Perpindahan Tongkat, Pekerjaan Rumah Utama Tim Estafet
Jelang SEA Games 2021, tim estafet 4 x 100 meter putra Indonesia bekerja keras untuk membenahi ritme perpindahan tongkat. Ini akan menjadi elemen penting yang menentukan peluang membawa pulang medali dari ajang tersebut.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Sprinter cabang atletik Bayu Kertanegara (kanan) dan Wahyu Setiawan (kiri) saat berlatih menggunakan tongkat estafet di pelatnas SEA Games XXXI Vietnam 2021 di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (21/4/2022). Selain terus meningkatkan capaian catatan waktu, sesi latihan juga terus melatih sisi ketahanan fisik saat berlaga. Para atlet SEA Games Vietnam 2021 terus mengikuti program peningkatan hingga menjelang keberangkatan.
JAKARTA, KOMPAS — Jelang SEA Games XXXI Vietnam 2021, pada 12-23 Mei 2022, tim estafet 4 x 100 meter putra Indonesia harus bekerja keras membenahi ritme perpindahan tongkat jika ingin membawa pulang medali. Perpindahan tongkat yang mulus adalah elemen penting yang memengaruhi performa. Namun, faktor kunci itu belum jua bisa dikuasai tim Indonesia semulus saat meraih kesuksesan besar merengkuh perak di Asian Games Jakarta-Palembang 2018.
”Dari Singapura Terbuka 2022 (Minggu, 17/4/2022), banyak bahan evaluasinya. Tapi, yang utama perpindahan tongkat estafet. Tim ini diisi formasi pelari baru. Semuanya masih dalam tahap pencarian formasi yang cocok dan feel dalam perpindahan tongkat. Kalau dari kemampuan individu, kami rasa kemampuan mereka tidak kalah dengan pelari dari negara lain (calon lawan di SEA Games 2021),” ujar anggota staf pelatih sprint pemusatan latihan nasional (pelatnas) Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), Fadlin, di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Sabtu (23/4/2022).
Fadlin yang menjadi pelari pertama tim estafet 4 x 100 meter ketika merebut perak Asian Games 2018 ini mengatakan, tim estafet kali ini diperkuat oleh Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan, Bayu Kertanegara, Sudirman Hadi, dan Wahyu Setiawan. Zohri sebagai pelari kedua, Eko pelari ketiga, dan Bayu pelari keempat merupakan anggota inti di Asian Games 2018. Sudirman dan Wahyu baru bergabung dengan tim jelang SEA Games 2021. Sebelumnya, Sudirman fokus di pelatnas lari 100 meter dan Wahyu di pemusatan latihan daerah (pelatda) DKI Jakarta.
Namun, karena dilanda sejumlah cedera, Zohri sangat jarang berlatih bersama tim. Maka itu, di beberapa sesi latihan, tim pelatih menerapkan formasi Wahyu sebagai pelari pertama, Eko pelari kedua, Bayu pelari ketiga, dan Sudirman pelari keempat. Hasilnya, mereka bisa membukukan catatan waktu rata-rata 39 detik. Itu masih jauh dibandingkan rekor nasional dengan 38,77 detik tatkala finis kedua di final Asian Games 2018.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Pelari sprint cabang atletik Bayu Kertanegara melakukan pemanasan dengan menggunakan karet menjelang berlatih di pelatnas SEA Games XXXI Vietnam 2021 di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (21/4/2022). Selain terus meningkatkan capaian catatan waktu, sesi latihan juga terus melatih sisi ketahanan fisik saat berlaga. Para atlet SEA Games Vietnam 2021 terus mengikuti program peningkatan hingga menjelang keberangkatan.
Formasi itu diterapkan dalam Singapura Terbuka 2022. Akan tetapi, di final, mereka harus puas meraih perak dengan 40,09 detik. Mereka finis di belakang tim Malaysia dengan 39,66 detik dan unggul tipis di depan tim Singapura dengan torehan yang sama, 40,09 detik. Capaian tim Merah Putih itu tidak lebih baik dari performa dalam latihan.
Fadlin menuturkan, dengan formasi baru, tim memang butuh waktu untuk mendapatkan akurasi yang baik saat perpindahan tongkat. Di antara pelari benar-benar harus tahu yang diinginkan rekannya. Pelari yang memberi tongkat mesti paham harus memindahkan tongkat dengan enak dan tepat, sebaliknya pelari yang akan menerima mesti paham tempo yang tepat dalam menunggu ataupun menyambut tongkat tersebut.
Zona perpindahan tongkat itu menjadi sangat krusial. Dengan formasi baru, para pelari masih mencari-cari posisi paling cocok untuk mereka masing-masing. Jadi, yang sekarang menjadi pelari pertama bisa saja berubah lagi menjadi pelari kedua, ketiga, ataupun keempat.
”Zona perpindahan tongkat itu menjadi sangat krusial. Dengan formasi baru, para pelari masih mencari-cari posisi paling cocok untuk mereka masing-masing. Jadi, yang sekarang menjadi pelari pertama bisa saja berubah lagi menjadi pelari kedua, ketiga, ataupun keempat. Belum lagi, tim ini diperkuat anggota baru, yakni Sudirman dan Wahyu. Tapi, dari Singapura Terbuka, mereka sepertinya sudah dapat gambaran untuk melakukan perbaikan seperti apa,” kata Fadlin.
