Lepas Sanksi WADA, Indonesia Gerak Cepat Jadi Tuan Rumah
Setelah LADI lepas dari sanksi WADA, Indonesia gerak cepat untuk menjadi tuan rumah sejumlah kejuaraan olahraga internasional. Indonesia akan menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2022 pada Juli.

Direktur Teknik Asosiasi Komite Olimpiade Nasional (ANOC) Haider Farman melakukan tinjauan di daerah Likupang, Sulawesi Utara, yang merupakan salah satu lokasi/provinsi potensial yang diajukan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sebagai kota penyelenggara ANOC World Beach Games 2023 pada Minggu (6/2/2022). Kunjungan ini didampingi langsung oleh Ketua KOI Raja Sapta Oktohari dan Komite Eksekutif KOI Rafiq Hakim Radinal.
JAKARTA, KOMPAS – Setelah Lembaga Anti-Doping Indonesia atau LADI lepas dari sanksi Badan Anti-Doping Dunia (WADA) per 2 Februari 2022, Indonesia gerak cepat untuk menjadi tuan rumah sejumlah kejuaraan olahraga internasional. Selama sanksi itu berlaku, persiapan menjadi tuan rumah sempat terganggu dan nyaris batal. Salah satunya ialah rencana menjadi pengganti Vietnam sebagai tuan rumah ASEAN Para Games 2022.
”Kalau tidak ada kepastian lepas dari sanksi WADA sebelum 15 Februari, status Indonesia sebagai tuan rumah dengan kondisional ASEAN Para Games 2022 bisa batal dan ajang itu ditiadakan karena tidak ada alternatif lainnya. Itu menjadi kerugian besar untuk kontingen Paralimpiade Indonesia yang berstatus sebagai juara umum ASEAN Para Games 2017 Malaysia yang menjadi ASEAN Para Games terakhir yang diselenggarakan,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Rima Ferdianto saat dihubungi, Senin (7/2/2022).
Baca juga : Reformasi LADI Jangan Hanya Simbolisasi
Rima mengatakan, Indonesia sudah terpilih sebagai tuan rumah ASEAN Para Games 2022 pada 14 Januari. Indonesia menggantikan Vietnam yang urung menggelar ASEAN Para Games 2022 karena wabah Covid-19.
Demi menyelamatkan ASEAN Para Games, Indonesia mengajukan diri menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2022. Apalagi ASEAN Para Games 2020 yang direncanakan di Filipina juga ditiadakan karena wabah Covid-19. ”Kami tidak ingin ASEAN Para Games dua kali berturut ditiadakan. Maka itu, kami mengajukan sebagai tuan rumah alternatif. Niat itu mendapatkan persetujuan lisan dari Presiden Joko Widodo di sela penutupan Pekan Paralimpiade Nasional Papua 2021,” katanya.

Direktur Teknik Asosiasi Komite Olimpiade Nasional (ANOC) Haider Farman (merah) melakukan tinjauan di daerah Likupang, Sulawesi Utara, yang merupakan salah satu lokasi/provinsi potensial yang diajukan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sebagai kota penyelenggara ANOC World Beach Games 2023 pada Minggu (6/2/2022). Kunjungan ini didampingi langsung oleh Ketua KOI Raja Sapta Oktohari dan Komite Eksekutif KOI Rafiq Hakim Radinal.
Namun, ketika itu Indonesia masih berstatus tuan rumah dengan kondisional. Sebab, Federasi Olahraga Paralimpiade ASEAN (APSF) masih menanti kepastian LADI lepas dari sanksi WADA. Kalau sampai belum dicabut sebelum tenggat 15 Februari, Indonesia urung menjadi tuan rumah dan ASEAN Para Games kembali ditiadakan.
Beruntung LADI lepas dari sanksi WADA lebih cepat dari tenggat itu sehingga Indonesia bisa lanjut mempersiapkan diri. Rencananya ASEAN Para Games 2022 dilaksanakan di Solo, Jawa Tengah, 20-31 Juli 2022. ”Kami mengusulkan dipertandingkan 13 cabang olahraga, tetapi butuh kesepakatan bersama dengan calon peserta lainnya. Intinya syarat di pertandingan suatu cabang ialah minimal ada empat negara peserta,” tutur Rima.
Baca juga : Jangan Terlena dengan Pencabutan Sanksi WADA
Penetapan panitia
Kini, lanjut Rima, pihaknya segera melakukan koordinasi lanjutan dengan APSF dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Salah satu yang paling penting, mereka berharap pemerintah melalui Kemenpora segera mengesahkan Panitia Pelaksana ASEAN Para Games Indonesia (INASPOC) di mana Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka telah ditunjuk sebagai Ketua INASPOC pada akhir Januari.
Pengesahan INASPOC dibutuhkan untuk kepastian alokasi anggaran guna renovasi beberapa arena dan pengadaan peralatan pertandingan. Secara keseluruhan, semua arena siap digunakan, tetapi butuh sedikit perbaikan pada aksesibilitas. Adapun peralatan sebagian besar harus didatangkan dari luar negeri atau impor.

