Kenangan masa kecil di Flushing Meadows membuat Naomi Osaka nyaman berlaga di tempat berlangsungnya Amerika Serikat Terbuka itu. Meski tak banyak bertanding tahun ini, Osaka percaya diri menatap turnamen Grand Slam ini .
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
AFP/KENA BETANCUR
Petenis putri Jepang Naomi Osaka berbicara kepada wartawan jelang berlangsungnya turnamen tenis Amerika Serikat Terbuka 2021 di Pusat Tenis Nasional Billie Jean King, Queens, New York, 27 Agustus 2021. Osaka mengisahkan kenangan berlatih di Flushing Meadows pada masa kecil.
Naomi Osaka memiliki catatan mengesankan di New York dengan dua gelar juara Grand Slam Amerika Serikat Terbuka dalam tiga tahun terakhir. Namun, bukan hanya itu yang akan dibawanya saat melangkah ke Stadion Arthur Ashe, Flushing Meadows, Senin (30/8/2021), melainkan memori yang lebih mengesankan pada masa kecilnya.
“Setiap kali tiba di sini, tentu saja saya teringat kenangan pernah menjadi juara. Namun, memori terbesar bagi saya adalah saat kecil, saya berlari mengelilingi semua tempat di sini. Saya tak tahu, apakah itu ada hubungannya dengan hasil baik di AS Terbuka atau tidak, tetapi sudah pasti itu adalah kenangan yang mengesankan,” tutur Osaka dalam acara “Media Day” menjelang AS Terbuka, akhir pekan lalu.
Petenis Jepang peringkat ketiga dunia itu menjadi tunggal putri paling sukses setelah Serena Williams tak lagi mendominasi persaingan level elite. Dari 17 turnamen Grand Slam sejak Serena terakhir kali juara, pada Australia Terbuka 2017, Osaka merebut empat gelar juara, yaitu di AS Terbuka 2018 dan 2020, serta Australia Terbuka 2019 dan 2021.
Osaka, yang memenangi 17 dari 18 pertandingan terakhirnya di AS Terbuka, tumbuh tak jauh dari Pusat Tenis Nasional Billie Jean King, Flushing Meadows. Lahir di Osaka, Jepang, dia pindah ke Queens, New York pada tahun 2000, saat berusia tiga tahun, sebelum tinggal di Florida sejak 2006.
AFP/DAVID GRAY
Arsip foto 18 Februari 2021 ini memperlihatkan petenis Jepang Naomi Osaka melakukan servis saat melawan Serena Williams (Amerika Serikat) pada laga semifinal Australian Terbuka di Melbourne, Australia.
Petenis berusia 23 tahun itu pun menyempatkan diri mengunjungi kompleks lapangan tenis tempatnya berlatih semasa kecil. Ayahnya, Leonard Francois, adalah orang yang memperkenalkan tenis pada Osaka. Dia terinspirasi oleh Richard Williams, ayah Venus dan Serena Williams, yang mengajarkan tenis pada anak-anaknya.
Melalui akun Instagram-nya, Osaka memperlihatkan hasil renovasi lapangan yang merupakan idenya. Lapangan berwarna hijau diubah menjadi biru muda dengan tambahan grafiti yang membuat suasana di kompleks tersebut menjadi lebih cerah. Osaka pun meluangkan waktu bermain tenis bersama anak-anak.
Saya memang tak banyak bertanding, tetapi saya senang dengan cara saya bermain di Cincinnati. Saya bermain baik dalam dua pertandingan berat dan itu membuat saya percaya diri.
“Saya tak pernah kembali ke sana sejak pindah ke Florida. Sangat menyenangkan akhirnya bisa kembali ke lapangan itu. Satu hal yang membuat saya terkesan adalah orang-orang yang saya kenal pada masa kecil masih ada di sana,” katanya.
Dengan semua kenangan itu, Osaka merasakan kenyamanan setiap kali tampil di Flushing Meadows. Apalagi, lapangan keras, seperti yang ada di kompleks Billie Jean King, menjadi tempat yang melahirkan prestasi terbaiknya.
