Gelar Ketujuh Perayaan Satu Dekade Marquez
Marc Marquez ingin merayakan musim kesepuluhnya tim Repsol Honda dengan meraih gelar juara ketujuh MotoGP pada musim 2022. Dia kini dalam momentum positif untuk meraih kembali kejayaan yang mendadak padam karena cedera.
BARCELONA, SELASA – Marc Marquez menjadi pebalap Honda paling sukses di ajang MotoGP dengan enam gelar juara dunia. Dia kini memasuki satu dekade bersama tim Repsol Honda di kelas premier, dan ingin merayakan itu dengan gelar juara. Motivasi pebalap berusia 28 tahun itu sangat tinggi seiring dengan kondisi fisiknya yang hampir pulih serta motor baru RC213V yang memiliki potensi besar dan mulai dia rasakan limit pengendaliannya.
Marquez menjalani debut dengan Repsol Honda di ajang MotoGP pada musim 2013 di mana dia menjadi pebalap termuda yang memenangi balapan pada usia 20 tahun 63 hari di seri Amerika. Pada musim rookie itu, Marquez mendapatkan momentum menjadi juara dunia setelah meraih empat kemenangan beruntun di Jerman, Laguna Seca, Indianapolis, dan Brno. Dia pun menjadi juara dunia termuda pada usia 20 tahun 266 hari, memecahkan rekor sesama legenda Honda Freddie Spencer.
Baca juga : Marc Marquez Masuk Nominasi Laureus World Sport Award 2022
Di kelas MotoGP, Marquez kini telah menjalani 142 balapan, meraih 99 podium, memenangi 99 balapan, dan meraih enam gelar juara dunia. Perjalanan Marquez memang tidak selalu mulus, dia pernah mengalamai masa-masa sulit, seperti pada musim 2015 dan 2018, serta cedera yang mengoyak musim 2020 dan 2021.
Marquez memetik banyak pelajaran dari kiprahnya di MotoGP, di mana dia membagikan itu dalam wawancara khusus satu dekade bersama Repsol Honda. Berikut ini wawancara dengan pebalap asal Spanyol itu yang dilakukan oleh Honda Racing Corporation, Selasa (1/3/2022).
Waktu berlalu begitu cepat. Sepuluh tahun di MotoGP dan sepuluh tahun di tim Repsol Honda merupakan mimpi.
Ini musim kesepuluh di MotoGP bersama Repsol Honda apa makna ini bagi Anda?
Waktu berlalu begitu cepat. Sepuluh tahun di MotoGP dan sepuluh tahun di tim Repsol Honda merupakan mimpi. Ini sesuatu yang tidak bisa saya bayangkan dalam mimpi terbaik saya, dan dalam sepuluh tahun ini kami meraih hasil yang sangat bagus, jadi ini sesuatu yang istimewa dan saya sangat menikmati itu. Kami berusaha meraih gelar juara (musim 2022) untuk merayakan dengan bagus.
Musim rookie 2013, Anda percaya itu sudah berlalu 10 tahun?
Tidak. Ketika Anda bertanya kepada saya, ini adalah musim kesepuluh, saya tidak tahu. Saya tahu ini sudah bertahun-tahun, tetapi saya tidak tahu ini sudah 10 tahun di kelas primer. Jadi ini sesuatu yang sangat bagus untuk dicapai.
Baca juga : Marquez Berusaha Mengurai Misteri RC213V
Momen terbaik dari 2013?
Momen terbaik dari 2013 adalah cara saya menikmati kejuaraan. Tentu saya berusaha menikmati setiap musim, tetapi 2013 adalah musim rookie saya, dan tidak ada tekanan, semuanya oke. Jika kecelakaan, oke itu musim pertama Anda. Jika menang, itu luar biasa, finis di podium juga luar biasa. Jadi, itu musim yang sangat saya nikmati, terutama karena tidak ada tekanan.
Dalam musim pertama Anda, kapan Anda merasa bisa menjadi juara?
Pada 2013, benar saya cepat, benar bahwa (Jorge) Lorenzo dan (Dani) Pedrosa cepat, tetapi dalam periode itu, ada dua balapan beruntun, Pedrosa satu balapan, Lorenzo satu balapan, saya tidak ingat secara pasti siapa yang pertama kali cedera, kemudian saya memenangi dua atau tiga balapan beruntun. Saya tidak tahu apakah saya memimpin kejuaraan, tetapi saya pikir seperti itu. Dan kemudian, sebelum jeda musim panas, di Laguna Seca saya ingat itu, dan setelah Laguna Seca kami berkata, kami bisa (juara).
