Barcelona harus berjuang lebih keras di pertemuan kedua menghadapi Galatasaray. Datang dengan empat kemenangan beruntun, ketajaman Barca mendadak tumpul karena terperangkap labirin Galatasaray.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
BARCELONA, JUMAT — Barcelona gagal memenuhi target memetik kemenangan besar atas Galatasaray di pertemuan pertama babak 16 besar Liga Europa. Para pemain Barca terperangkap dalam labirin yang diciptakan Galatasaray di lini pertahanan. Tiada satu pun dari serangan bergelombang Barca yang mampu membuahkan hasil.
”Blaugrana” pada akhirnya harus puas bermain imbang 0-0 di markas sendiri, Stadion Camp Nou, Jumat (11/3/2022) dini hari WIB. Hasil imbang tersebut membuat perjuangan Barca pada pertemuan kedua di Stadion Arena Turk Telekom, Turki, menjadi lebih berat.
Rasanya buruk. Ini bukan hasil yang bagus. Bermain di kandang dan mendominasi begitu banyak tetapi hanya mendapat hasil imbang.
”Rasanya buruk. Ini bukan hasil yang bagus. Bermain di kandang dan mendominasi begitu banyak tetapi hanya mendapat hasil imbang,” ujar Pelatih Barca Xavi Hernandez seusai laga.
Sepanjang pertandingan, Barca membuat 16 kali percobaan tembakan dengan empat di antaranya mengarah tepat ke gawang Galatasaray. Namun, tidak ada satu pun dari sejumlah upaya itu yang membuahkan hasil. Selain itu, Barca juga unggul dalam hal penguasaan bola yang mencapai 69 persen.
Meski mendominasi, para pemain Barca terperangkap di dalam labirin yang diciptakan para pemain Galatasaray di area pertahanan mereka. Lini serang Barca yang diperkuat Ferran Torres, Adama Traore, dan Memphis Depay tidak mampu berbuat banyak untuk mencetak gol. Mereka dibuat berputar-putar dalam mengalirkan bola tanpa mampu menemukan jalan keluar untuk mencetak gol.
Mengalami kebuntuan dari situasi permainan terbuka, Barca mencatatkan sejumlah peluang melalui eksekusi bola-bola mati. Salah satunya tercipta di menit ke-27 melalui eksekusi tendangan bebas Depay yang masih mampu diamankan Inaki Pena.
Bermain imbang hingga turun minum, Xavi membuat sejumlah perubahan di babak kedua. Ia memasukkan Ousmane Dembele, Sergio Busquets, dan Gerard Pique untuk menggantikan Ferran Torres, Nico Gonzalez, dan Ronald Araujo.
Predator di Liga Europa, Pierre Emerick-Aubameyang yang mencetak 23 gol dalam 46 laga, juga tidak ketinggalan untuk dimasukkan Xavi. Meski telah menyuntikkan tenaga baru, pertahanan Galatasaray masih sulit untuk ditembus Barca.
Bek Galatasaray, Marcao, tampil sangat disiplin mengawal lini belakang timnya. Selain itu, kedua bek sayap Galatasaray, Sacha Boey dan Patrick van Aanholt, piawai menutup lubang di lini pertahanan.
Peluang berbahaya sempat diperoleh Frenkie de Jong yang memanfaatkan umpan dari Pierre Emerick-Aubameyang di menit ke-75. Namun, upaya De Jong masih membentur tiang gawang Galatasaray. Hingga laga usai, skor imbang 0-0 tetap bertahan.
Hasil imbang memaksa Barcelona bekerja lebih keras di pertemuan kedua. Karena itu, kekecewaan Xavi sangat beralasan. Barca wajib meraih kemenangan besar di pertemuan pertama untuk mengamankan tempat di babak perempat final. Itu karena bermain di kandang Galatasaray tidak akan pernah mudah bagi tim mana pun di Eropa.
Markas Galatasaray, Stadion Arena Turk Telekom, dikenal sebagai neraka karena kemampuannya menghadirkan teror dan intimidasi bagi tim tamu. Tim-tim kuat di Eropa sekalipun dipastikan tidak akan mampu memetik hasil bagus tanpa harus berdarah-darah terlebih dulu di sana.
Skenario itu ingin dihindari Xavi yang harus meladeni laga penting menghadapi Real Madrid dan Sevilla usai bertandang ke Turki. Kemenangan besar di pertemuan pertama setidaknya akan menghindarkan para pemain Barca dari keletihan karena harus bertempur habis-habisan di Stadion Arena Turk Telekom untuk lolos ke perempat final.
Lebih dari itu, kekecewaan Xavi juga berdasar atas kebuntuan lini serang Barca di hadapan Galatasaray yang menjadi antiklimaks dari penampilan impresif mereka di empat laga terakhir. Sebelum menjamu Galatasaray, Barca menyapu bersih empat kemenangan berturut-turut. Itu termasuk saat mereka menjungkalkan Napoli 4-2 pada babak play off Liga Europa.
Setelah melewati Napoli, pesta gol Barca berlanjut di laga berikutnya menghadapi Athletic Bilbao. Berlaga di Camp Nou, Barca kembali menunjukkan keganasannya dengan menggasak Bilbao empat gol tanpa balas. Ketajaman itu yang tidak muncul kembali saat menghadapi Galatasaray.
Padahal, Galatasaray kini tengah menjalani periode yang muram dengan baru saja kalah 0-2 dari Konyaspor di Liga Turki. Tim besutan Pelatih Domenec Torrent itu juga tengah mencari-cari bentuk permainan terbaiknya sehingga tampil inkonsisten selama beberapa bulan terakhir.
Dengan faktor-faktor tersebut, Barca semestinya mampu memaksimalkan keunggulan mereka untuk merebut kemenangan meyakinkan. Tidak ayal, hasil imbang di kandang Barca membuat para pemain Galatasaray seperti berada di atas angin.
”Kami senang dengan hasilnya. Saya yakin kami pasti akan lolos ke babak berikutnya. Tentu saja dengan bantuan pendukung kami di Istanbul, Turki, tentu saja,” ujar pemain tengah Galatasaray, Kerem Akturkoglu, dikutip dari laman UEFA.
Pemain belakang Barca, Eric Garcia, mengatakan, timnya sangat berambisi meraih kemenangan di kandang sendiri. Namun, yang terjadi di lapangan tidak berjalan dengan mulus. Menurut Garcia, Barca kekurangan sentuhan akhir di depan gawang Galatasaray. Garcia menyesali kelemahan itu karena di laga sebelumnya hal tersebut tidak pernah terjadi. (AFP)