Andy Murray meraih kemenangan ke-700 dalam kariernya sebagai petenis profesional. Dia menjadi petenis keempat, yang masih aktif, yang mencapai rekor itu setelah Federer, Nadal, dan Djokovic.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Butuh enam tahun bagi Andy Murray untuk menambahkan seratus kemenangan hingga menjadi 700 kemenangan seperti saat ini. Meski tak juga bisa kembali ke persaingan tenis putra level elite setelah didera cedera pinggul, Murray tetap menjadi salah satu sumber inspirasi bagi petenis lain.
Kemenangan ke-700 itu didapat setelah Murray mengalahkan petenis Jepang, Taro Daniel, pada babak pertama turnamen ATP Masters/WTA 1000 Indian Wells. Bermain di Indian Wells Tennis Garden, California, Amerika Serikat, Jumat (11/3/2022) siang waktu setempat atau Sabtu dinihari waktu Indonesia, Murray menang 1-6, 6-2, 6-4 dan akan berhadapan dengan Alexander Bublik pada babak kedua.
Jumlah kemenangan yang didapat Murray, sejak bersaing di arena profesional pada 2005, masih jauh dibandingkan rekan seangkatannya, Novak Djokovic, yang telah 991 kali menang. Roger Federer menjadi pemegang rekor statistik ini dengan 1.251 kemenangan.
Dengan kemenangannya itu, Murray berada pada posisi keempat tunggal putra aktif dengan kemenangan terbanyak, yang bisa mencapai 700 kali menang. Tiga petenis lainnya tak lain adalah para senior terbaik, yaitu Federer, Rafael Nadal (1.043 kali menang), dan Djokovic. Di antara Murray dan “Big Three” terdapat antara lain Andre Agassi dan Pete Sampras.
Angka 700 didapat Murray dengan jalan begitu terjal. Dia bahkan hampir mengundurkan diri sebagai petenis, setelah kalah pada babak pertama Grand Slam Australia Terbuka 2019 karena cedera pinggul. Dua kali operasi untuk memasang implan metal pada pinggul, akhirnya dijalani dengan harapan bisa terbebas dari rasa sakit.
Sekitar 19 bulan setelah operasi pertama, Murray akhirnya berlaga kembali di arena Grand Slam, yaitu pada Amerika Serikat Terbuka, 31 Agustus-13 September 2020. Akan tetapi, ayah dari empat anak itu tak juga bisa mencapai kemampuan terbaiknya. Hasil maksimal dari arena Grand Slam pada dua tahun terakhir adalah babak ketiga Wimbledon 2021.
“Bisa mencapai 700 kemenangan adalah prestasi besar bagi saya. Sangat tidak mudah, terutama dalam beberapa tahun terakhir, untuk menuju ke sana,” kata Murray.
Petenis yang saat ini berperingkat ke-88 dunia itu mencapai kemenangan ke-500 saat tampil pada Miami Masters 2015. Setahun kemudian, di Cincinnati Masters, kemenangan ke-600 diperoleh. Namun, jalan kehidupan yang terjal membuatnya harus menanti hingga enam tahun untuk menambahkan 100 kemenangan.
Meski demikian, seperti tiga “rekan tuanya”, yaitu Federer, Nadal, dan Djokovic, kecintaan pada tenis membuat Murray memilih bertahan dibandingkan dengan undur diri. “Sejak akhir tahun lalu, saya memang menargetkan mendapat banyak kemenangan. Sekarang, mari menuju angka 800,” katanya dalam laman resmi ATP.
Untuk menggapai itu, petenis berusia 34 tahun tersebut mengikat kerja sama kembali dengan Ivan Lendl untuk menjadi pelatihnya. Lendl, mantan petenis nomor satu dunia AS kelahiran Ceko, adalah pelatih yang mengantarkan Murray menjuarai Grand Slam AS Terbuka 2012, serta Wimbledon 2013 dan 2016. Lendl mendampingi Murray pada 2011-2014 dan 2016-2017.
Bisa mencapai 700 kemenangan adalah prestasi besar bagi saya. Sangat tidak mudah, terutama dalam beberapa tahun terakhir, untuk menuju ke sana.
Apa yang dicapai Murray, termasuk ketika mengalahkan Daniel, menjadi inspirasi bagi rekan mudanya, Emma Raducanu. Tunggal putri Inggris berusia 19 tahun itu tampil di Stadion 1, tepat setelah Murray menang. Juara AS Terbuka 2021 itu mengalahkan Caroline Garcia 6-1, 3-6, 6-1.
“Tentu saja saya melihat penampilan Andy hari ini, apalagi saya bertanding di lapangan yang sama setelah dia. Andy melalui momen sulit dan saya terinspirasi yang dilakukannya saat kehilangan set kedua melawan Garcia. Saya berpikir bahwa saya bisa seperti Andy. Saya hanya harus mendorong diri sendiri untuk lebih baik,” tutur Raducanu, yang saat memasuki lapangan berpapasan dengan Murray.
“Mungkin bermain berurutan di lapangan yang sama dengan Andy, menjadi keuntungan bagi saya,” lanjutnya.
Raducanu, yang menjuarai AS Terbuka sebagai petenis kualifikasi, bercerita bahwa dia masih harus menyesuaikan diri dengan status sebagai juara Grand Slam. Dia pun masih merasa canggung ketika banyak orang menyapa dan meminta berfoto bersamanya.
Meski masih terlalu dini mengharapkan Raducanu menjadi orang Inggris Raya berikutnya sebagai petenis nomor satu dunia, remaja kelahiran Kanada dari ibu orang China dan ayah Rumania ini memiliki potensi seperti Murray. Dengan peringkat ke-13 dunia, setidaknya Raducanu telah menjadi tunggal putri Inggris Raya terbaik saat ini. (REUTERS/AFP)