Rafael Nadal membuktikan lagi ketangguhan mentalnya. Berhadapan dengan Sebastian Korda, dia hampir kalah ketika lawan mendapat dua match point. Namun, Nadal membalikkan keadaan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
INDIAN WELLS, SABTU – Ketika petenis tinggal membutuhkan satu gim atau satu set atau satu poin untuk memenangi pertandingan, mereka harus tetap waspada jika lawan di seberang net adalah Rafael Nadal. Nadal, yang dikenal petenis lain sebagai atlet paling kompetitif, punya mental juara hingga bisa membalikkan situasi.
Momen itu terjadi lagi ketika Nadal berhadapan dengan Sebastian Korda pada babak kedua turnamen ATP Masters/WTA 1000 Indian Wells. Di Indian Wells Tennis Garden, California, Amerika Serikat, Sabtu (12/3/2022) sore waktu setempat atau Minggu pagi waktu Indonesia, Nadal mengalahkan petenis AS berusia 21 tahun itu 6-2, 1-6, 7-6 (3).
Kemenangan tersebut didapat setelah Nadal hampir kalah karena tertinggal 2-5 pada set ketiga dan dua kali menghadapi match point Korda. Namun, seperti pada final Grand Slam Australia Terbuka, 30 Januari, petenis Spanyol itu berbalik menang. Kala itu, dia mengalahkan Daniil Medvedev, 2-6, 6-7 (5), 6-4, 6-4, 7-5.
”Saya pikir, saya akan kalah hari ini. Tetapi, saya cukup beruntung karena Korda bermain sangat baik. Apa yang saya rasakan sama seperti di Australia,” kata Nadal, bercerita tentang tekanan yang dia rasakan. ”Namun, itu bukan berarti saya tidak terus mencoba dan berjuang.”
Nadal mengakui bahwa dia bermain buruk saat menghadapi Korda hingga dua kali servisnya dipatahkan pada set ketiga. Meski demikian, pola pikirnya ketika tertinggal 2-5 sama seperti pada gim lainnya. Dia berusaha menjalani setiap perebutan poin dengan permainan yang lebih baik. ”Setidaknya, meski kalah, saya punya perasaan yang lebih baik karena telah berjuang,” ujarnya.
Korda, yang merupakan putra mantan petenis Petr Korda, memang membuat Nadal kesulitan sejak set kedua. Petenis yang punya saudara perempuan pegolf profesional itu bermain agresif dengan servis dan groundstroke keras. Bola dari pukulan itu sering kali jatuh mendekati baseline hingga sulit dikembalikan.
Tak hanya itu, Korda bisa mengembalikan servis Nadal dengan baik. Dia, bahkan, bisa mengembalikan servis pertama Nadal, yang meluncur cepat, dengan pukulan lebih keras hingga menghasilkan winner.
Namun, seperti petenis muda pada umumnya, Korda masih harus belajar tenang ketika menghadapi momen kritis, termasuk ketika selangkah lagi untuk menang atas idolanya itu. Setelah dua kali merebut servis Nadal, servisnya pada gim ketujuh dan kesembilan dipatahkan Nadal hingga skor menjadi 5-5. Nadal, kemudian, berbalik unggul 6-5 sebelum terjadi tie-break.
Saya pikir, saya akan kalah hari ini. Tetapi, saya cukup beruntung karena Korda bermain sangat baik. Apa yang saya rasakan sama seperti di Australia. (Rafael Nadal)
Nadal berpendapat, mendekati kemenangan, petenis memang biasanya merasa gugup. ”Karena gugup, Korda jadi membuat banyak kesalahan. Jadi, jika ada yang mengatakan atlet tidak gugup saat akan menang, itu artinya ada dua kemungkinan, yaitu dia berbohong atau dia tidak mengerti tentang olahraga,” tutur petenis dengan 21 gelar juara Grand Slam itu.
Dengan kemenangan tersebut, Nadal—yang akan berhadapan dengan Daniel Evans pada babak ketiga—mempertahankan hasil tak terkalahkan sejak awal musim. Dia menang untuk ke-16 kalinya. Dari 15 kemenangan sebelumnya, petenis berusia 35 tahun itu menjuarai ATP 250 Melbourne, Australia Terbuka, dan ATP 500 Acapulco.
Selain gugup, Korda tak dapat mengatasi taktik berbeda yang dimainkan Nadal sejak skor 5-2. ”Rafa bermain berbeda. Dia lebih mendekati baseline. Sebenarnya, saya melihat dia sedikit khawatir karena itu berbeda dari kebiasaannya. Namun, dia akhirnya bisa mengambil keuntungan dari taktik itu,” tutur Korda yang juga dikalahkan Nadal pada babak keempat Perancis Terbuka 2020.
”Meski saya kalah, saya tetap mengidolakan Rafa. Dia adalah alasan saya bermain tenis,” lanjutnya.
Medvedevmenang
Kemenangan juga didapat Daniil Medvedev. Petenis yang untuk pertama kalinya memasuki turnamen sebagai petenis nomor satu dunia itu mengalahkan Tomas Machac 6-3, 6-2 yang harus melangkah dari babak kualifikasi.
”Saya bermain konsisten. Skor memang terlihat saya dominan, tetapi Tomas membuat saya kesulitan. Pada set pertama, dia membuat saya bermain dengan banyak kesalahan dan membuat keputusan buruk pada momen krusial,” kata Medvedev yang akan melawan Gael Monfils pada babak ketiga.
Medvedev menempati puncak peringkat dunia sejak 28 Februari. Dia menggeser Novak Djokovic ke peringkat kedua setelah petenis Serbia itu tak bisa mempertahankan poin dari gelar juara Australia Terbuka 2021. Djokovic dideportasi dari Australia pada tahun ini karena datang tanpa vaksin Covid-19, hingga tak bisa bermain di Australia Terbuka.
Pada tunggal putri, unggulan kedua, Aryna Sabalenka, tersingkir pada babak kedua. Sabalenka kalah dari petenis Italia, Jasmine Paolini, 6-2, 3-6, 3-6. Sementara unggulan lain seperti Anett Kontaveit (4), Paula Badosa (5), dan Maria Sakkari (6) melaju ke babak ketiga. (Reuters)