Barcelona memulai kembali partisipasi di Liga Europa setelah absen selama 18 musim. Laga menghadapi Napoli pada ”playoff” babak 16 besar, Jumat WIB, di Camp Nou menjadi langkah awal untuk melengkapi lemari trofi.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BARCELONA, RABU — Setelah 18 musim absen, Barcelona akan merasakan kembali tampil di Liga Europa. Meski disebut sebagai kompetisi antarklub kelas dua di Eropa, impian ”Blaugrana” untuk mendapatkan trofi pelipur lara pada musim ini tidak akan berjalan mudah.
Pasalnya, dua tantangan harus diatasi Barca. Pertama, Blaugrana akan menghadapi Napoli, lawan yang tangguh, pada laga playoff babak 16 besar Liga Europa. Barca akan lebih dulu menjamu Napoli di kandang, Stadion Camp Nou, Jumat (18/2/2022) pukul 00.45 WIB.
Kedua, Pelatih Barca Xavi Hernandez juga masih dihantui mimpi buruk ketika berlaga di kompetisi tersebut. Xavi memiliki pengalaman yang kurang baik ketika membela Barca di Liga Europa. Pada periode 1998 hingga 2015 mengisi skuad Blaugrana, Xavi dua kali tampil di kompetisi itu.
Dalam dua kesempatan itu berakhir mimpi buruk bagi Xavi. Ia tidak mampu membantu Barca mengalahkan Liverpool pada babak semifinal musim 2000-2001, kemudian Barca juga tersingkir pada babak 16 besar ketika melawan Glasgow Celtic pada musim 2003-2004. Itu menjadi terakhir kalinya Barca menjadi kontestan Piala UEFA, nama lawas untuk Liga Europa.
Adapun Liga Europa adalah satu-satunya kompetisi yang belum pernah dimenangi Barca. Dalam 11 peluang sebelumnya untuk membawa pulang trofi itu ke lemari juara di Camp Nou, Barca harus berakhir duka.
Xavi menilai, peluang terbaik Barca untuk meraih gelar juara pada musim ini hanya tersisa di Liga Europa. Namun, lanjut Xavi, timnya tidak boleh meremehkan lawan-lawan di Liga Europa yang mayoritas berasal dari luar lima liga top Eropa.
”Kami akan berjuang untuk memenangi Liga Europa. Tujuan kami menjadi juara demi kembali ke Liga Champions pada musim depan,” ujar Xavi dilansir laman UEFA.
Laga playoff adalah format baru yang dirancang Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) untuk mempersingkat kuantitas laga. Format itu pertama kali diterapkan pada musim ini.
Tujuan kami menjadi juara demi kembali ke Liga Champions di musim depan. (Xavi Hernandez)
Pada pertandingan playoff itu, peringkat kedua di fase grup Liga Europa tersebut akan menghadapi posisi ketiga dari babak penyisihan Liga Champions. Pemenang laga playoff akan melaju ke babak 16 besar untuk menghadapi delapan tim juara grup Liga Europa.
Lawan terkuat
Napoli tentu bukan lawan yang mudah bagi Barca. Lorenzo Insigne dan kawan-kawan menjadi satu-satunya tim di Serie A Italia yang bisa bersaing dengan duo Milan, AC Milan dan Inter Milan, di papan atas klasemen.
Penampilan ”Si Keledai Kecil”, julukan Napoli, cukup baik karena belum terkalahkan pada Liga Italia tahun 2022 ini. Mereka mengemas empat kemenangan dan dua imbang. Dua pertandingan seri itu ketika menghadapi Juventus dan Inter.
Xavi mengakui, Napoli adalah tim terkuat yang berpotensi dihadapi anak asuhnya pada laga playoff Liga Europa. Oleh karena itu, Xavi berharap anak asuhannya bisa mengeluarkan performa terbaik untuk bisa mengalahkan Napoli.
”Napoli adalah lawan yang berada di level Liga Champions. Mereka adalah salah satu lawan tersulit yang kami hadapi di Eropa pada musim ini,” kata Xavi. Di fase grup Liga Champions, Barca gagal bersaing dengan Bayern Muenchen dan Benfica.
Namun, Xavi harus mencari jalan keluar terhadap performa inkonsisten Barca pada musim ini. Persoalan utama Barca yang terlihat dalam tiga laga terakhir ialah kurang menciptakan peluang efektif.
Barca memang bisa meraih dua kemenangan atas Alaves dan Atletico Madrid, tetapi mereka hanya bermain imbang dengan Espanyol dalam derbi Catalan, Senin (14/2) dini hari WIB lalu. Dalam tiga laga itu, tingkat tembakan akurat Blaugrana hanya 32 persen.
Efektivitas serangan menjadi satu-satunya masalah yang belum bisa dipecahkan Xavi meski kini Barca memiliki tiga penyerang baru, seperti Pierre-Emerick Aubameyang, Ferran Torres, dan Adama Traore.
Di sisi lain, dalam urusan permainan kolektif, Barca telah jauh membaik di bawah kendali Xavi. Dalam tiga laga terakhir, Barca mencatatkan rata-rata 66 persen penguasaan bola. Mereka juga mengoleksi rata-rata 87 persen akurasi umpan.
Namun, urusan kreativitas Barca di Liga Europa akan lebih berkurang dibandingkan dengan di kompetisi domestik. Sebab, Xavi memilih untuk tidak mendaftarkan bek kanan senior Dani Alves dalam skuad Liga Europa musim ini.
Xavi lebih mengutamakan untuk mendaftarkan tiga penyerang baru yang didatangkan di bursa transfer musim dingin lalu. Padahal, Alves memiliki mental dan kreativitas yang amat krusial ketika menghadapi laga-laga besar.
Hal itu ditunjukkan Alves kala menciptakan satu gol dan sebuah asis untuk melibas Atletico Madrid, 4-2, pada 6 Februari lalu.
Sementara itu, Napoli akan tiba di Camp Nou dengan misi balas dendam. Si Keledai Kecil memendam rasa sakit hati akibat disingkirkan Barca pada babak 16 besar Liga Champions musim 2019-2020. Napoli tumbang 1-3 pada laga kedua di Camp Nou sehingga kalah agregat 2-4.
Napoli juga memiliki modal bagus ketika menuju Camp Nou. Sejumlah pemain yang sempat cedera pada Januari lalu, seperti Victor Osimhen dan Fabian Ruiz, sudah bisa tampil kembali.
Selain itu, bek tengah Kalidou Koulibaly juga telah kembali dari tugas negara di Piala Afrika 2021. Pemain belakang tim nasional Senegal itu pulang dengan kondisi mental luar biasa seusai mempersembahkan trofi juara Afrika perdana untuk negaranya.
“Saya senang dengan sambutan semua pihak di klub atas kemenangan di Piala Afrika. Kini, saya kembali fokus untuk meraih tujuan bersama Napoli pada musim ini, terutama di liga dan Eropa,” kata Koulibaly dikutip laman klub.
Pelatih Napoli Luciano Spalletti menambahkan, laga melawan Barca menjadi kesempatan timnya untuk membuktikan level permainan mereka tidak kalah dengan tim-tim elite Eropa. Ia berharap skuad Napoli bisa menjaga intensitas dan fokus permainan selama bertanding di Camp Nou.
”Kami memiliki kualitas dan level permainan yang baik pada musim ini. Untuk mendapatkan hasil positif, kami harus menunjukkan kemauan untuk bermain melebihi batas penampilan kami selama ini,” ucap Spalletti. (REUTERS)