Minim jam terbang
Fadlin menyampaikan, kelemahan lain tim ialah minim jam terbang. Mereka praktis hanya sekali menjalani uji coba perlombaan sebelum SEA Games 2021, yakni di Singapura Terbuka. Bahkan, Singapura adalah ajang internasional pertama pasca-SEA Games Filipina 2019.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Sprinter cabang atletik Sudirman Hadi melakukan pemanasan menjelang berlatih di pelatnas SEA Games XXXI Vietnam 2021 di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (21/4/2022). Selain terus meningkatkan capaian catatan waktu, sesi latihan juga terus melatih sisi ketahanan fisik saat berlaga. Para atlet SEA Games Vietnam 2021 terus mengikuti program peningkatan hingga menjelang keberangkatan.
Bandingkan dengan tim sebelum Asian Games 2018. Ketika itu, mereka bisa ikut setidaknya sembilan kejuaraan di luar negeri atau kejuaraan internasional sebelum pesta olahraga negara-negara Asia tersebut, yakni di Amerika Serikat sekitar lima kali dan di Asia sekitar empat kali. Dengan banyaknya wadah uji coba, mereka menimba banyak pengalaman, terutama menguji formasi yang paling cocok.
”Sebab, biasanya, formasi yang sudah bagus di latihan belum tentu bagus pas perlombaan. Itu karena atmosfer latihan dan lomba sangat berbeda. Bahkan, formasi kami berubah lagi sesaat sebelum tampil di Asian Games kemarin,” ujar Fadlin.
Kini, dengan waktu yang mepet atau kurang dari satu bulan, tim mau tidak mau mengoptimalkan latihan untuk membenahi semua kekurangan. Para pelari diharapkan bisa lebih saling merangkul untuk saling mengingatkan dan mengevaluasi.
Jajaran pelatih tetap menaruh kepercayaan tinggi kepada tim itu untuk kembali merebut medali SEA Games. Indonesia terakhir kali mendapatkan medali estafet 4 x 100 meter di SEA Games Kuala Lumpur, Malaysia, 2017. Kala itu, mereka menggondol perak dengan 39,05 detik. Sementara emas terakhir kali diraih pada SEA Games Jakarta-Palembang 2011. Saat itu, mereka membukukan waktu 39,91 detik.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Pemanasan yang dilakukan sprinter cabang atletik Eko Rimbawan saat berlatih di pelatnas SEA Games XXXI Vietnam 2021 di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (21/4/2022). Selain terus meningkatkan capaian catatan waktu, sesi latihan juga terus melatih sisi ketahanan fisik saat berlaga. Para atlet SEA Games Vietnam 2021 terus mengikuti program peningkatan hingga menjelang keberangkatan.
Pada SEA Games 2019, Indonesia cuma finis keempat dengan 40,12 detik. Tim Thailand merebut emas dengan 39,27 detik, Malaysia merengkuh perak dengan 39,78 detik, dan Filipina mendapatkan perunggu dengan 40,04 detik. Di SEA Games 2021, ketiga negara itu tetap menjadi lawan terberat, khususnya Thailand yang telah mempertahankan emas dari SEA Games Naypyidaw, Myanmar (2013), SEA Games Singapura 2015, dan SEA Games 2017 hingga SEA Games 2019.
Asa pelatih tetap terjaga karena tim masih menyimpan senjata rahasia pada diri Zohri. Pelari tercepat Asia Tenggara itu sudah pulih dari cedera hamstring kanan yang didapat ketika mengikuti Kejuaraan Dunia Ruangan 2022 di Belgrade, Serbia, 19 Maret lalu. ”Zohri kemungkinan ditaruh sebagai pelari keempat. Dengan latihan yang kurang, kalau dia ditaruh sebagai pelari kedua, itu bakal sulit karena harus menerima dan memberi tongkat. Jadi, lebih baik sebagai pelari keempat karena hanya tinggal menerima saja,” ungkap Fadlin.
Manajer sekaligus pelatih kepala pelatnas PB PASI, Agustinus Ngamel, juga berpendapat serupa. Dia yakin tim bisa lebih baik dalam sebulan ini. Dia pun optimistis, kalau bisa tampil, Zohri bisa memberikan kontribusi besar kepada tim tersebut. ”Dalam waktu yang tersisa, sebelum SEA Games 2021, kami akan berusaha agar tim bisa optimal di SEA Games nanti,” ujarnya.
Sebelumnya, Eko mengutarakan, dirinya percaya dia dan rekan-rekannya bisa membuat kejutan dalam SEA Games 2021. Setidaknya, walau dengan formasi baru, para pelari sudah lama saling kenal sehingga komunikasi lancar dan ikatan saling percaya mudah terbangun. ”Karena sudah lama kenal, chemistry mudah terbangun. Itu salah satu komponen penting dalam estafet 4 x 100 meter. Sekarang, kami tinggal mematangkan lagi ritme perpindahan tongkat,” pungkas Eko yang baru kembali bergabung dengan pelatnas di awal tahun ini seusai terdepak pasca-SEA Games 2019.