Atmosfer persaingan Formula 1 kurang gereget tanpa kehadiran mobil merah Ferrari di podium. Tim berlogo Kuda Jingkrak itu diharapkan kembali ke papan atas pada 2022, seiring perubahan regulasi yang menyetarakan performa.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
BRACKLEY, MINGGU —” Mercedes menjadi satu-satunya tim yang terus menggoda penggemar Formula 1 dengan bocoran mobil baru mereka untuk Formula 1 musim 2022. Setelah mengunggah proses menghidupkan mesin W13 pada 23 Desember 2021, tim ”Panah Perak” kembali memamerkan foto siluet W13 dengan keterangan singkat ”Tahun baru. Mercedes baru.” pada hari pertama 2022.
Mercedes yang terluka di akhir musim 2021, karena Lewis Hamilton gagal juara akibat keputusan Direktur Balapan FIA yang mereka nilai tidak tepat, bertekad kembali dengan lebih kuat. Mereka akan berjuang merebut kembali gelar juara ganda, pebalap dan konstruktor, pada musim 2022. Musim ini, Mercedes dan Hamilton akan menjadi pemburu Red Bull dan sang juara dunia Max Verstappen.
Namun, persaingan di era baru Formula 1 dengan perombakan aturan aerodinamika berpotensi menjadi lebih ketat dan terbuka. Ferrari dan McLaren berpeluang besar masuk ke persaingan papan atas menilik pencapaian mereka pada musim 2021. Ferrari dengan dua pebalap muda, Charles Leclerc dan Carlos Sainz Junior, finis di posisi ketiga konstruktor, mengalahkan McLaren. Ini lompatan besar, menyusul performa tim ”Kuda Jingkrak” pada 2020 yang finis keenam di klasemen konstruktor dengan 192,5 poin di bawah total poin musim 2022.
Performa mobil Ferrari musim 2021 memang masih jauh jika dibandingkan dengan Mercedes dan Red Bull. Namun, Leclerc dan Sainz sudah mampu bersaing ketat di papan tengah, terutama dengan para pebalap McLaren, Lando Norris dan Daniel Ricciardo. Ferrari tidak banyak melakukan pengembangan mobil 2021 karena fokus mereka membangun mobil 2022. Itu ditegaskan dengan perubahan organisasi pada awal 2021 dengan target utama kembali ke persaingan juara pada 2022, dengan perubahan besar-besaran aturan aerodinamika yang berkiblat pada filosofi ground effect.
Pengembangan terakhir yang dilakukan oleh Ferrari pada SF21 adalah memasang sistem turbo hibrida baru yang mampu menaikan performa mobil meskipun tidak besar. Perangkat yang akan dipakai pada mobil 2022 itu mulai digunakan dalam balapan di Sochi, Rusia. Meskipun peningkatan performa tidak terlalu besar, sistem baru turbo hibrida membuat Ferrari mampu mengungguli McLaren dalam persaingan konstruktor.
Direktur Olahraga Ferrari Laurent Mekies mengakui bahwa pengembangan sistem baru hibrida itu bukanlah pengubah permainan. Namun, keberadaan perangkat pengembangan itu mereka nilai signifikan karena persaingan yang sangat ketat dan hanya selisih sepersepuluh atau seperseratus detik.
”Jika Anda mencermati itu, selisihnya sangat kecil, dan kami sering melihat ke belakang dan mengatakan, jika tidak memiliki itu, seperseratus atau sepersepuluh itu akan menempatkan Anda X (posisi) ke belakang,” tutur Mekies.
”Saya pikir karena persaingan sangat ketat kami merasakan efek kepada kami dalam paruh kedua musim, atau bagian ketiga musim, mungkin lebih signifikan,” lanjut Mekies.
”Aspek lainnya adalah, seperti yang saya yakin Anda ingat, kami sangat terbuka dalam situasi menyalip sehingga pada beberapa seri membuat kecepatan absolut mobil sedikit kurang relevan, karena kami kemudian begitu terekspose pada persaingan yang pernah terjadi begitu tertinggal di belakang, seperti itu,” papar Mekies.
”Jadi, bantuan kecil itu dalam hal itu pada akhirnya juga membantu kami mengeksplotasi dengan lebih baik sejumlah potensi dari mobil,” ucap Mekies.