Direktur Teknik Asosiasi Komite Olimpiade Nasional (ANOC) Haider Farman (merah) melakukan tinjauan di daerah Likupang, Sulawesi Utara, yang merupakan salah satu lokasi/provinsi potensial yang diajukan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sebagai kota penyelenggara ANOC World Beach Games 2023 pada Minggu (6/2/2022).
Semua persiapan itu mesti diselesaikan cepat karena waktu yang sudah sangat mepet, yakni tinggal lima bulan sebelum jadwal penyelenggaraan. Belum lagi pengadaan peralatan itu memerlukan fase lelang, pengiriman, dan pemasangan yang memakan waktu paling cepat tiga bulan.
Kami berharap Menpora (Zainudin Amali) segera menetapkan kepanitian. Tujuannya supaya ada kepastian anggaran. Kita harus gerak cepat. Jangan sampai molor karena waktu yang ada tinggal kurang lebih lima bulan.
”Kami berharap Menpora (Zainudin Amali) segera menetapkan kepanitian. Tujuannya supaya ada kepastian anggaran. Kita harus gerak cepat. Jangan sampai molor karena waktu yang ada tinggal kurang lebih lima bulan,” ujar Rima.
Baca juga : Awal Februari Merah Putih Berkibar Kembali
Misi Olimpiade
Sementara itu, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari turut gerak cepat untuk mempersiapkan Indonesia menjadi tuan rumah World Beach Games 2023 yang direncanakan pada 24 September-30 September. Sejauh ini, Indonesia menjadi calon tunggal ajang itu yang dikukuhkan dalam Sidang Umum Asosiasi Komite Olimpiade Nasional (ANOC) di Kreta, Yunani, akhir Oktober tahun lalu.
Seusai LADI lepas dari sanksi WADA, proses Indonesia menjadi tuan rumah World Beach Games 2023 kembali berlanjut. Bahkan, KOI telah menerima kedatangan Direktur Teknik ANOC Haider Farman untuk meninjau kawasan Pantai Pulisan, Manado, Sulawesi Utara, Minggu (6/2).

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia atau KOI Raja Sapta Oktohari (kiri) dan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Kementerian Pemuda dan Olahraga Chandra Bhakti saat membuka Rapat Kerja KOI di Jakarta, Kamis (20/1/2022). Dengan padatnya jadwal kejuaraan olahraga internasional di dalam ataupun luar negeri, Komite Olahraga Nasional (KOI) mengusulkan diskresi karantina untuk pelaku olahraga dari luar negeri. Usulan itu sangat penting demi menjaga keberlanjutan latihan atlet nasional dari luar negeri ataupun atlet asing yang akan berkompetisi di Indonesia. Usulan itu mendapatkan dukungan dari Kemenpora dan sejumlah cabang olahraga.
Manado menjadi salah satu kandidat tempat penyelenggaraan World Beach Games 2023 selain Kepulauan Riau (Batam atau Bintan) dan Bali. ”Tadinya proses itu tertunda karena adanya sanksi dari WADA tersebut,” kata Okto.
Menurut Okto, World Beach Games 2023 menjadi ajang penting untuk promosi Indonesia ke dunia internasional, terutama di bidang olahraga. Kalau bisa menyelenggarakannya dengan sukses, itu bisa kian membuktikan bahwa Indonesia bisa dipercaya sebagai tuan rumah ajang-ajang besar dunia. ”Itu bagian dari cara untuk mendapatkan kepercayaan menjadi tuan rumah Olimpiade yang paling memungkinkan untuk edisi 2036,” ungkapnya.
Baca juga : Mendamba LADI yang Profesional
Farman menilai, Manado merupakan tempat yang ideal karena punya pantai indah dan hutan natural. Sekarang pihaknya butuh komitmen dari pemerintah untuk melaksanakan World Beach Games, terutama dari sisi akomodasi dan transportasi. ”Ajang ini perlu mendapatkan dukungan kuat dari pemerintah agar bergerak cepat dalam menjalankan rencana kerja yang ada. Sebab, waktu yang tersedia amat mepet. Kalau dilakukan dengan normal, pergelaran ini tidak akan bisa dilakukan di sini,” tegasnya.
Diskresi karantina
Penasihat Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Sapto Hardiono menyampaikan, pihaknya turut mengapresiasi pencabutan sanksi WADA tersebut. Itu semakin mendukung rencana mereka menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Panjat Tebing 2022 yang kemungkinan besar di Bali, 22-24 September.

Aksi atlet panjat tebing putri Jabar, Salsabila, ketika berlaga dalam final nomor lead perseorangan putri cabang panjat tebing PON Papua 2021 di Arena Panjat Tebing Timika, Kota Mimika, Kabupaten Timika, Papua, Senin (4/10/2021). Indonesia berencana menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Panjat Tebing pada 22-24 September 2022 di Bali.
Akan tetapi, itu saja tidak cukup. Saat ini, tambah Sapto, mereka butuh dukungan pemerintah agar memungkinkan diskresi karantina bagi pelaku olahraga dari luar negeri. Kalau tetap berlaku karantina 14 hari, itu memberatkan delegasi teknis dari federasi internasional untuk meninjau kesiapan Indonesia. Mereka tidak bisa berlama-lama menjalankan karantina, sedangkan aktivitas mereka sangat padat.
Para atlet internasional pun tidak bersedia menjalani karantina 14 hari. Dengan karantina selama itu, mereka tidak bisa latihan normal. Itu tentu merugikan mereka. ”Jadi, kalau bisa, usulan diskresi karantina kemarin bisa direstui. Terutama untuk para peserta dari negara lain, setidaknya mereka bisa menjalani karantina dengan sistem gelembung. Dengan begitu, mereka masih bisa berlatih normal. Lagi pula cara itu pernah dilakukan dalam festival bulu tangkis di Bali akhir tahun lalu,” ujar Sapto.