Era baru Formula 1 dengan desain mobil yang sangat berbeda dengan sebelumnya menjadi tantangan baru bagi para pebalap karena ada sejumlah kesulitan dalam pengendalian, salah satunya saat tancap gas.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
MARANELLO, SELASA — Mobil Formula 1 musim 2022 yang mengawali era baru balap ”jet darat” dengan perombakan aturan aerodinamika menuntut para pebalap mencari pendekatan mengemudi untuk memaksimalkan performa. Mobil baru dengan diameter roda 18 inci dan filosofi aerodinamika ground effect mengubah karakter mobil yang perlu didalami oleh para pebalap. Salah satu kendala yang dihadapi oleh para pebalap adalah pengendalian yang sulit saat tancap gas.
Pendekatan mengemudi yang berbeda itu telah diungkapkan oleh Valtteri Bottas yang mencoba mobil 2022 Mercedes dan Alfa Romeo, Lando Norris yang menjajal mobil baru McLaren, serta Charles Leclerc yang di akhir musim 2021 menguji mobil baru Ferrari. Leclerc menilai, saat tancap gas, mobil F1 2022 memerlukan kehati-hatian dan keterampilan mengemudi.
Cukup berbeda. Itu membuat sedikit rumit, maksud saya, ini tantangan bagi kami para pebalap dan saya pikir secara umum akan lebih menantang untuk mengemudi mobil-mobil itu.
”Cukup berbeda. Itu membuat sedikit rumit, maksud saya, ini tantangan bagi kami para pebalap dan saya pikir secara umum akan lebih menantang untuk mengemudi mobil-mobil itu,” ujar Leclerc kepada Formula 1.
”Ini mungkin memiliki jendela waktu yang lebih besar untuk bisa bekerja dan dalam kondisi dingin terasa cukup bagus, tetapi cukup rumit ketika mengemudi mobil dalam kecepatan tinggi, khususnya,” tegas Leclerc.
Norris sebelumnya juga menilai, mobil F1 2022 kemungkinan tidak terlalu menyenangkan untuk dikendarai, karena ada keterbatasan pengendalian saat tancap gas. ”Saya tidak berpikir itu akan menyenangkan untuk dikendarai. Saya pikir itu akan sedikit lebih pada limit dalam hal tancap gas dan sebagainya. Sedikit mirip dengan F2, saya pikir, di mana Anda melihat lebih banyak persaingan dengan mobil dan sebagainya,” jelas Norris setelah mencoba mobil baru McLaren di simulator.
”Namun, saya bisa jadi salah karena hal-hal selalu berubah. Itu seperti saat saya mengemudi satu bulan lalu akan cukup berbeda dengan apa yang saya kendarai sekarang dan itu akan sangat berbeda lagi ketika kami menuju balapan pertama,” ungkap rekan setim Daniel Ricciardo itu.
Untuk memahami mobil 2022 dengan lebih baik, para pebalap baru bisa melakukan saat tes pramusim di Barcelona pada 23-25 Februari, kemudian tes kedua di Sirkuit Sakhir, Bahrain, pada 11-13 Maret. Dua tes itu akan menjadi kunci untuk mengawali balapan musim 2022 yang dimulai di Bahrain pada 18-20 Maret.
Terkait dengan karakter mobil 2022, Norris menilai, itu merupakan dampak perubahan sumber downforce dari sayap dan bargeboard atau sirip-sirip vertikal di samping mobil, menjadi ground effect. ”Ini masih di awal pengembangan sehingga mobil selalu sedikit berubah dari pekan ke pekan. Namun, saya pikir (perbedaan karakter) itu lebih karena ini merupakan mobil ground effect daripada semuanya berasal dari sayap depan dan belakang. Juga tidak ada mid deflector dan semua bagian yang ada saat ini. Semua itu hilang,” ungkap Norris.
”Jadi, kemudian itu sedikit mengubah apa yang dirasakan dari mobil dan cara mengendarai. Dan kemudian bagaimana menyetel mobil dan lainnya yang juga cukup berbeda,” kata Norris.
Norris merupakan salah satu pebalap muda yang diprediksi akan menjadi penantang podium di setiap balapan musim 2022. Pebalap asal Inggris itu akan bersaing dengan para pebalap muda lainnya, seperti Leclerc, Carlos Sainz Junior, George Russell, serta juara bertahan Max Verstappen.
Pelajaran 2021
Musim lalu, Norris mengakhiri musim di posisi keenam dengan perolehan 160 poin, lebih besar dari gabungan poin dua musim sebelumnya. Dia empat kali finis di podium, meraih posisi start terdepan pertamanya, serta nyaris meraih kemenangan perdana di Rusia yang akhirnya melayang karena hujan. Pebalap berusia 22 tahun itu pun merasa musim 2021 adalah musim terbaiknya sejauh ini.
”Ini sudah pasti, saya bisa katakan, musim terbaik saya sejauh ini, di mana selalu menjadi sesuatu yang bagus ketika saya baru di dalam musim ketiga saya,” ungkap Norris.
”Saya pikir saya meraih banyak, melakukan pekerjaan dengan baik untuk tim dan berada di sana untuk tim ketika kami memiliki peluang berada di podium dan mencetak poin serta menghadirkan perlawanan pada Ferrari selama mungkin (dalam persaingan konstruktor). Saya pikir dari sisi saya, dan bahkan bagi kami sebagai tim, ini merupakan tahun yang bagus dan seharusnya senang dengan apa yang kami lakukan,” ungkap Norris.
Persaingan konstruktor dengan Ferrari dinilai oleh pebalap McLaren itu membantu dirinya mengasah mental dalam persaingan level tinggi. Dia belajar fokus pada pekerjaan yang harus diselesaikan, terus mendorong diri sendiri, serta jeli mencari detail kecil untuk memperbaiki waktu putaran.
Setali tiga uang, Leclerc juga belajar banyak dari persaingan musim 2021. Meskipun kalah dari Norris dan rekan setimnya Sainz, dalam posisi akhir klasemen, pebalap berusia 24 tahun itu merasa meraih banyak kemajuan dalam manajemen balapan.
”Sudah pasti dalam manajemen balapan secara umum. Sekali lagi, sejak awal 2020 saya mulai mengatakan ini merupakan salah satu kelemahan saya, khususnya pada 2019, saya memiliki banyak sesi kualifikasi yang bagus tetapi dalam balapan saya kesulitan. Kami lebih kesulitan sebagai tim, tetapi sebagai seorang pebalap saya bisa merasa saya lebih kesulitan dibandingkan yang lainnya,” ungkap Leclerc.
”Jadi saya banyak bekerja terkait itu pada 2020. Saya menjadi jauh lebih baik dan saya pikir pada 2021 itu sebenarnya menjadi salah satu kekuatan saya,” ungkap pebalap asal Monegasque itu.
”Ya, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, mungkin keseimbangan dari kualifikasi saya hingga balapan yang kemungkinan belum saya temukan,” kata Leclerc.
”Kadang saya sedikit mengorbankan kualifikasi saya supaya bagus dalam balapan seperti kita lihat beberapa kali (dalam 2021). Namun, yang berusaha saya kerjakan adalah keseimbangan, untuk berusaha dan meraih keesimbangan sempurna antara kualifikasi dan balapan,” ujar Leclerc.