Dalam debut di All England, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana lolos ke perempat final. Mereka mendampingi Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BIRMINGHAM, KAMIS — Kesempatan tampil untuk pertama kali di All England tak disia-siakan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana. Bersama dua pasangan senior mereka, salah satu ganda putra pelapis pelatnas utama bulu tangkis itu lolos ke perempat final.
Fikri/Bagas tak hanya menang dalam perolehan angka ketika bertemu pasangan Malaysia unggulan kedelapan, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, pada babak kedua di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Kamis (17/3/2022). Dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 24-22, 21-13, 21-17 itu, mereka bisa tampil tenang dalam menghadapi tekanan.
Berhadapan dengan pasangan yang memiliki pertahanan kuat, seperti karakter pemain ganda putra Malaysia pada umumnya, Fikri/Bagas bisa bermain sabar, mencoba mengontrol permainan dan menunggu saat yang tepat untuk melakukan smes. Ganda peringkat ke-28 dunia itu juga cerdik menempatkan kok ke area lapangan kosong berkat rotasi yang cepat di antara keduanya.
Fikri/Bagas memenangi gim pertama setelah menggagalkan tiga game point lawan. ”Setelah gim pertama, kami kehilangan tempo dan banyak membuat kesalahan. Pada gim ketiga, kami berusaha lebih fokus dan tenang,” ujar Fikri.
Mereka adalah satu dari enam ganda putra Indonesia yang tampil di All England dan salah satu pasangan pelapis yang menjalani debut pada turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu. Pada babak pertama, Fikri/Bagas mengalahkan rekan seangkatan, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Pasangan lainnya, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, akan melawan Liu Yu Chen/Zhao Hao Dong (China) di babak kedua pada Kamis tengah malam waktu Indonesia.
Ketiga ganda putra dengan rentang usia 20-23 tahun itu baru mendapat kesempatan tampil pada turnamen selevel All England, yaitu BWF World Tour 1000, sejak 2021. Fikri/Bagas pernah mencapai perempat final Denmark Terbuka, salah satunya dengan mengalahkan senior mereka, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, pada babak kedua. Adapun hasil terbaik Leo/Daniel adalah tampil pada semifinal Thailand Terbuka I.
Akan tetapi, melaju ke perempat final di All England memberi kesan tersendiri bagi Fikri/Bagas. ”Atmosfernya sangat berbeda, seperti ada magis tersendiri. Mungkin, karena ini turnamen paling tua dan bergengsi,” ujar Bagas.
Fikri/Bagas mendampingi Kevin/Marcus yang juga maju ke perempat final setelah lolos dari lubang jarum ketika berhadapan dengan pasangan Jepang, Akira Koga/Taichi Saito.
Seusai kehilangan gim pertama, ganda putra nomor satu dunia itu tertinggal 7-11 pada jeda gim kedua hingga 14-16. Setelah itu, mereka menikung lawan dengan mendapat lima angka beruntun hingga merebut gim kedua. Ganda berjulukan ”Minions” itu akhirnya menang 15-21, 21-18, 21-18 di bawah dukungan penonton Indonesia yang hadir di stadion.
Atmosfernya sangat berbeda, seperti ada magis tersendiri. Mungkin, karena ini turnamen paling tua dan bergengsi.
”Lawan bermain bagus, mereka selalu berhasil mengembalikan pukulan. Jadi, kami hanya berusaha sabar,” ujar Kevin.
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga kehilangan gim pertama saat berhadapan dengan pasangan senior lainnya asal China, Liu Cheng/Zhang Nan. Namun, berkat pengalaman dalam mengatasi tekanan besar, ganda Indonesia juara All England 2014 dan 2019 itu menang 19-21, 21-17, 21-14.
Mereka bahkan hampir merebut gim pertama setelah mendekati skor lawan dari 13-20 menjadi 19-20. Ahsan mengatakan, kondisi itu terjadi karena mereka lebih banyak tertekan pada gim pertama akibat embusan angin yang mengarah kepada mereka. Dengan arah embusan ini, serangan dari lawan pun menjadi lebih cepat.
”Setelah itu, pada gim kedua dan ketiga, kami mencoba mempercepat tempo permainan. Meski sudah lama tidak bertemu, lawan tetap bagus,” ujar Ahsan.
Tiga ganda putra itu menjadi tiga wakil pertama Indonesia yang mendapat jadwal bertanding pada awal hari kedua turnamen. Wakil lain yang bermain pada Kamis tengah malam hingga Jumat dini hari adalah Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, serta dua ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja.
Sementara itu, kejutan kembali terjadi ketika unggulan ketiga tunggal putra, Anders Antonsen, tersingkir. Pemain Denmark itu dikalahkan salah satu pemain muda yang tengah naik daun, Lakhsya Sen (India), 16-21, 18-21.
Sen, yang berusia 20 tahun, adalah salah satu kekuatan baru dalam tunggal putra yang mulai membahayakan pemain top dunia. Selain itu, ada pula pemain seusia asal Thailand, Kunlavut Vitidsarn, yang berhadapan dengan Jonatan pada babak kedua.