Tikungan ”Minions” di Saat Genting
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon memenangi dua babak di All England setelah ”menikung” lawan mereka. Pasangan nomor satu dunia itu menjadi salah satu dari tiga ganda putra Indonesia yang lolos ke semifinal.
BIRMINGHAM, JUMAT — Ketika MotoGP memiliki Valentino Rossi dan Marc Marquez sebagai jagoan di tikungan, bulu tangkis punya Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Kemampuan dalam mengatasi tekanan besar mengantarkan ganda berjulukan ”Mininos” itu pada semifinal All England setelah menikung lawan.
Tak hanya sekali hal itu dilakukan di Utilita Arena Birmingham, Inggris, pada tahun ini. Mereka juga memupus harapan lawan pada babak kedua dan perempat final.
Kemenangan Kevin/Marcus atas Chirag Shetty/Satwiksairaj Rankireddy (India) 24-22, 21-17 di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Jumat (18/3/2022), diikuti kemenangan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana. Hasil ini membuat mereka akan bertemu di semifinal dan memastikan satu tiket final ganda putra untuk Indonesia.
Baca juga: Diwarnai Pindah Lapangan, Minions Menang
Fikri/Bagas lolos setelah menyingkirkan juara dunia, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang) 16-21, 21-16, 22-20. Seperti seniornya, mereka juga bangkit dari posisi tertinggal, 17-20, pada gim terakhir, dan merebut lima poin beruntun untuk menutup pertandingan.
Indonesia mendominasi semifinal ganda putra dengan lolosnya juara All England 2014 dan 2019, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, setelah mengalahkan pasangan Denmark Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen 21-15, 22-20. Kemenangan ini diperoleh dalam kondisi Ahsan cedera pada kedua betisnya.
Satu ganda putra lainnya, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, menjalani perempat final pada sesi kedua melawan He Ji Ting/Tan Qiang pada Sabtu dini hari WIB. Selain empat ganda putra, tampil di perempat dua tungal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, serta ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Anthony berhadapan dengan juara All England 2020, Viktor Axelsen, sedangkan Jonatan melawan Chou Tien Chen. Adapun Praveen/Melati akan bertemu peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Wang Yilyu/Huang Dong Ping (China). Praveen/Melati adalah juara All England terakhir dari Indonesia pada 2020.
Baca juga: Perempat Final dalam Debut Fikiri/Bagas
Pada 2021, Tim Indonesia didiskualifikasi karena berada dalam satu pesawat dengan penumpang terinfeksi Covid-19 dari Turki ke Inggris. Diskualifikasi juga dialami mereka yang telah memenangi babak pertama, yaitu Jonatan, Kevin/Marcus, dan Hendra/Ahsan.
Semangat
Kevin/Marcus menang setelah tertinggal 15-20 pada gim pertama. Dalam posisi itu, tak terlihat raut wajah dan bahasa tubuh tertekan atau menyerah, yang ada justru semangat yang tetap berapi-api.
Saat Marcus memegang servis, ganda Indonesia nomor satu dunia itu mendapat enam angka beruntun hingga berbalik unggul 21-20. Pergerakan yang cepat di antara keduanya untuk berganti posisi di depan dan belakang lapangan menyulitkan Shetty/Rankireddy.
Pada gim kedua, Kevin/Marcus selalu unggul setelah skor imbang 8-8. Tetapi, perlu upaya keras untuk menambah setiap angka. Untuk unggul 18-16, misalnya, Marcus dan Shetty harus menjatuhkan diri untuk menjangkau kok yang diarahkan jauh dari mereka.
Baca juga: Laga Sulit Babak Pertama
”Lawan sangat bagus, mereka punya kekuatan dan kecepatan. Saat tertinggal 15-20, saya berpikir kami akan kehilangan gim pertama, tetapi kami berusaha tetap fokus dan bermain tanpa beban,” komentar Kevin.
Marcus menambahkan, kemenangan pada gim pertama membuat dia dan Kevin lebih percaya diri pada gim berikutnya. ”Servis kami, yang banyak salah pada gim pertama, juga lebih baik di gim kedua,” katanya.
