Pola Pikir Baru Naomi Osaka
”Saya berusaha menemukan cara untuk bisa menikmati pertandingan. Itu alasan utama saya bertanding kembali,” kata Naomi Osaka.

Petenis Jepang, Naomi Osaka, merayakan kemenangan atas petenis Kolombia, Camila Osorio, pada babak pertama Australia Terbuka dengan skor 6-3, 6-3, di Melbourne, Australia, Senin (17/1/2022).
MELBOURNE, SENIN — Musim kompetisi 2021 menjadi musim yang berat bagi Naomi Osaka. Kini, petenis putri asal Jepang itu membawa pola pikir baru untuk menjalani persaingan 2022, termasuk ketika mengikuti Grand Slam Australia Terbuka.
Kehadiran Osaka di Melbourne Park, 17-30 Januari, adalah dalam upaya mempertahankan gelar juara. Gelar dari Australia Terbuka 2021 menjadi gelar keempat Osaka dari arena Grand Slam setelah Australia Terbuka 2019, serta AS Terbuka 2018 dan 2020.
Trofi juara, yang didapat setelah mengalahkan Jennifer Brady pada final itu, sebenarnya menjadi awal baik bagi Osaka pada tahun lalu. Namun, kelanjutan perjalanannya pada tahun itu berubah setelah kejadian pengunduran diri menjelang babak kedua Grand Slam berikutnya, Perancis Terbuka.
Osaka mundur setelah menolak tampil dalam konferensi pers. Belakangan, mantan petenis nomor satu dunia itu bercerita bahwa dirinya mengalami gangguan kesehatan mental. Dia selalu tertekan saat tampil di hadapan media dan publik.

Petenis Jepang, Naomi Osaka (kanan), bersalaman dengan petenis Kolombia, Camila Osorio, pada babak pertama Australia Terbuka di Melbourne, Australia, Senin (17/1/2022). Osaka memenangi laga itu dengan skor 6-3, 6-3.
Setelah itu, Osaka menepi dari lapangan tenis selama dua bulan dan baru kembali ketika berlangsung Olimpiade di negara kelahirannya, Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli-8 Agustus. Dalam kondisi belum bisa lepas dari tekanan, Osaka tak pernah bisa melewati babak ketiga pada tiga ajang, yaitu Olimpiade, WTA Cincinnati, dan AS Terbuka.
Memasuki musim kompetisi baru, Osaka meninggalkan pengalaman buruknya. ”Saya berusaha menemukan cara untuk bisa menikmati pertandingan. Itu alasan utama saya bertanding kembali,” kata Osaka seusai mengalahkan Camila Osorio (Kolumbia), 6-3, 6-3, pada babak pertama Australia Terbuka di Rod Laver Arena, Senin (17/1/2022).
Baca juga : Osaka Gagal Lagi Pertahankan Gelar Grand Slam
Petenis berusia 24 tahun itu mengatakan, dirinya ingin menikmati setiap momen sejak memasuki lapangan. ”Kalaupun saya kalah, setidaknya itu terjadi setelah saya berjuang dengan sangat keras,” ujarnya.
Meski gugup saat mengawali penampilan pada Grand Slam pembuka musim ini, Osaka menilai permainannya cukup baik. Apalagi, dia tak punya banyak informasi tentang karakter permainan lawan.

Petenis Jepang, Naomi Osaka, mengembalikan bola kepada petenis Kolombia, Camila Osorio, pada babak pertama Australia Terbuka di Melbourne, Australia, Senin (17/1/2022). Osaka memenangi laga itu dengan skor 6-3, 6-3.
”Lawan saya bermain sangat baik, berjuang keras dalam setiap perebutan poin. Tentu saya senang bisa memenangi pertandingan ini dan bisa berada di sini,” kata petenis yang akan berhadapan dengan Madison Brengle (AS) pada babak kedua itu.
Sebelum bertanding di Australia Terbuka, penampilan pertama Osaka dalam empat bulan terakhir terjadi pada turnamen WTA Melbourne, 4-9 Januari. Dia mundur sebelum semifinal melawan Veronika Kudermetova. Ketika itu, petenis yang saat ini berperingkat ke-14 dunia tersebut mengatakan, tubunya ”terkejut” setelah lama tak bertanding.
Baca juga : Memori Masa Kecil Osaka di New York
Saat melawan Osorio, kemampuan terbaik Osaka belum terlihat, di antaranya melalui 28 unforced error. Osaka, juga, kesulitan dalam servis pertama dengan tingkat keberhasilan hanya 51 persen dari 57 servis pertamanya, yang bisa dilakukan dengan baik.
Selain Osaka, tunggal putri unggulan lain dari paruh atas undian yang memenangi laga awal mereka adalah Elina Svitolina (15) dan Maria Sakkari (5). Jika perjalanannya mulus, Osaka berpeluang bertemu petenis nomor satu dunia Ashleigh Barty pada babak keempat.