Baca juga : Marquez Bersenang-senang di Sepang
Apa tekanan pada saat itu setelah berpikir Anda bisa juara?
Anda tidak mendapat tekanan dari luar, tetapi Anda memberi tekanan pada diri Anda, itu sesuatu yang dilakukan oleh semua orang. Tetapi saya menikmati itu, karena tidak ada tekanan dari luar. Benar bahwa saya menyukai tekanan, tetapi pada 2013 tanpa ada tekanan semuanya menjadi lebih mudah.
Apa kenangan terbaik dari musim 2014?
Momen terbaik 2014 adalah 10 kemenangan beruntun. Kami memasuki jeda musim panas, dan kami memenangi semua balapan, dan saya pikir itu luar biasa. (Marquez menjadi pebalap pertama sejak 1970 yang memenangi 10 balapan beruntun pada 2014)
Baca juga : Marquez Memasang Target Juara
Momen terbaik 2015?
2015, momen terbaik adalah pengalaman, saya mendapat itu. Pada ada 2015 saya mengalami banyak kecelakaan karena saya datang dari 2013 dan 2014, di mana saya ingin memenangi semua balapan, tetapi saya menyadari bahwa tidak perlu memenangi semua balapan untuk memenangi kejuaraan.
Momen terbaik 2016?
Pada 2016 saya memenangi balapan karena 2015. Motor pada awalnya sangat sulit dipahami untuk mengatahui limitnya, tetapi saya tetap tenang. Kenangan terbaik adalah cara kami bekerja di dalam tim, karena kami mengawali dengan situasi yang sulit dengan motor, tetapi kemudian kami membalik itu di Montmelo. Saya ingat tes di Montmelo di mana kami membalikan keadaan.
Momen terbaik 2017?
2017 merupakan musim di mana saya memiliki sedikit kenangan. Saya memang meraih gelar juara, dan 2017 adalah pertarungan ketat melawan Dovizioso. Yang saya pelajari adalah, semua yang di MotoGP cepat, karena Dovizioso tidak ada dalam daftar saya untuk memperebutkan gelar juara, tetapi justru dia orangnya, dan kemudian menjadi salah satu yang tercepat di trek dan salah satu yang tersulit untuk dikalahkan.
Momen terbaik 2018?
Setiap tahun sulit, tetapi 2018 adalah musim di mana saya bisa mengatasi situasi dengan bagus, dan juga pada beberapa titik saya mendapat keberuntungan, semuanya berjalan dengan sangat baik, itu musim yang stabil.
Baca juga : Marquez Mencari Jawaban Terakhir
Momen terbaik 2019?
Musim 2019 sangat jauh dibandingkan yang lainnya, itu merupakan musim terbaik saya di MotoGP. Karena, pada 2014 saya memenangi banyak balapan, tetapi pada 2014 ada empat motor yang bisa juara dan memenangi balapan, mereka adalah kedua pebalap pabrikan Yamaha dan kedua pebalap pabrikan Honda. Pada 2019, banyak motor dan pebalap yang bisa memenangi balapan dan bertarung dalam perebutan gelar juara, tetapi saya bisa finis di posisi pertama atau kedua. Jadi, itu musim terbaik saya, jauh dari yang lainnya.
Momen terbaik 2020?
Jika saya harus memilih momen terbaik, itu adalah balapan di Jerez, itu luar biasa. Oke, kami berakhir di kerikil, tetapi itu merupakan salah satu balapan terbaik saya dan performa terbaik saya. Maksud saya, setelah melakukan kesalahan, keluar ke area kerikil, dan kemudian bertarung memperebutkan posisi kedua, performa saya dan feeling saya pada motor sungguh manis. Tentu, kemudian saya terjatuh, dan hal seperti itu bisa terjadi.
Momen terbaik 2021?
Dari 2021 saya akan memilih Portimao. Memang, saya memenangi beberapa balapan, tetapi di Portimao saya kembali mengendarai motor MotoGP, menyelesaikan balapan adalah target saya, dengan keterbatasan yang sangat besar, rasa sangat sakit, tetapi kami menyelesaikan balapan dan itu kenangan yang bagus.
Jika harus memilih satu motor selama Anda bersama Honda, yang manakah itu?
