Tak ada petenis lain yang datang ke Indian Wells dengan hasil sebaik Rafael Nadal. Kemenangan 15 kali tanpa kalah memberinya tiga gelar juara. Nadal pun menjadi target utama yang harus dikalahkan di Indian Wells.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
INDIAN WELLS, RABU — Bukan petenis nomor satu dunia Daniil Medvedev, bukan juara bertahan Cameron Norrie, bukan pula lima kali juara Novak Djokovic, yang akan menjadi pusat perhatian persaingan tunggal putra turnamen tenis ATP Masters/WTA 1000 Indian Wells. Kejutan yang dibuat Rafael Nadal pada awal musim 2022 membuat petenis berusia 35 tahun itu akan menjadi incaran petenis lain.
Dengan kemenangan 15-0, yang menghasilkan tiga gelar juara, tak ada petenis dengan penampilan sebaik Nadal sejak musim 2022 dimulai di Australia. Dia berhasil memanfaatkan absennya Djokovic serta belum stabilnya para generasi baru dalam ajang besar sebesar Grand Slam. Nadal menjuarai Australia Terbuka, 17-30 Januari, yang merupakan gelar Grand Slam ke-21 baginya. Sebelum itu, dia menjuarai turnamen ATP 250 Melbourne dan sebulan kemudian menjadi yang terbaik pada ATP 500 Acapulco.
Dalam usia 35 tahun, dengan cedera kaki kiri pada lima bulan terakhir 2021, terinfeksi Covid-19 Desember 2021, serta munculnya persaingan ketat di antara petenis generasi baru, pencapaian Nadal merupakan sebuah kejutan. Medvedev dan kawan-kawan pun tak bisa meremehkan mental juara petenis Spanyol yang sempat berpikir untuk pensiun pada 2021 itu.
Medvedev, yang sejak pekan lalu menjadi petenis nomor satu dunia, dua kali dikalahkan Nadal, yaitu pada final Australia Terbuka dan semifinal ATP 500 Acapulco. Mereka pun berpeluang untuk berhadapan ketiga kalinyadalam rentang dua bulan, jika bertemu pada semifinal di Indian Wells.
Djokovic sebenarnya menjadi favorit juara jika tampil pada turnamen yang disebut sebagai ”Grand Slam Kelima” itu. Namun, petenis peringkat kedua ini tak memenuhi syarat untuk masuk Amerika Serikat karena tak divaksin Covid-19. Namanya dimasukkan panitia pada undian yang dirilis Rabu, tetapi pada Kamis (10/3/2022) dini hari waktu Indonesia, Djokovic mengundurkan diri.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS tetap berpegang pada peraturan bahwa mereka yang bukan warga negara AS dan bukan imigran harus menunjukkan sertifikat vaksin Covid-19. Atas dasar itu pula, Djokovic hampir pasti tak bisa tampil pada turnamen Masters berikutnyadi Miami, 23 Maret-3 April.
Rafa Nadal sudah berusia 35 tahun, tetapi dia tak pernah memulai musim kompetisi sebaik sekarang. Dia menjadi target di sini untuk dikalahkan petenis lain. Jika Rafa fit, petenis lain harus berhati-hati.
Dia juga tak tampil di Australia Terbuka setelah dideportasi, jugakarena alasan tanpa vaksinasi. Absennya petenis dengan 20 gelar Grand Slam itu kembali membuka peluang petenis lain, termasuk Nadal, yang sebenarnya lebih nyaman bermain di lapangan tanah liat dibandingkan di lapangan keras.
”Rafa Nadal sudah berusia 35 tahun, tetapi dia tak pernah memulai musim kompetisi sebaik sekarang. Dia menjadi target di sini untuk dikalahkan petenis lain. Jika Rafa fit, petenis lain harus berhati-hati,” komentar mantan petenis Tommy Haas, yang menjadi direktur turnamen Indian Wells Masters.
Kenyamanan Nadal untuk bersaing di Indian Wells bertambah dengan fasilitas yang disediakan untuknya. Nadal dan timnya tinggal di resor kepunyaan miliuner yang membiayai turnamen, Larry Ellison. ”Rafa bisa bermain golf setiap hari. Dia nyaman berada di sana,” kata Haas.
Sebelum berbicara jauh tentang peluang Nadal meraih gelar keempatnya tahun ini, dia harus melewati dulu persaingan ketat pada paruh atas undian. Selain Medvedev, terdapat deretan petenis muda yang bisa mempersulitnya, seperti Jannik Sinner, Denis Shapovalov, Stefanos Tsitsipas, jugarekan senegara Nadal, Carlos Alcaraz. Petenis berusia 18 tahun ini baru saja menembus peringkat ke-20 besar dunia setelah menjuarai ATP 500 Rio de Janeiro, dua pekan lalu.
Sementara itu, absennya Djokovic membuat ”lubang” pada persaingan di paruh bawah. Petenis peringkat ketiga dunia Alexander Zverev menjadi unggulan tertinggi, tetapi status tersebut tak sesuai dengan penampilannya yang tak konsisten. Zverev justru dihadapkan pada masalah emosi yang membuatnya menerima skors delapan pekan dan denda dengan total Rp 929 juta.
Dia menerima hukuman itu setelah memukulkan raket ke kursi wasit sambil memarahi wasit setelah bertanding pada ganda putra di Acapulco. Sanksi skors dan denda Rp 571 juta akan berlaku jika dia melakukan pelanggaran lain dalam masa percobaan selama setahun, dengan batas waktu 22 Februari 2023. Zverev mengakui, dia pantas menerima skors jika melakukan pelanggaran lagi.
Pesaing Zverev adalah Felix Auger-Aliassime (Kanada), Matteo Berrettini (Italia), dan Andrey Rublev (Rusia). Rublev dan rekannya, Medvedev, akan bersaing tanpa bendera Rusia sebagai efek dari serangan Rusia ke Ukraina. (REUTERS/AP)