Dalam dua babak beruntun di turnamen Indian Wells, Iga Swiatek kehilangan set pertama. Dia bangkit dan memenangi pertandingan berkat inspirasi dari idolanya, Rafael Nadal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
INDIAN WELLS, MINGGU — Tunggal putri Polandia, Iga Swiatek, dikenal sebagai penggemar petenis Spanyol, Rafael Nadal. Dia pun menjadikan idolanya itu sebagai sumber inspirasi kala bertanding pada babak ketiga turnamen ATP Masters/WTA 1000 Indian Wells.
Bersaing melawan Clara Tauson (Denmark) pada babak ketiga di Indian Wells Tennis Garden, California, Amerika Serikat, Minggu (13/3/2022) waktu setempat atau Senin pagi waktu Indonesia, Swiatek kehilangan set pertama. Pada momen itu, Swiatek pun membawa semangat pantang menyerah Nadal hingga memenangi pertandingan 6-7 (3), 6-2, 6-1. Pada babak keempat, Swiatek akan berhadapan dengan Angelique Kerber.
Penampilan Rafa sangat menginspirasi saya. Dia bisa menang melawan petenis dengan servis yang sangat cepat setelah servisnya beberapa kali dipatahkan pada set terakhir. Segalanya sangat mungkin bagi Rafa. Saya pun mencoba percaya pada diri sendiri dan melakukan apa yang dia lakukan.
”Penampilan Rafa sangat menginspirasi saya. Dia bisa menang melawan petenis dengan servis yang sangat cepat setelah servisnya beberapa kali dipatahkan pada set terakhir. Segalanya sangat mungkin bagi Rafa. Saya pun mencoba percaya pada diri sendiri dan melakukan apa yang dia lakukan,” tutur Swiatek.
Swiatek menjadi salah satu penonton ketika Nadal memenangi babak kedua saat berhadapan dengan Sebastian Korda. Nadal menang 6-2, 1-6, 7-6 (3) setelah tertinggal 2-5 pada set ketiga dan menghadapi dua match point Korda.
Tunggal putri peringkat keempat dunia itu juga menjadi bagian dari penonton di Rod Laver Arena, Melbourne Park, saat Nadal menjuarai Grand Slam Australia Terbuka, Januari. Dia mengalahkan Daniil Medvedev dalam final setelah kehilangan dua set pertama dalam format best of five sets dengan skor 2-6, 6-7 (5), 6-4, 6-4, 7-5.
Berusia 20 tahun, Swiatek hanya 18 bulan lebih tua dari Tauson, tetapi dia telah menjadi bagian dari petenis peringkat lima besar dunia. Swiatek nyaman bermain di lapangan keras dan tanah liat dengan menjuarai Grand Slam Perancis Terbuka 2020 dan WTA 1000 Roma 2021 (di tanah liat) dan WTA Doha 2022 (lapangan keras).
Dari pengalaman itu, dia pun belajar mengatasi berbagai bentuk tekanan, salah satunya setelah kehilangan set pertama. Pada 2021, dari 14 pertandingan setelah kehilangan set pertama, Swiatek hanya memenangi tiga di antaranya. Tahun ini, dia memenangi empat dari enam pertandingan dalam situasi yang sama, termasuk dalam dua babak beruntun di Indian Wells.
”Saya semakin tahu bagaimana menjalani pertandingan setelah gagal merebut set pertama. Beberapa tahun sebelumnya, saya masih berjuang mengatasi rasa percaya diri saat berada pada situasi seperti tadi, tetapi sekarang saya bisa menemukan solusinya dengan tetap menjaga fokus,” tutur unggulan ketiga tersebut dalam laman Tennis.com.
Selain belajar menjaga fokus, Swiatek bercerita, pada masa persiapan menjelang musim kompetisi 2022, dia menjalani latihan fisik dengan baik. Dengan latihan tersebut, fisiknya selalu siap untuk bertanding dalam situasi apa pun.
Jika bisa mengalahkan Kerber, dalam pertemuan pertama mereka, Selasa waktu setempat, Swiatek akan bertemu Madison Keys atau Harriet Dart pada perempat final. Babak keempat lainnya pada paruh atas undian mempertemukan Sorana Cirstea dengan Simona Halep dan Petra Martic dengan Liudmila Samsonova.
Halep dan Martic melangkah ke babak keempat setelah mengalahkan petenis muda. Halep menang atas Cori ”Coco” Gauff 6-3, 6-4, sementara Martic menghentikan juara AS Terbuka 2021, Emma Raducanu, 6-7 (3), 6-4, 7-5.
Adaptasi angin kencang
Berhadapan dengan petenis yang merayakan ulang tahun ke-18 pada 13 Maret, Halep bisa beradaptasi lebih baik ketika bertanding dengan angin kencang, sementara Coco baru bisa memberikan perlawanan dengan baik pada set kedua meski tetap kalah karena kehilangan poin pada momen penting, seperti ketika mendapat kesempatan break point.
”Simona bermain dengan baik hari ini. Saya sebenarnya punya banyak kesempatan, tetapi gagal memanfaatkannya,” kata Coco dalam laman resmi WTA.
Halep, yang tampil untuk ke-11 kali di Indian Wells, lebih berpengalaman bermain dalam kondisi cuaca yang tak ideal. Ketika Coco membuat 33 unforced error, Halep hanya membuat 12.
”Saya tidak takut dengan angin. Saya pikir, saya bermain dengan cerdas hari ini. Cuaca membuat saya harus bermain berbeda dari biasanya. Saya pun senang bisa mengatasinya,” tutur juara Indian Wells 2015 itu.
Pada tunggal putra, unggulan ketiga, Alexander Zverev, disingkirkan petenis tuan rumah, Tommy Paul, 2-6, 6-4, 6-7 (2), pada babak kedua. Unggulan kesembilan, Felix Auger-Aliassime, juga kalah pada babak yang sama saat berhadapan dengan Botic van de Zandschulp, 6-7 (4), 7-6 (4), 3-6.
Kekalahan juga dialami mantan petenis nomor satu dunia, Andy Murray. Petenis dengan tiga gelar juara Grand Slam itu disingkirkan Alexander Bublik 6-7 (9), 3-6. (AFP/REUTERS)