Saya akan memilih 2013 atau 2014, motor musim itu luar biasa, dan motor bekerja dengan sangat baik, mudah menemukan limit, mudah dikendalikan, dan paket elektronik semua dari Honda, itu berbeda, performa motor sangat tinggi.
Baca juga : Marquez Menguji Kondisi Penglihatan
Motor Honda yang mana yang paling ingin Anda kendarai?
Saya pikir semua pebalap saat ini, ingin suatu saat mencoba motor dua tak, NSR500 dari era (Mick) Doohan, Valentino (Rossi), (Alex) Criville, salah satu motor itu akan sangat menyenangkan untuk dicoba.
Rekan setim terbaik?
Jika harus memilih, saya akan memilih Dani Pedrosa. Saya belajar banyak hal, cara mengendarai motor MotoGP, saya belajar dari Dani. Tentu dia bersaing dengan cara dia, saya berkompetisi bersama tim saya dengan cara saya, tetapi yang saya pelajari dari dia seperti dari seorang ahli, salah satu pebalap terbaik di MotoGP.
Pada 2020 saya belajar bahwa Anda hanya memiliki satu tubuh. Jika Anda merawat tubuh Anda, maka Anda akan memiliki lebih banyak balapan ke depan.
Dalam 10 tahun tentu ada masa sulit, apa pelajaran dari 10 tahun ini?
Pada 2020 saya belajar bahwa Anda hanya memiliki satu tubuh. Jika Anda merawat tubuh Anda, maka Anda akan memiliki lebih banyak balapan ke depan. Saya menggunakan pengalaman itu pada musim dingin yang lalu, saat mengalami penglihatan ganda. Saya tahu, empat tahun lalu saya mengatakan saya perlu operasi karena ingin berada di tes (pra musim) Malaysia. Tetapi musim dingin ini saya hanya mengikuti nasihat dokter, dan dokter mengatakan, 'Anda harus menunggu', saya katakan 'oke, berapa lama?', dokter bilang 'sekitar tiga bulan", saya bilang 'oke, saya akan menunggu tiga bulan'.
Baca juga : Marquez: "Ini Saatnya Kembali"
Dan, jika dalam tiga bulan tidak sembuh, kami perlu operasi dan perlu dua bulan lagi (untuk pemulihan). Saya katakan, 'oke'. Saya tahu, jika saya mengikuti semua anjuran itu, semua tahapan itu, saya bisa mengawali musim saya pada jeda musim panas, mungkin. Tetapi itulah caranya, maksud saya, saya perlu merawat tubuh saya jika saya ingin balapan dalam tahun-tahun ke depan.
Itu bukan berarti saya tidak akan mengambil resiko di lintasan balap. Saat di trek, saya akan mengambil resiko, karena itu adalah gaya saya. Tetapi, saat saya cedera, saya akan sabar, itulah yang saya pelajari dari 2020.
Penyesalan terbesar dalam 10 tahun ini?
Mungkin penyesalan terbesar saya adalah 2020, ketika lengan saya cedera, saya berusaha balapan lagi, dalam empat hari saya mencoba di Jerez. Tetapi, jika tidak di Jerez kami berencana mencoba di Brno. Tetapi Brno juga terlalu dini, karena itu balapan ketiga, dan akan terjadi hal yang sama, karena hanya berselang satu setengah pekan. Jadi penyesalan terbesar adalah, situasi pada 2020 yang merugikan saya pada keseluruhan 2020 dan 2021.
Momen terbaik secara umum?
Waktu yang kami habiskan bersama dengan tim, dengan teman-teman saya, setelah kejuaraan, pesta, momen di garasi, itu momen terbaik bagi saya. Maksud saya, Anda bisa banyak meraih kemenangan, tetapi jika tidak ada teman-teman di sekitar Anda untuk merayakan, itu tidak berarti.
Baca juga : Optimisme Iringi Pebalap Menuju Mandalika
Target dalam 10 tahun ke depan?
Saya ingin menjadi bagian dari sejarah Honda, tentu kami sudah meraih banyak hal bersama, saya merasa bagian dari Honda dan kami menandatangani empat tahun kontrak karena saya merasakan itu, dan saya tidak memerlukan motivasi lainnya. Dalam 10 tahun ke depan saya berusaha untuk tetap balapan, tetap menikmati. Saya tidak tahu sepuluh tahun ke depan apakah saya masih balapan di kelas MotoGP, karena saya selalu mengatakan, ketika saya tidak memiliki level performa untuk bersaing meraih tiga besar, tidak ada artinya balapan bagi saya.