Dalam permainan ganda putra yang beritme cepat, mendapat dan mempertahankan momentum untuk menyerang menjadi kunci. Ketika momentum itu telah didapat melalui permainan cepat Kevin di depan net, Marcus pun mendapat kesempatan baik untuk menyerang.
Lawan sangat bagus, mereka punya kekuatan dan kecepatan. Saat tertinggal 15-20, saya berpikir kami akan kehilangan gim pertama, tetapi kami berusaha tetap fokus dan bermain tanpa beban.
Hal itu pula yang mereka lakukan pada babak kedua ketika melawan Akira Koga/Taichi Saito (Jepang). Seusai kehilangan gim pertama, Kevin/Marcus tertinggal 7-11 hingga 14-16 pada gim kedua. Setelah itu, juara All England 2017 dan 2018 itu berbalik unggul 19-16, lalu merebut gim kedua dan ketiga. Kevin/Marcus menang 15-21, 21-18, 21-18.
Seperti pernah dikatakan pelatih ganda putra pelatnas Herry Iman Pierngadi, salah satu kelebihan Kevin/Marcus adalah semangat pantang menyerah yang tinggi. Dalam situasi apa pun, mereka akan tetap berjuang keras.
Dengan agenda padat menjelang akhir 2021, misalnya, pasangan yang berada di puncak peringkat dunia sejak Oktober 2017 ini mencapai final dalam lima turnamen terakhir dengan dua gelar juara. Lima turnamen itu termasuk tujuh kejuaraan yang diikuti pada Oktober-Desember.
Bagi Fikri/Bagas dan Leo/Daniel, yang merupakan pasangan pelapis pelatnas utama ganda putra, penampilan ini menjadi pengalaman pertama tampil di All England. Pasangan pelapis lain, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche, juga berlaga di Birmingham, tetapi kalah pada babak pertama ketika berhadapan dengan Fikri/Bagas.
”Awal yang baik untuk mereka. Pertama kali ikut All England, bisa menembus semifinal,” komentar Herry.
Meski demikian, Herry tak ingin terpaku pada hasil yang mereka peroleh di All England. Dia ingin melihat perkembangan Fikri/Bagas dan kawan-kawan pada turnamen besar (BWF Super 500, 750, dan 1000), setelah mendapat kesempatan tampil dalam Super 1000 untuk pertama kalinya pada 2021.
Baca juga: Kesempatan Baru Merah Putih
Seperti pernah dikatakan Herry, saat mendampingi pemain pada Festival Bulu Tangkis Indonesia di Bali, November-Desember 2021, pemain-pemain pelapis itu harus belajar menghadapi tekanan saat bersaing pada turnamen level tinggi. Hal ini karena mereka akan sering berhadapan dengan pasangan top dunia.
Batal ke Swiss dan Korea
Di bagian putri, cedera betis kanan Apriyani Rahayu membuatnya batal tampil dalam turnamen Swiss Terbuka (22-27 Maret) dan Korea Terbuka (5-10 April). Semula, Apriyani direncanakan tampil dalam dua turnamen itu berpasangan dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti, setelah berpasangan dengan Greysia Polii di All England.
Namun, seperti disampaikan pelatih ganda putri, Eng Hian, Apriyani membutuhkan waktu istirahat sekitar satu hingga dua pekan. ”Hasil konsultasi dengan dokter PBSI, cedera betis kanan Apri tidak terlalu parah, tetapi membutuhkan istirahat sebelum kembali ke lapangan,” kata Eng Hian.
Baca juga: Cedera Hentikan Greysia/Apriyani
Cedera tersebut dialami Apriyani sebelum tampil di All England hingga membatalkan debutnya bersama Fadia pada Jerman Terbuka, 8-13 Maret. Pada masa adaptasi di Birmingham, Eng Hian mengatakan, cedera itu tak menggangu latihan. Namun, intensitas pertandingan yang lebih tinggi membuat cedera tersebut terasa lagi. Greysia/Apriyani mundur saat melawan Treesa Jolly/Gayatri Gopichand Pullela (India) pada babak kedua, Kamis, dalam skor 21-18, 14-19.
”Saya tidak mau ambil risiko, lebih baik Apri istirahat hingga sembuh total baru memulai kembali persiapan ke pertandingan-pertandingan berikutnya,” kata Eng Hian.