnya menjadi tempat pembinaan ”gemuk” untuk atlet elite dan pelapis atau remaja-yunior.
Para sprinter putri cabang atletik tetap berlari di tengah hujan saat berlatih di pelatnas SEA Games XXXI Vietnam 2021 di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (21/4/2022). Selain terus meningkatkan capaian catatan waktu, sesi latihan juga terus melatih sisi ketahanan fisik saat berlaga. Para atlet SEA Games Vietnam 2021 terus mengikuti program peningkatan hingga menjelang keberangkatan.
Di samping karena alasan klasik soal dana, pembagian lokasi pelatnas untuk atlet elite dan pemusatan latihan daerah (pelatda) untuk atlet remaja-yunior diyakini membuat pembinaan menjadi lebih efektif. Tak cuma itu, gerbong baru PB PASI serius untuk meningatkan kualitas pelatih.
Sebelum Olimpiade Tokyo, mereka mendatangkan pelatih elite dunia asal Amerika Serikat Harry Marra yang dikontrak setengah tahun dari pertengahan hingga akhir tahun lalu. Usai kontrak Marra berakhir, mereka melakukan penjajakan dengan Presiden Asosiasi Pelatih Lintasan dan Lapangan Atletik Jamaika David Rilley untuk mendatangkan pelatih asal Jamaika ke Tanah Air.
Oleh karena itu, Luhut sempat sesumbar ingin meraih 11 emas di SEA Games 2021 sebelum direvisi oleh Sekretaris Umum PB PASI Tigor M Tanjung menjadi delapan emas. ”Kemarin saya ditunjukkin (data), delapan emas itu di sektor yang 100 kita siap untuk bersaing,” tutur Luhut yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi tersebut.