Percaya diri
AFP/KENA BETANCUR
Petenis putri Jepang Naomi Osaka berbicara kepada wartawan jelang berlangsungnya turnamen tenis Amerika Serikat Terbuka 2021 di Pusat Tenis Nasional Billie Jean King, Queens, New York, 27 Agustus 2021.
Osaka percaya diri meski hanya tampil dalam enam kejuaraan setelah menjadi juara di Melbourne dan tak pernah melewati perempat final sejak itu. Pada salah satu turnamen pemanasan AS Terbuka, WTA 1000 Cincinnati, pekan lalu, dia dihentikan Jil Teichmann pada babak ketiga.
“Saya memang tak banyak bertanding, tetapi saya senang dengan cara saya bermain di Cincinnati. Saya bermain baik dalam dua pertandingan berat dan itu membuat saya percaya diri. Saya tidak mencoba menyatakan akan mendapat hasil luar biasa di sini karena saya adalah tipe orang yang fokus pada setiap babak, tidak berpikir terlalu jauh. Semoga cara itu memberi hasil baik,” lanjut atlet putri berpenghasilan terbesar pada periode Juni 2020-2021 itu.
Diawali dengan pertandingan melawan Marie Bouzkova (Ceko) di Stadion Arthur Ashe, Senin (30/8/2021), Osaka dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan gelar Grand Slam yang tak pernah dilakukannya. Setelah menjuarai AS Terbuka 2018, yang merupakan gelar pertamanya di ajang Grand Slam, Osaka kalah dari Belinda Bencic pada tahun berikutnya. Di Melbourne, dia disingkirkan Cori “Coco” Gauff pada babak ketiga 2020 setelah menjadi juara pada 2019.
Petenis yang aktif dalam kegiatan anti-rasisme itu juga akan berhadapan dengan tantangan menjadi petenis yang menjuarai dua Grand Slam di lapangan keras, Australia dan AS Terbuka, pada tahun yang sama. Tak seperti di putra, fenomena itu jarang terjadi pada tunggal putri.
AFP/MARTIN BUREAU
(FILES) In this file photo taken on May 30, 2021, Petenis Jepang Naomi Osaka mengembalikan bola melawan petenis Romania Patricia Maria Tig pada laga babak pertama Perancis Terbuka di Roland Garros, Paris, Perancis, 30 Mei 2021.
Setelah Martina Hingis pada 1997, tahun ketika Stadion Arthur Ashe dibuka, hanya Angelique Kerber yang pernah melakukannya pada tahun 2016. Petenis Jerman itu berpeluang menjadi lawan Osaka pada babak keempat. Berada pada paruh undian yang sama dengannya adalah unggulan kedua, Aryna Sabalenka, Victoria Azarenka, Barbora Krejcikova (juara Perancis Terbuka), dan Coco.
“Meski tak banyak bertanding, Naomi adalah pemain berbahaya di lapangan keras. Pukulannya sangat keras. Dia semakin berbahaya ketika bisa memposisikan diri dengan tepat setelah servis. Naomi juga sangat nyaman karena pantulan bola di lapangan keras tidak begitu bervariasi,” komentar petenis nomor satu dunia, Ashleigh Barty, yang akan menjadi pesaing berat Osaka dalam meraih trofi juara.
Tampil di arena Grand Slam untuk pertama kalinya sejak mengundurkan diri di Perancis Terbuka, Osaka memperoleh banyak pelajaran dari kejadian tiga bulan lalu itu. Dia berbicara tentang gangguan kesehatan mental saat harus berhadapan dengan publik dan media, hingga menolak untuk tampil dalam konferensi pers sepanjang turnamen. Osaka pun mengundurkan diri setelah memenangi babak pertama.
“Saya mendapat pelajaran yang membuat saya bisa berbuat lebih baik dalam segala hal di masa depan. Saya rasa, kejadian seperti di Roland Garros tak akan terjadi lagi,” katanya. (AFP/REUTERS)