Nasib berbeda dijalani Daniil Medvedev dan Alexander Zverev di Acapulco. Saat Medvedev membuka peluang menjadi petenis nomor satu dunia, Zverev justru didiskualifikasi karena ulahnya yang tidak sportif.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
ACAPULCO, SELASA — Berdasarkan peringkat dunia, Daniil Medvedev dan Alexander Zverev adalah dua petenis ”Next Gen” terdepan di luar ”Big Three”. Namun, petenis peringkat kedua dan ketiga dunia itu mengalami nasib berbeda pada turnamen ATP 500 Acapulco.
Kemenangan Medvedev atas Benoit Paire, 6-3, 6-4, pada babak pertama, Selasa (22/2/2022) waktu setempat atau Rabu siang WIB, mengantarkannya selangkah lebih dekat pada puncak peringkat dunia. Namun, Zverev tak bisa meneruskan penampilan meski telah melewati babak pertama karena didiskualifikasi.
Sanksi itu dijatuhkan Asosiasi Tenis Profesional (ATP) karena Zverev dinilai tidak sportif saat tampil pada nomor ganda. Berpasangan dengan Marcelo Melo (Brasil), Zverev kalah dari Harri Heliovaara/Lloyd Glasspool, 2-6, 6-4, 6-10. Tepat setelah laga berakhir, Zverev memukulkan raketnya ke kursi wasit beberapa kali sambil memaki. Dia kecewa dengan salah satu keputusan wasit.
Ulahnya itu membuat ATP mencoret Zverev dari turnamen meski dijadwalkan bertemu Peter Gojowczyk pada babak kedua nomor tunggal. Gojowczyk pun telah dinyatakan menang walkover (WO) atas Zverev. Tim Zverev belum merespons sanksi tersebut.
Peristiwa itu terjadi setelah Zverev tersingkir pada babak keempat Grand Slam Australia Terbuka, lalu kalah pada final ATP 250 Montpellier. Padahal, pada awal tahun, petenis Jerman itu menyebut dirinya pantas menjadi tiga petenis terbaik tahun ini bersama Novak Djokovic dan Medvedev.
Berbeda dengan Zverev, Medvedev justru bisa mencetak sejarah dengan menjadi petenis nomor satu dunia untuk pertama kali. Dia bisa menggeser Djokovic yang telah menjadi petenis terlama di puncak peringkat dunia, yaitu 361 pekan (tidak beruntun) hingga saat ini. Jika itu terjadi, Medvedev akan menjadi petenis Rusia ketiga yang di posisi teratas dunia setelah Yevgeny Kafelnikov (1999) and Marat Safin (2000-01).
Seandainya Novak tidak bertanding, mungkin peluang itu akan selalu berada dalam benak saya, termasuk saat bertanding karena semuanya hanya tergantung dari yang saya dapat di sini.
Medvedev bisa menjadi tunggal putra nomor satu dunia ke-27 sejak sistem peringkat dunia berdasarkan sistem komputer diperkenalkan pada 1973. Dia bisa mencapainya dengan hasil apa pun, mulai dari kalah pada babak pertama hingga juara.
Namun, posisi petenis berusia 26 tahun itu tak hanya ditentukan hasilnya di Acapulco. Dia akan sangat bergantung pada Djokovic, yang tengah bersaing di ATP 500 Dubai pada pekan ini juga.
”Seandainya Novak tidak bertanding, mungkin peluang itu akan selalu berada dalam benak saya, termasuk saat bertanding karena semuanya hanya bergantung pada yang saya dapat di sini,” kata Medvedev.
Adapun Djokovic mengatakan, Medvedev berhak atas posisi peringkat teratas dunia. ”Itu bisa dicapainya kapan pun. Jika bisa tercapai pekan ini, saya akan menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat,” ujar Djokovic.
Meski salah satu pesaing, yaitu Zverev, telah tersingkir, petenis lain bisa menjadi penghalang Medvedev. Turut tampil di Acapulco adalah Stefanos Tsitsipas dan juara Australia Terbuka, Rafael Nadal. Tsitsipas melaju ke babak kedua setelah mengalahkan Laslo Djere, 7-6 (9/7), 7-6 (7/4), sedangkan Nadal menang atas Denis Kudla, 6-3, 6-2.
Pada babak kedua, yang dimulai Kamis pagi waktu Indonesia, Nadal akan berhadapan dengan Stefan Kozlov, Tsitsipas bertemu Jeffrey John Wolf, dan Medvedev akan melawan Pablo Andujar.
Dari babak kedua turnamen ATP Dubai yang berlangsung Rabu, unggulan keempat, Jannik Sinner, melangkah ke perempat final setelah mengalahkan mantan petenis nomor satu dunia, Andy Murray, 7-5, 6-2. Pada babak delapan besar, Sinner akan berhadapan dengan semifinalis Wimbledon, Hubert Hurkacz. (AFP/REUTERS)