Memenangi babak pertama All England bukan pekerjaan mudah. Para mantan juara dan unggulan harus melewatinya dalam tiga gim.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BIRMINGHAM, RABU - Teori bahwa babak pertama sebuah kejuaraan menjadi yang paling mudah tidak berlaku dalam All England. Babak pertama, bahkan, seringkali menyajikan tantangan yang tak kalah sulit dengan persaingan dalam level yang lebih tinggi.
Momen itu terjadi di Utilita Arena Birmingham, Rabu (16/3/2022), pada babak awal turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu. Banyak unggulan dan mereka yang berpengalaman menjadi juara dipaksa bermain tiga gim dan bahkan kalah.
Sebagai turnamen bulu tangkis paling prestisius di dunia, tampil di All England menjadi idaman setiap pebulutangkis. Sebanyak 32 tempat untuk setiap nomor pun diisi pemain-pemain berperingkat terbaik. Maka, laga awal yang biasanya menjadi proses adaptasi berubah menjadi persaingan ketat hingga terjadi kejutan.
Dalam kejuaraan individu lain, prestise All England bisa disetarakan dengan Wimbledon di tenis. Roger Federer yang telah delapan kali menjuarai Wimbledon pun pernah mengakui kegugupannya setiap menghadapi babak pertama di All England Club. Menurutnya, atmosfer pada pertandingan awal selalu menjadi tantangan baru.
Dalam hari pertama All England tahun ini, peraih emas ganda putri Olimpiade Tokyo 2020, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, menghadapi tantangan tersebut saat berhadapan dengan Maiken Fruergaard/Sara Thygesen (Denmark). Meski selalu menang dalam delapan pertemuan sebelumnya, termasuk dua kemenangan dalam dua gim pada 2021, ganda putri terbaik Indonesia itu menghadapi perlawanan ketat. Mereka harus bermain satu jam 17 menit untuk menang 21-17, 20-22, 21-14.
Juara ganda putra 2014 dan 2019, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, juga, bermain tiga gim pada babak pertama. Mereka, bahkan, kehilangan gim pertama sebelum berbalik menang 15-21, 21-12, 21-18 atas M.R. Arjun/Dhruv Kapila (India).
“Pertandingan babak pertama memang lebih sulit bagi saya karena belum merasakan atmosfer persaingan, kecuali kalau kemampuan lawan memang jauh di bawah saya. Jadi, harus cepat beradaptasi dengan suasana kompetisi,” kata Hendra.
Berdasarkan hal itulah, Hendra/Ahsan kehilangan gim pertama karena salah dalam menerapkan tempo permainan, yaitu terlalu lambat. Pasangan peringkat kedua dunia itu bisa menang setelah mempercepat permainan pada dua gim berikutnya.
Pertandingan babak pertama memang lebih sulit bagi saya karena belum merasakan atmosfer persaingan, (Hendra Setiawan)
Jonatan Christie, juga, bermain tiga gim untuk mengalahkan Brice Leverdez 21-9, 16-21, 21-17. Jonatan bisa tampil dalam turnamen berhadiah total satu juta dollar AS (Rp 14,3 miliar) ini setelah sembuh dari Covid-19 yang dialami di Jerman Terbuka, pekan lalu. Hasil tes positifnya diketahui setelah dia kalah pada babak kedua dari Kunlavut Vitidsarn, pemain Thailand yang akan menjadi lawan berikutnya di Birmingham.
"Puji Tuhan, saya bersyukur bisa main di All England. Benar-benar dibilang keajaiban karena dalam dua hari, hasil tes saya bisa negatif dalam dua kali tes. Saya belum pulih seratus persen tetapi akan berusaha sebaik mungkin," tuturnya.
Pelatih tunggal putra pelatnas bulu tangkis Irwansyah mengatakan, otot kaki Jonatan masih terlihat sedikit kaku seperti yang dialami saat sakit, tetapi itu tidak terlalu mengganggu. Irwansyah lebih mewaspadai permainan Kunlavut yang terus meningkat.
Pekan lalu, pemain berusia 20 tahun itu menjuarai Jerman Terbuka. Selain Jonatan, Kunlavut mengalahkan juara All England, Lee Zii Jia, dalam perjalanan menuju juara.
“Kunlavut punya serangan tiba-tiba. Tipe permainannya memang seperti itu, dia berusaha mengontrol lawan dulu, lalu tiba-tiba menyerang. Jadi, Jonatan tidak boleh lengah dan harus lebih sabar dari Kunlavut,” tutur Irwansyah.
Ketika tiga unggulan asal Indonesia bisa menang meski bermain tiga tim, unggulan keempat ganda putri, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, tak bisa mengatasi kesulitan pada penampilan pertama mereka sejak Tokyo 2020 yang berlangsung 23 Juli-8 Agustus 2021.
Juara All England 2020 itu kalah dari pasangan China berperingkat ke-276 dunia, Zhang Shu Xian/Zheng Yu, 19-21, 21-11, 11-21.
Pasangan Jepang itu tak bermain bersama sejak tersingkir pada perempat final Tokyo 2020 karena cedera lutut yang dialami Hirota hingga harus menjalani operasi.
Sementara, pada salah satu pertemuan sesama ganda putra Indonesia, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin mengalahkan senior mereka, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, 21-16, 22-20. Pertemuan sesama rekan latihan di pelatnas Cipayung juga terjadi atara Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana pada Rabu tengah malam waktu Indonesia.
Kekalahan, juga, dialami Shesar Hiren Rhustavito dari Chou Tien Chen. Shesar kalah 10-21, 19-21.