Barcelona versus Galatasaray, Adu Taktik Dua Murid Guardiola
Xavi Hernandez dan Domenec Torrent bakal terlibat bentrok di babak 16 besar Liga Europa. Kedua murid Pep Guardiola itu sama-sama sempat mengalami masa kurang mulus di awal masa menangani tim barunya masing-masing.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
BARCELONA, RABU - Laga Barcelona versus Galatasaray di babak 16 besar Liga Europa, Jumat (11/3/2022) dini hari WIB, menjadi duel dua pelatih asal Catalan, Xavi Hernandez dan Domenec Torrent. Sama-sama mengalami masa sulit di awal kiprahnya bersama timnya masing-masing, kedua murid Pep Guardiola itu bakal beradu taktik di tanah Catalan.
Torrent, pelatih Galatasaray, pernah bekerja sebagai asisten Pep Guardiola saat melatih Barcelona, Bayern Muenchen, dan Manchester City, pada kurun 2007 hingga 2018. Pengalaman panjang itu sedikit banyak telah memengaruhi cara Torrent menyusun strategi dan melatih sebuah tim.
Sebagai orang dekat Guardiola, Torrent juga dikenal sebagia penganut filosofi penguasaan bola tingkat tinggi atau tiki-taka. Filosofi ini juga menjadi dasar bagi Xavi, mantan gelandang andalan Guardiola di Barca, dalam mengangkat kembali performa klub itu yang sempat terpuruk bersama pelatih terdahulu, Ronald Koeman.
Setelah berpisah dengan Guardiola di Manchester City, Torrent memulai petualangan sebagai pelatih di Liga Amerika Serikat (MLS) dengan menangani New York City. Setelah dua tahun mengarsiteki New York City, ia berpindah menangani Flamengo di Brasil dan kemudian menyetujui tawaran dari Galatasaray.
Di Galatasaray, Torrent mencoba membawa rasa Catalan ke dalam permainan timnya. Namun, ia mendapatkan tantangan besar lantaran baru saja ditunjuk sebagai juru taktik Galatasaray. Seperti halnya Xavi di Barca, Torrent juga membutuhkan waktu untuk meracik ulang gaya bermain timnya agar bisa sesuai dengan keinginannya.
Torrent masih harus bekerja lebih keras untuk menginternalisasi filosofi Catalan ke dalam tim. Torrent berencana mentransformasi gaya bermain Galatasaray yang masih lekat dengan sistem dari pelatih sebelumnya, Fatih Terim. Terbukti, jalan kurang mulus dilalui Torrent di masa awal melatih Galatasaray dengan menelan tiga kekalahan beruntun di Liga Turki.
Hal serupa juga dialami Xavi yang mengambil-alih tongkat estafet kepelatihan dari Koeman. Kala itu, kondisi Barca sedang buruk karena rentetan hasil mengecewakan hingga mereka terpental dari posisi empat besar klasemen sementara Liga Spanyol. Xavi pun lantas gagal membawa Barca melaju ke babak 16 besar Liga Champions Eropa untuk pertama kalinya dalam 21 tahun.
Barca telah meningkat pesat dengan rekrutan musim dingin. Mereka adalah salah satu tim paling baik di Eropa. Gaya Barca dengan Xavi tidak berubah, tetap mematikan. (Domenec Torrent)
Xavi, yang pernah dilatih Guardiola saat menangani Barca, juga tengah berusaha keras mengembalikan gaya bermain tiki-taka yang sudah telanjur lekat dengan tim asal Catalan itu. Meski sempat mengalami masa-masa sulit di awal, Xavi mulai terlihat mampu mengangkat performa Barca. “Blaugrana” kini sukses merangsek ke peringkat tiga besar di Liga Spanyol.
Kini, ajang Liga Europa menjadi pelampiasan mereka untuk mengejar trofi. Barca, yang mulai menyetel dengan taktik Xavi, bakal menjadi hadangan terbesar bagi Galatasaray untuk meraih mimpi melangkah jauh di Liga Europa pada musim ini. Duel kedua tim bakal menarik karena memiliki pakem yang identik.
”Barca telah meningkat pesat dengan rekrutan musim dingin. Mereka adalah salah satu tim paling baik di Eropa. Gaya Barca dengan Xavi tidak berubah, tetap mematikan,” ujar Torrent kepada Sport, dikutip pada Rabu (9/3/2022).
Skuad Barca kini tengah percaya diri menyusul empat kemenangan beruntun di berbagai kompetisi. Mereka juga telah menyingkirkan Napoli, tim kuat Italia, dalam perjalanan ke babak 16 besar.
Kemenangan pun menjadi harga mati bagi Barca saat menjamu Galatasaray pada laga pertama babak itu di Stadion Camp Nou. Kemenangan bisa jadi modal besar mereka menatap laga kedua di Turki, mengingat Galatasaray tidak pernah mudah ditundukkan di rumahnya, Arena Turk Telekom di Turki.
Stadion "neraka"
Stadion itu dikenal sebagai ”neraka” bagi tim-tim lawan. Tahun ini, Arena Turk dinobatkan sebagai stadion paling berisik sejagat dengan kekuatan raungan suara 131 desibel.
Barca juga harus merebut pertemuan pertama dengan kemenangan meyakinkan agar Xavi bisa mendapat ruang untuk mengistirahatkan pemain pilarnya di pertemuan kedua. Barca sudah dinanti dua lawan berat tiga hari setelah pertemuan kedua di Turki.
Pasukan Xavi akan meladeni Real Madrid dan Sevilla dalam lanjutan Liga Spanyol. Mereka tidak boleh tergelincir agar tidak kembali terlempar dari posisi tiga besar liga itu untuk mengamankan tempat di Liga Champions Eropa musim depan. ”Kami memenangi empat laga beruntun, hal yang sudah lama tidak terjadi. Para pemain yakin pada apa yang kami lakukan. Kami di jalur yang benar,” kata Xavi.
Xavi sangat optimistis timnya akan mampu mengatasi Galatasaray. Itu merujuk pada performa inkonsisten raksasa Turki itu di liga domestik. Mereka baru saja dikalahkan Konyaspor 0-2 di Liga Turki. Hasil itu membuat Galatasaray tertahan di peringkat ke-12 liga dan hanya berjarak delapan poin dari zona degradasi. Di Piala Turki, Galatasaray tersingkir usai kalah dari tim divisi dua Denizlispor Kulubu.
Namun, Barca mesti waspada karena Galatasaray memiliki tren perfroma yang justru bagus saat tampil di kompetisi antarklub Eropa. Galatasaray melaju ke babak 16 besar Liga Europa setelah tidak terkalahkan di fase grup. Selaim itu, Galatasaray sejauh ini belum tersentuh kekalahan dalam 10 pertandingan terakhir di Eropa. (AFP)