”Ini adalah perjalanan panjang. Saya harus belajar bersabar dan mengembangkan diri. Saya juga berharap kesabaran dari mereka yang menonton saya karena perjalanan saya baru dimulai,” kata Emma Raducanu.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MELBOURNE, SELASA — Emma Raducanu bagai menjalani program akselerasi ketika menjuarai Grand Slam Amerika Serikat Terbuka 2021. Prestasi tinggi yang diperoleh dalam waktu cepat membuatnya waspada untuk menjalani karier sebagai petenis profesional yang baru dijalani sejak 2018.
Dia melewati ujian pertama, setelah menjadi juara di Flushing Meadows, New York, ketika mengalahkan Sloane Stephens pada babak pertama Australia Terbuka. Di Margaret Court Arena, Melbourne Park, Selasa (18/1/2022), Raducanu mengalahkan Stephens, 6-0, 2-6, 6-1.
Laga itu menjadi pertemuan dua juara AS Terbuka. Empat tahun sebelum Raducanu membuat kejutan, Stephens meraih gelar pertama dan menjadi satu-satunya gelar Grand Slam hingga saat ini.
“Sejak melihat undian, saya tahu pertandingan melawan Sloane akan sulit. Kami mengerahkan semua kemampuan. Saya pun senang bisa melaluinya. Skor tidak menggambarkan betapa sulitnya pertandingan tadi,” komentar Raducanu yang akan berhadapan dengan Danka Kovinic (Montenegro) pada babak kedua.
Gelar yang didapatnya dari AS Terbuka membuat Raducanu menjadi petenis kualifikasi pertama yang menjuarai Grand Slam. Petenis Inggris Raya itu menjadi bagian dari sensasi para remaja di Flushing Meadows ketika mengalahkan sesama petenis berusia 19 tahun, Leylah Fernandez (Kanada), pada final. Raducanu menjadi juara tanpa kehilangan satu set pun, hanya dalam turnamen keempat setelah naik level dari kategori yunior.
Namun, setelah itu, Raducanu dan Fernandez melewati masa sulit untuk bertahan pada persaingan level elite tunggal putri. Setelah menjuarai AS Terbuka, Raducanu tersingkir pada babak kedua WTA 1000 Indian Wells, perempat final WTA 250 Romania, dan babak kedua WTA 250 Linz. Mengawali musim 2022, dia langsung kalah ketika berhadapan dengan Elena Rybakina pada babak pertama WTA 500 Sydney.
Fernandez tak banyak bertanding setelah AS Terbuka. Dia tersingkir pada babak keempat di Indian Wells dan babak kedua pada salah satu turnamen pemanasan Australia Terbuka, yaitu Adelaide International, setelah kalah dari Iga Swiatek.
Masa persiapan menuju musim 2022 juga terhambat ketika Raducanu terinfeksi Covid-19 menjelang tampil dalam turnamen ekshibisi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 17-18 Desember 2021. Dia pun batal tampil pada salah satu turnamen di Melbourne.
Sebelum menjalani debut di Australia Terbuka, Raducanu mengungkapkan pemikiran realistisnya kepada BBC. Menyadari belum mencapai tahap matang dalam Tur WTA, dia mengurangi ekspektasinya, setidaknya untuk tahun ini.
”Saya menghargai semua dukungan yang diberikan. Ini adalah perjalanan panjang. Saya harus belajar bersabar dan mengembangkan diri. Saya juga berharap kesabaran dari mereka yang menonton saya karena perjalanan saya baru dimulai,” katanya.
Raducanu membutuhkan lebih banyak waktu untuk berkembang karena dia melewati tahapan kompetisi sebelum tampil dalam Tur WTA dan Grand Slam. Petenis yang baru beranjak dari yunior biasanya naik ke tingkat Sirkuit ITF dan WTA Challenger, lalu memasuki tahapan Tur WTA yang terdiri dari WTA 250, 500, dan 1000.
”Tahun pertama setelah naik dari yunior biasanya menjadi proses adaptasi untuk level lebih tinggi. Petenis mempelajari atmosfer baru dalam segala hal, termasuk latihan. Emma tidak melalui itu. Dia langsung mencapai tahap paling tinggi dan juara. Ini menjadi tantangan baginya,” kata Anne Keothavong, mantan petenis yang saat ini menjadi kapten tim tenis putri Inggris dalam Piala Billie Jean King.
Raducanu menjadi salah satu dari lima petenis berusia 21 tahun ke bawah sejak 2017 yang menjuarai Grand Slam untuk pertama kalinya. Petenis lain adalah Jelena Ostapenko, Naomi Osaka, Bianca Andreescu, dan Iga Swiatek. Di antara mereka, hanya Osaka yang menjadi juara lebih dari satu kali, yaitu dengan meraih gelar AS Terbuka 2018 dan 2020 serta Australia Terbuka 2019 dan 2021.
Swiatek mengatakan, perjalanannya berubah drastis setelah menjuarai Perancis Terbuka 2020 pada usia 19 tahun. ”Sangat sulit menyeimbangkan tenis dan tanggung jawab di luar lapangan. Menjuarai Grand Slam pada usia itu seperti mengganggu proses perkembangan permainan saya,” kata Swiatek.
Tracy Austin, yang menjuarai AS Terbuka 1979 pada usia 19 tahun, memahami tantangan yang dihadapi Raducanu. Dia mengatakan, petenis berperingkat ke-18 itu harus tetap fokus pada programnya dan jangan terpengaruh komentar negatif, terutama dari media sosial.
”Saya senang ketika melihatnya langsung berlatih lagi setelah kalah pada babak pertama di Sydney. Itu sikap yang sangat baik ketika seseorang mengalami banyak kesulitan dalam karier,” kata Austin.
Fernandez juga berusaha menjaga motivasinya dengan langsung berlatih kembali setelah kalah dari Maddie Inglis, 4-6, 2-6, pada babak pertama. ”Saya membuat banyak kesalahan. Sekarang, waktunya berlatih kembali, bersiap untuk turnamen berikutnya. Kita lihat apa yang akan terjadi pada Grand Slam berikutnya,” kata Fernandez.
Sehari sebelumnya, Cori Gauff juga tersingkir pada babak pertama. Petenis berusia 17 tahun berperingkat ke-16 dunia ini kalah dari Wang Qiang, 4-6, 2-6. (AFP/REUTERS)