“Berusaha fokus dan tenang memang menjadi satu-satunya cara yang harus saya lakukan, apalagi ketika penonton meneriaki saya di antara servis pertama dan kedua. Itu situasi yang sulit dihadapi,” kata Medvedev.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MELBOURNE, KAMIS - Daniil Medvedev menghadapi tantangan berlipat ketika berhadapan dengan Nick Kyrgios pada babak kedua Australia Terbuka. Dia melewatinya untuk mempertahankan peluang menuju tangga juara.
Kyrgios, yang dihadapinya di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Kamis (20/1/2022), hanya berperingkat ke-115 dunia, jauh di bawah Medvedev yang menempati urutan kedua. Namun, petenis Australia keturunan Yunani itu selalu menang atas Medvedev pada dua pertemuan, yaitu babak pertama Roma Masters dan final ATP Washington 2019.
Petenis berusia 26 tahun itu dikenal sebagai “bad boy” di arena tenis putra. Dia sering mendapat sanksi karena bersikap tak sportif, seperti bertanding tanpa upaya yang sungguh-sungguh, berkata kasar pada wasit, atau membanting raket.
Gayanya yang tengil membuat Kyrgios kerap kali bersikap seperti mengejek lawan. Saat bisa meraih winner ketika berhadapan dengan Medvedev, lalu penonton bernyanyi untuk mendukungnya, Kyrgios menari mengikuti irama lagu tersebut. Pada momen lain, dia berlari di belakang baseline seperti melakukan victory lap.
Jika hal itu belum cukup mengintimidasi lawan, Kyrgios memiliki gaya main penuh tipu daya. Servis dari bawah lengan, hingga bola melaju pelan, adalah taktik main yang sering diperagakan dan memperdaya lawan.
Namun, Medvedev menjalani pertandingan sesi malam waktu setempat itu dengan tenang. Unggulan kedua tersebut menang, 7-6 (7/1), 6-4, 4-6, 6-2, untuk berhadapan dengan Botic van de Zandschulp (Belanda) pada babak ketiga.
“Berusaha fokus dan tenang memang menjadi satu-satunya cara yang harus saya lakukan, apalagi ketika penonton meneriaki saya di antara servis pertama dan kedua. Itu situasi yang sulit dihadapi,” kata Medvedev, yang kembali diteriaki penonton ketika menjelaskan caranya menjaga emosi pada Jim Courier yang mewawancarainya.
Petenis Rusia itu bahkan harus meminta penonton diam agar dia bisa mendengarkan pertanyaan dari mantan petenis AS itu. “Saya minta pengertiannya, setidaknya Anda menghormati Jim. Dia sedang berbicara,” kata Medvedev yang sebenarnya dikenal sebagai petenis yang tak disukai banyak penonton, di mana pun dia bermain.
Melawan Kyrgios dalam pertandingan selama dua jam 58 menit, Medvedev memang terlihat tenang. Padahal, dia termasuk petenis emosional yang sering melampiaskan kekesalan dengan berteriak. Berhadapan dengan petenis yang mendapat dukungan penuh dari penonton, dia pun meredam emosinya, mengalihkan fokus pada taktik permainan.
“Kami sama-sama bertipe big server. Jadi, saya pun harus mencari cara untuk mengembalikan servis lebih baik pada set keempat,” katanya.
Saya minta pengertiannya, setidaknya Anda menghormati Jim. Dia sedang berbicara.
Dengan kemenangan itu, Medvedev mempertahankan peluangnya sebagai favorit juara setelah juara bertahan, Novak Djokovic, batal tampil karena dideportasi. Medvedev, juara AS Terbuka dan finalis Australia Terbuka 2021, optimistis level permainannya bisa mengantarkan dia menuju gelar juara di Melbourne Park tahun ini.
“Tetapi, saya harus berhati-hati karena bisa menghadapi lawan berat pada tahap manapun, seperti ketika melawan Nick hari ini. Petenis yang difavoritkan memang bisa saja juara dan itu hanya bisa dicapai jika bermain dengan baik,” ujar Medvedev, yang diperkirakan akan berjumpa lawan berat berikutnya pada perempat final. Calon lawannya pada babak delapan besar adalah unggulan kelima, Andrey Rublev, atau Felix Auger-Aliassime (9).
Andalan Inggris Raya Tersingkir
Dari pertandingan lain, perjalanan juara tunggal putri Grand Slam AS Terbuka, Emma Raducanu (Inggris Raya), berakhir pada babak kedua setelah kalah dari Danka Kovinic (Montenegro), 6-4, 4-6, 6-3. Raducanu, yang menjuarai AS Terbuka dalam usia 19 tahun dan merangkak dari babak kualifikasi, tak bisa tampil maksimal karena tangan yang digunakannya untuk memegang raket terluka.
Petenis Inggris Raya lainnya, Andy Murray, juga, kalah pada babak kedua. Langkahnya dihentikan petenis Jepang, Taro Daniel, 4-6, 4-6, 4-6.
Meski kalah, Murray telah memperlihatkan perlawanan terbaik. Apalagi, dua tahun lalu, dia hampir mengakhiri kariernya di Melbourne Park. Mantan petenis nomor satu dunia itu menangis saat bercerita perjuangannya menghadapi cedera pinggul, usai dikalahkan Roberto Bautista Agut (Spanyol) pada babak pertama Australia Terbuka 2019. Cedera itu akhirnya membuat Murray harus menjalani operasi dan menepi dari turnamen.
“Dua tahun lalu, saya tidak tahu apakah bisa bertanding kembali. Bahkan, kalaupun waktu itu menang atas Agut, saya tidak tahu apakah bisa bermain pada babak kedua atau tidak. Banyak upaya yang saya lakukan untuk bisa berkompetisi kembali. Saya mencoba terus dan bangga dengan semua usaha yang saya lakukan,” dalam tulisan Murray yang dimuat BBC.
Meski sadar tak akan kembali pada kondisi fisik sebelum cedera, gairah Murray untuk bertanding belum hilang. Dia pun mengikritik dirinya sendiri yang banyak membuat kesalahan saat melawan Daniel.
“Saya sangat kecewa, frustrasi. Ini adalah kekalahan yang sulit saya terima. Tahun ini adalah tahun yang penting untuk beberapa alasan. Saya ingin bermain dengan baik pada turnamen besar dan malam ini, apa yang saya lakukan belum cukup untuk mencapai target itu,” kata peraih tiga gelar Grand Slam itu.
Memasuki babak ketiga yang dimulai Jumat, pertemuan antara sesama petenis unggulan akan terjadi. Salah satu laga yang dinanti adalah pertemuan petenis muda Spanyol yang menjadi unggulan ke-31, Carlos Alcaraz, dengan petenis Italia, Matteo Berrettini (7).
Pada tunggal putri, unggulan ke-15, Elina Svitolina, akan berhadapan dengan juara Australia Terbuka 2012 dan 2013, Victoria Azarenka (24). Adapun petenis nomor satu dunia, Ashleigh Barty, ditantang Camila Giorgi (30). (AFP/REUTERS)