Mobil era baru Formula 1 musim 2022 dinilai masih kekurangan ”downforce” yang mengurangi kecepatan. Namun, regulasi baru F1 diharapkan bisa memberi kesenangan bagi para pebalap dengan mempermudah manuver mendahului.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
Performa mobil Formula 1 musim 2022 yang mengawali era baru balap ”jet darat” itu masih menjadi misteri. Respons para pebalap setelah mencoba mobil baru di simulator juga masih beragam. Namun, benang merah yang menjadi perhatian mereka adalah downforce atau daya tekan ke bawah, yang sumber utamanya dari ground effect, masih kurang besar. Para pebalap berharap mobil 2022 bisa mengail lebih banyak downforce dan melesat lebih cepat dari mobil 2020 yang daya tekan ke bawahnya belum dipangkas.
Pebalap yang sudah mencoba mobil 2022 di simulator adalah Valtteri Bottas serta pebalap McLaren Lando Norris. Bottas bisa menjalani tes simulator mobil Mercedes W13 pada awal tahun ini saat masih menjadi pebalap tim ”Panah Perak”, dan beberapa bulan lalu mencoba mobil tim barunya Alfa Romeo. Pebalap asal Finlandia itu menilai, tidak banyak perbedaan antara mobil 2022 dengan mobil 2021, tetapi memerlukan pendekatan mengemudi yang berbeda.
Pada saat itu, mobil-mobil itu terasa ada sedikit yang kurang dalam hal downforce.
Bottas menilai, perbedaan pendekatan mengemudi tidak akan terlalu kontras. ”Pada saat itu, mobil-mobil itu terasa ada sedikit yang kurang dalam hal downforce,” kata pengganti Kimi Raikkonen di Alfa Rome itu dikutip Motorsport, Selasa (28/12/2021).
”Tetapi, secara umum rasasanya, paling tidak di simulator tidak terlalu berbeda di simulator mana pun. Kami tidak bisa menyimulasikan mengikuti mobil lain dan hal-hal seperti itu, tetapi ini tidak sangat banyak berbeda. Mungkin masih sedikit kekurangan downforce, tetapi seperti saya katakan, itu akan berubah,” kata Bottas.
Mantan rekan setim Lewis Hamilton itu mengaku sedikit sedih mobil F1 meninggalkan downforce yang besar. Dia pun merindukan mobil yang kencang seperti musim 2020 dengan daya tekan ke bawah yang besar. Sementara pada 2021, mobil kehilangan sedikit kecepatan karena pemangkasan lantai belakang mobil untuk menurunkan downforce. Perubahan regulasi 2021 itu membuat persaingan menjadi lebih ketat, khususnya antara Mercedes dan Red Bull.
Pada 2022, regulasi baru yang terkonsentrasi pada aerodinamika juga bertujuan menyetarakan performa mobil serta mempermudah manuver mendahului. Era baru F1 mengembalikan ground effect yang digunakan pada 1970-an dan dilarang sepenuhnya sejak 1982. Sumber downforce akan berasal dari bawah lantai mobil, bukan dari sayap depan dan belakang serta sirip-sirip di sisi samping mobil yang disebut bargeboard.
Desain sayap belakang mobil 2022 juga berubah, seperti jamur, untuk menciptakan clean air sehingga mobil di belakang tidak kehilangan terlalu banyak downforce saat membuntuti. Perubahan itu diharapkan mempermudah pebalap mendahului sehingga balapan lebih menarik ditonton.
”Itu menyenangkan, khususnya tahun lalu, mobil lebih cepat dibandingkan dengan tahun ini, dengan downforce lebih besar,” ujar Bottas.
”Itu menyenangkan, tetapi saya akan beri tahu Anda tahun depan seperti apa mobil yang baru. Jika balapan menjadi lebih baik dan kami bisa membuntuti lebih dekat, itu seharusnya akan lebih menyenangkan, dan saya pikir ke depan mobil-mobil akan sekencang saat ini dengan sangat cepat. Semoga itu yang akan terjadi,” ucap Bottas.
Gambaran awal mobil 2022 yang dirasakan oleh Bottas berbeda dengan Norris. Pebalap muda Inggris itu menilai, mobil musim depan tidak terlalu menyenangkan dikemudikan, dan akan selalu berada pada limit untuk bisa melesat kencang. Kondisi itu memerlukan pendekatan yang berbeda dalam mengemudi.
”Sudah pasti akan ada sedikit gaya mengemudi yang berbeda,” kata Norris.
”Saya tidak berpikir itu akan menyenangkan untuk dikendarai. Saya pikir itu akan sedikit lebih pada limit dalam hal tancap gas dan sebagainya. Sedikit mirip dengan F2, saya pikir, di mana Anda melihat lebih banyak persaingan dengan mobil dan sebagainya,” ujar Norris setelah mencoba mobil baru McLaren di simulator.
”Namun, saya bisa jadi salah karena hal-hal selalu berubah. Itu seperti saat saya mengemudi satu bulan lalu akan cukup berbeda dengan apa yang saya kendarai sekarang, dan itu akan sangat berbeda lagi ketika kami menuju balapan pertama,” ucaap rekan setim Daniel Ricciardo itu.
Untuk memahami mobil 2022 dengan lebih baik, para pebalap baru bisa melakukan itu saat tes pramusim di Barcelona pada 23-25 Februari, kemudian tes kedua di Sirkuit Sakhir, Bahrain, pada 11-13 Maret. Dua tes itu akan menjadi kunci untuk mengawali balapan musim 2022 yang dimulai di Bahrain pada 18-20 Maret.
Terkait dengan karakter mobil 2022, Norris menilai, itu merupakan dampak perubahan sumber downforce dari sayap dan bargeboard menjadi ground effect. ”Ini masih di awal pengembangan jadi mobil selalu sedikit berubah dari pekan ke pekan. Namun, saya pikir (perbedaan karakter) itu lebih karena ini merupakan mobil ground effect daripada semuanya berasal dari sayap depan dan belakang. Juga tidak ada mid deflector dan semua bagian yang ada saat ini. Semua itu hilang,” ucaap Norris.
”Jadi, kemudian itu sedikit mengubah apa yang dirasakan dari mobil dan cara mengendarai. Dan kemudian bagaimana menyetel mobil dan lainnya yang juga cukup berbeda,” ujar Norris.