Panggung Para Petarung
Empat petenis tunggal putra yang menembus semifinal Australia Terbuka adalah para petarung yang andal. Rafael Nadal, Matteo Berrettini, Daniil Medvedev, dan Stefanos Tsitsipas menjanjikan pertarungan yang sangat ketat.
MELBOURNE, KAMIS - Empat petarung akan bersaing dalam semifinal tunggal putra Grand Slam Australia Terbuka. Keempat petenis itu adalah yang terbaik dari yang terbaik ketika menghadapi tekanan besar di Melbourne Park dalam sepuluh hari persaingan tunggal putra.
Persaingan dua generasi akan terjadi pada semifinal pertama di Rod Laver Arena, Jumat (28/1/2022), ketika Rafael Nadal ditantang Matteo Berrettini. Pemenang laga itu akan bertemu pemenang dua petenis terbaik di bawah generasi “Big Three”, Daniil Medvedev dan Stefanos Tsitsipas.
Keempatnya memiliki persamaan, di antaranya berpengalaman tampil dalam semifinal Grand Slam. Nadal akan tampil pada semifinal ke-36 dari turnamen tenis dengan level tertinggi itu. Berrettini, yang telah tampil pada perempat final semua Grand Slam, pernah tampil pada tahap yang sama dalam AS Terbuka 2019 dan ketika menjadi finalis Wimbledon 2021.
Medvedev selalu memenangi semifinal ketika mencapai final Australia Terbuka dan menjuarai AS Terbuka 2021. Sementara, Tsitsipas akan mencoba memenangi semifinal di Melbourne Park untuk pertama kalinya setelah kalah pada 2019 dan 2021. Jika bisa melakukannya, Tsitsipas akan menyamai prestasinya saat menembus final Perancis Terbuka 2021 meski akhirnya dikalahkan Novak Djokovic.
Faktor persamaan lain adalah keempatnya berhasil melalui tekanan besar ketika harus bermain lima set. Nadal, Berrettini, dan Medvedev melaluinya dalam perempat final. Sedangkan, Tsitsipas pada babak keempat.
Medvedev harus menghadapi match point lawannya, Felix Auger-Aliassime, sebelum akhirnya menang dalam laga selama empat jam 42 menit. Sementara Berrettini harus mengerahkan semua kemampuannya dua kali, yaitu ketika melawan Gael Monfils pada perempat final dan petenis 18 tahun, Carlos Alcaraz, dalam babak ketiga.
Baca juga : Keajaiban Rafael Nadal di Australia Terbuka
Berrettini, bahkan, menjadi petenis terbaik saat dihadapkan pada tekanan berdasarkan statistik yang dibuat ATP. Dia memiliki nilai tertinggi sepanjang penampilan 2021 berdasarkan konversi break point, menyelamatkan break point, kemenangan dalam tiebreak, dan kemenangan dalam set penentuan. Dalam statistik yang sama untuk sepanjang karier, Nadal memiliki posisi lebih baik (peringkat keempat) dibandingkan rekan-rekan mudanya.
Dengan pengalaman 20 tahun berkarier di arena profesional, Nadal menjadi yang terdepan. Menjadi satu-satunya “Big Three” yang tampil di Melbourne park, dia dalam perjalanan menuju gelar Grand Slam ke-21 untuk melebihi dua rivalnya, Roger Federer dan Djokovic. Saat ini, ketiganya berbagi 20 gelar.
Namun, petenis berusia 35 tahun itu tak pernah terobsesi dengan rekor. “Anda tak bisa frustasi saat tetangga punya rumah lebih besar atau ponsel lebih bagus. Saya tak akan frustasi jika Novak atau Roger mengakhiri karier dengan gelar Grand Slam lebih banyak dari saya. Saya tak punya ekspektasi tinggi, hanya menikmati bermain tenis,” tutur Nadal.
Juara Australia Terbuka 2009 itu, bahkan, merasa beruntung bisa tampil di Melbourne Park. Cedera kaki kiri, lalu terinfeksi Covid-19 pada pertengahan Desember 2021, Nadal hampir batal tampil di Australia. Hanya kecintaan pada tenis, seperti berulang kali dikatakan, yang menjadi motivasinya untuk terus bersaing meski terkendala cedera dan usia.
