Perubahan besar-besaran regulasi aerodinamika Formula 1 membuka peluang Ferrari untuk kembali ke papan atas. Namun, tim ”Kuda Jingkrak” menilai tidak akan mudah menyusul Mercedes dan Red Bull.
Oleh
Agung Setyahadi
·4 menit baca
MARANELLO, SELASA — Ferrari bergerak cepat menyiapkan mobil Formula 1 untuk musim 2022 dengan menghentikan pengembangan SF21. Sumber daya manusia dikerahkan untuk menerjemahkan regulasi baru dengan filosofi ground effect sejak awal Februari 2021.
Tim asal Maranello, Italia, itu pun dinilai memiliki potensi besar untuk kembali ke papan atas, bersaing dengan Mercedes dan Red Bull. Namun, tim ”Kuda Jingkrak” tetap wawas diri karena kedua rivalnya itu memiliki tim yang solid dan brilian dalam membangun mobil kompetitif.
Ferrari tertinggal satu langkah dari Mercedes dan Red Bull, setelah meninggalkan pengembangan SF90. Mobil musim 2019 dinilai kurang selaras dengan regulasi aliran bahan bakar yang ditetapkan oleh FIA. Ferrari pun mengalami kesulitan besar dengan mobil SF1000 yang membuat tim tersukses di Formula 1 itu hanya bisa bersaing di papan tengah.
Musim lalu, Ferrari tampil lebih baik dengan mobil SF21, tetapi belum bisa mengusik dominasi Mercedes dan Red Bull. Lahan persaingan tim Kuda Jingkrak ada di level atas papan tengah, dengan rival utama McLaren yang menggunakan mesin Mercedes. Ferrari memenuhi target finis di posisi ketiga konstruktor dengan unggul 47,5 poin atas McLaren. Pencapaian itu berkat performa apik Charles Leclerc dan Carlos Sainz Junior dalam mengoptimalkan SF21. Mereka musim lalu lima kali meraih podium dan dua kali meraih posisi start terdepan.
Ferrari memang melepas musim 2021 dan fokus membangun mobil yang cepat dan seimbang untuk musim 2022. Reorganisasi tim di awal tahun lalu berkonsekuensi penghentian pengembangan SF21 karena sumber daya manusia fokus menerjemahkan regulasi baru Formula 1 menjadi mobil yang kompetitif. Bahkan, kepala tim Mattia Binotto beberapa kali tidak ada dalam akhir pekan balapan untuk memantau langsung pengembangan mobil 2022. Mantan direktur teknik Ferrari itu ingin memastikan mobil baru mereka berada dalam rel yang benar.
Binotto menilai, mobil 2022 yang belum diberi nama, memenuhi target yang diharapkan. Ferrari belum memberikan bocoran desain mobil musim ini, dan baru akan meluncurkan mobil baru mereka pada pertengahan Februari.
Mobil baru Ferrari berpotensi meramaikan persaingan papan atas Formula 1 musim ini. Meskipun dengan mesin yang sama dengan musim 2021, perubahan besar-besaran aturan aerodinamika bisa mengubah permainan. Sebagai contoh, musim lalu, dengan perubahan regulasi kecil berupa pemangkasan lantai belakang mobil untuk mengurangi downforce, Mercedes mengalami kesulitan dan Red Bull bisa memperbaiki performa, hingga pebalap mereka Max Verstappen menjadi juara dunia.
Oleh karena itu, saya tidak akan meremehkan untuk satu detik pun kemampuan mereka dalam menghasilkan mobil hebat 2022.
Namun, Ferrari tidak mau terlalu percaya diri karena Mercedes dan Red Bull juga memiliki insinyur-insinyur andal dan brilian. Mereka selalu konsisten membangun mobil baru yang kompetitif setiap musim.
”Saya yakin kami pasti berkembang tahun ini. Namun, mereka berdua memiliki organisasi yang luar biasa dan cukup dengan mengamati hasil (balapan) untuk melihat itu. Oleh karena itu, saya tidak akan meremehkan untuk satu detik pun kemampuan mereka dalam menghasilkan mobil hebat 2022,” ungkap Direktur Olahraga Ferrari Laurent Mekies dikutip Motorsport.
Musim ini, biaya pengembangan mobil juga dibatasi dengan budget cap sehingga performa mobil bisa relatif merata. Aturan itu membuat tim-tim kaya, seperti Ferrari, Mercedes, dan Red Bull, tidak bisa jor-joran untuk melakukan riset supaya selangkah di depan. Namun, tim-tim besar itu masih bisa tetap unggul karena memiliki orang-orang terbaik dalam teknologi mobil F1.
”Ya, mereka mengeluarkan lebih pada 2021, tetapi jika Anda lihat hasil yang mereka raih dalam 10 tahun terakhir, satu dan lainnya, Anda akan perlu menjadi sangat naif untuk berpikir bahwa akan mudah untuk menutup kesenjangan,” ungkap Mekies.
Menurut Mekies, jika melihat angka-angka pada mobil 2022 kedua tim itu, mobil pengembangan Ferrari masih sepersepuluh detik lebih lambat. Oleh karena itu, Ferrari perlu menutup selisih itu.
”Jadi saya tidak akan terlalu mengkhawatirkan mereka,” jelas Mekies terkait kemampuan Mercedes dan Red Bull membangun mobil kompetitif.
Potensi Ferrari kembali ke papan atas pada 2022 juga menjadi perhatian tim-tim lain. ”Ketika Ferrari muncul dengan mobil tercepat dan menyingkirkan kami dari persaingan pada balapan pertama, maka Anda akan mengatakan bahwa itu mungkin terjadi (mencoreng kami sebagai juara F1),” ungkap Kepala Tim Red Bull Racing Christian Horner.
Kepala Tim Mercedes Toto Wolff pun menilai, perubahan regulasi aerodinamika pada 2022 bisa membuka peluang tim-tim papan tengah untuk meramaikan papan atas. Apalagi, ada regulasi yang memberi kesempatan lebih banyak pada tim-tim di peringkat bawah untuk melakukan tes wind tunnel.
”Kita beroperasi di bawah batasan finansial yang sama dan konsep yang sangat baru. Kemudian apa yang diperkenalkan adalah regulasi aerodinamika, di mana tim-tim berdasarkan posisi mereka di klasemen kejuaraan memiliki jatah yang sedikit lebih banyak,” ungkap Wolff.
”Jadi sangat mungkin tim-tim yang tidak bersaing untuk juara tahun ini, apakah itu Ferrari, McLaren, atau Aston Martin, atau Alpine memiliki kemampuan untuk naik dengan konsep cerdas berdasar lebih banyak tes dibandingkan tim-tim lain, dan melakukan itu dengan sangat tepat,” tegas Wolff.