Petenis Spanyol, Rafael Nadal, mengembalikan bola kepada petenis AS, Marcos Giron, pada babak pertama Australia Terbuka, di Melbourne, Australia, Senin (17/1/2022). Nadal menang dengan skor 6-1, 6-4, 6-2.
Pada tunggal putra, kemenangan didapat Rafael Nadal yang juga mengalami hambatan pada 2021. Cedera kaki kiri membuat petenis peringkat kelima dunia itu mengakhiri penampilan pada musim lalu pada bulan Agustus.
Nadal pun tiba di Melbourne Park tanpa ekspektasi tinggi meski pekan lalu menjuarai turnamen pemanasan, ATP 250 Melbourne. Apalagi, dia baru pulih dari Covid-19 yang dialaminya setelah mengikuti turnamen ekshibisi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 16-18 Desember.
Baca juga : Berlatih Kembali, Nadal Buka Peluang Ke Australia
Petenis Spanyol tersebut mengawali penampilan pada Australia Terbuka dengan kemenangan atas Marcos Giron (AS), 6-1, 6-4, 6-2. ”Tahun lalu memang tahun yang berat bagi saya karena cedera yang dialami sejak awal karier muncul lagi. Sebulan lalu, saya bahkan tak yakin bisa berada di sini. Saya harus selalu berada di tempat tidur selama empat hari. Setelah 9-10 hari, akhirnya bisa mendapat hasil PCR negatif. Jadi, bisa kembali ke Australia dan bermain di sini sangat menyenangkan setelah melalui masa sulit itu,” kata Nadal kepada mantan petenis AS, Jim Courier, yang mewawancarainya.

Petenis Serbia, Novak Djokovic, bersiap duduk di pesawat menuju Belgrade di Bandara Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (17/1/2022). Djokovic pulang ke negaranya setelah dideportasi dari Australia. (AP Photo/Darko Bandic)
Perjalanan pulang Djokovic
Setelah meninggalkan Australia karena dideportasi, tunggal putra nomor satu dunia Novak Djokovic dalam perjalanan pulang menuju kediamannya di Serbia pada Senin. Dia menuju negara kelahirannya itu melalui Dubai, Uni Emirat Arab.
Djokovic meninggalkan Australia pada Minggu malam waktu setempat setelah dideportasi Pemerintah Australia. Visanya dibatalkan melalui dua kali banding, yang menghasilkan kekalahan pada banding kedua pada sidang Pengadilan Federal Australia. Itu terjadi karena Djokovic memasuki Australia, pada 5 Januari, tanpa dua kali vaksin seperti yang disyaratkan negara tersebut.
Baca juga : Kasus Djokovic Pengingat Pentingnya Vaksinasi dan Taat Aturan
Petenis yang mengejar gelar Grand Slam ke-21 itu tiba di Australia karena menggunakan pengecualian medis. Dia mengajukannya pada Tennis Australia dan Pemerintah Negara Bagian Victoria, lalu lolos dari pemeriksaan oleh panel independen. Djokovic menggunakan alasan terinfeksi Covid-19 pada 16 Desember untuk mengajukan pengecualian medis tersebut.
Meski mendapat surat pengecualian medis, visanya dibatalkan petugas perbatasan hingga membuatnya ditahan di Hotel Park, tempat penahanan mereka yang bermasalah dengan imigrasi. Djokovic berada di tempat tersebut selama empat hari dan memiliki harapan bertanding setelah memenangi banding.

Petenis Serbia, Novak Djokovic (tengah), berjalan di depan pelatihnya, Goran Ivanisevic (kanan), setelah turun dari pesawat, dari Australia ke Dubai, Uni Emirat Arab. Djokovic dalam perjalanan pulang ke negaranya setelah dideportasi dari Australia.
Namun, situasi kembali berubah ketika Menteri Imigrasi Alex Hawke menggunakan haknya untuk membatalkan visa pemilik 20 gelar Grand Slam itu. Djokovic akhirnya dideportasi dan batal bermain di Australia Terbuka setelah kalah banding.
Pemerintah Australia teguh pada peraturan yang mewajibkan vaksinasi penuh bagi mereka yang datang dari luar negeri. Djokovic pun terancam tak boleh kembali ke Australia selama tiga tahun meski hal ini, seperti dikatakan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, bisa berubah karena tergantung dari perkembangan situasi. (AFP/AP)