Baca juga : Persaingan Tunggal Putri Selalu Terbuka
Faktor non teknis, terutama mental juara, akan menjadi modal besar Nadal untuk berhadapan dengan Berrettini. Dari sisi teknis, persentase keberhasilan servis dan pengembalian servis akan menjadi kunci untuk mengatasi servis Berrettini yang berkecepatan hingga 220 kilometer per jam. Dia, bahkan, pernah membuat servis dengan kecepatan 235 km/jam pada 2021.
“Melawan Rafa di Rod Laver Arena pada semifinal adalah momen yang saya impikan sejak kecil. Saya menonton banyak penampilan Rafa di sini dan turnamen lain dan selalu menjadi pendukungnya,” tutur Berrettini.
Namun, dalam pertemuan Jumat ini, Berrettini harus melupakan dukungannya bagi Nadal. Dia juga punya misi membalas kekalahan dari Nadal pada semifinal AS Terbuka 2019 yang kemudian mengantarkannya menjadi juara.
“Sebelum melaju ke semifinal, saya tak berpikir akan mencapainya, bukan karena tidak percaya diri tetapi karena saya punya mentalitas bahwa saya harus fokus selangkah demi selangkah. Sekarang, saat semifinal dicapai, saya ingin melangkah lebih jauh. Saya tahu bisa melakukannya,” lanjut petenis Italia pertama yang lolos ke semifinal Australia Terbuka itu.
Sekarang, saat semifinal dicapai, saya ingin melangkah lebih jauh. Saya tahu bisa melakukannya (Matteo Berrettini)
Ketika persaingan Nadal dan Berrettini mempertemukan petenis dari generasi berbeda, Medvedev dan Tsitsipas berasal dari generasi setara dengan beda usia hanya dua tahun. Keduanya, bahkan, menjadi petenis terbaik dari generasi di bawah “Big Three”, Medvedev sebagai petenis peringkat kedua dunia, sementara Tsitsipas di urutan keempat.
Mereka pun telah menciptakan persaingan yang berlangsung ketat dalam setiap pertandingan, meski Medvedev unggul 4-2. Dalam dua pertemuan terakhir, yang terjadi di ajang Grand Slam 2021, keduanya berbagi kemenangan : Medvedev menang pada semifinal Australia Terbuka, sementara Tsitsipas di perempat final Perancis Terbuka.
Namun, kali ini, Medvedev harus ekstra waspada karena Tsitsipas tampil lebih baik dalam setiap babak. Medvedev harus menghadapinya dengan mental baja seperti ketika dia mengalahkan Auger-Aliassime.
Baca juga : Era Berganti, Juara Baru Dinanti
“Saat tertinggal, saya berpikir, ‘Apa yang akan dilakukan Novak dalam situasi ini?’ Saya mencoba memahami pola pikir dari yang terbaik,” ujar Medvedev.
Peluang 44 tahun
Tunggal putri nomor satu dunia, Ashleigh Barty, memiliki peluang untuk menjadi petenis tuan rumah pertama yang menjuarai Australia Terbuka dalam rentang 44 tahun. Jika mengalahkan Danielle Collins (AS) pada final, Sabtu, Barty mengulang prestasi Chris O’Neil yang menjadi juara tunggal putri pada 1978. Setelah itu, Australia memiliki berapa finalis, termasuk Lleyton Hewitt pada 2005, tetapi selalu gagak mempersembahkan gelar.
Penampilan solid Barty sejak babak pertama diperagakan ketika berhadapan dengan Madison Keys, petenis AS yang menjadi pesaingnya pada masa yunior, pada semifinal, Jumat. Barty menang, 6-1, 6-3. Adapun Collins mengalahkan juara Perancis Terbuka 2020, Iga Swiatek, 6-4, 6-1.
“Saya sangat senang bermain di negara sendiri, di depan publik Australia. Apalagi, saya juga bisa bermain baik. Saya tak sabar bermain pada Sabtu nanti. Ayo, kita lakukan,” kata Barty, yang akan melengkapi gelar Perancis Terbuka 2019 dan Wimbledon 2021 jika juara.
Sementara Collins berpendapat, menghadapi petenis nomor satu dunia di negara sang lawan akan menjadi tantangan menarik untuknya. Ini menjadi final pertama petenis peringkat ke-27 dunia itu dalam Grand Slam. (AFP/Reuters)