Pengembangan mobil 2022 juga disebutkan Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto berjalan sesuai rencana dan target. Ini memberi peluang baru bagi tim asal Italia itu untuk kembali ke persaingan papan atas Formula 1. Ferrari tertinggal selangkah dari Mercedes dan Red Bull karena arah pengembangan mereka pada 2019 tidak bisa dilanjutkan, menyusul masalah yang diyakini terkait aliran bahan bakar.
”Kami tahu bahwa kami tidak memiliki pembanding dengan yang lainnya dan para pesaing. Itu yang paling sulit, kami tidak memiliki petunjuk terkait apa yang terjadi dengan yang lainnya. Namun, penting bagi saya untuk mengetahui bahwa kami mencapai target kami dan itu berkembang sesuai rencana,” ujar Binotto dikutip Motorsport.
”Kami tahu bahwa perubahan regulasi adalah kesempatan besar dan, demikian juga bagi kami, itu sebuah peluang,” ujar Binotto.
Namun, tantangan yang dihadapi Ferrari sebenarnya sangat besar. Musim 2021, SF21 masih kalah sekitar 20 tenaga kuda dibandingkan mesin Mercedes yang dipakai oleh McLaren. Defisit tenaga kuda itu diakui oleh Binotto seusai balapan di Monza. Ini merupakan hambatan besar untuk diatasi karena masih ada pembekuan pengembangan mesin. Perubahan besar-besaran aerodinamika bisa menjadi pengubah permainan jika Ferrari bisa lebih baik dalam menerjemahkan regulasi menjadi performa.
Faktor lain yang bisa membantu Ferrari tampil lebih kompetitif pada 2022 adalah penggunaan bahan bakar baru yang lebih ramah lingkungan. FIA akan menggunakan bahan bakar E10, campuran 90 persen bahan bakar fosil dan 10 persen etanol. Rekanan Ferrari dalam bahan bakar, Shell, dikabarkan oleh Motorsport Italia menemukan formula yang bisa memangkas selisih 20 tenaga kuda dengan Mercedes. Perubahan bahan bakar ini menuntut perubahan ruang bakar mesin yang merupakan tantangan bagi para insinyur di Maranelo.
Potensi Ferrari kembali ke papan atas pada 2022 juga menjadi perhatian tim-tim lain. Ferrari telah mengerahkan sumber daya manusia yang besar untuk fokus membangun mobil 2022. Mereka bahkan mengorbankan mobil 2021 dengan tidak melakukan pengembangan khusus.
”Ketika Ferrari muncul dengan mobil tercepat dan menyingkirkan kami dari persaingan pada balapan pertama, Anda akan mengatakan bahwa itu mungkin terjadi (mencoreng kami),” ungkap Kepala Tim Red Bull Racing Christian Horner terkait potensi persaingan F1 musim 2022.
Horner berharap performa mobil Red Bull pada 2022 tidak mencoreng prestasi juara dunia pebalap yang diraih oleh Max Verstappen. Red Bull pun telah mengerahkan sumber dayanya untuk membangun mobil 2022 yang kompetitif. Mereka merekrut sejumlah pakar, termasuk dari Mercedes, untuk mengembangkan mobil baru.
Saya pikir kita semua sudah tahu bahwa perubahan besar dalam regulasi itu akan ada pada 2022 dan kami juga telah mengerahkan sumber daya kami. Saya yakin setiap tim telah melakukan apa yang mereka rasa tepat dan tentu saja itu memberi tekanan kepada organisasi.
”Namun, saya pikir kita semua sudah tahu bahwa perubahan besar dalam regulasi itu akan ada pada 2022 dan kami juga telah mengerahkan sumber daya kami. Saya yakin setiap tim telah melakukan apa yang mereka rasa tepat dan tentu saja itu memberi tekanan kepada organisasi,” tutur Horner.
”Namun, di situlah saya berpikir bahwa tim kami luar biasa karena menjaga laju pengembangan pada regulasi baru serta tetap fokus pada mobil tahun ini yang membutuhkan usaha monumental. Komitmen yang ditunjukkan oleh semua anggota tim, di sepanjang musim, sungguh fenomenal,” kata Horner.
”Namun, kita hanya akan bisa melihat ketika kami kembali dalam beberapa bulan ke depan, dengan mobil-mobil yang sepenuhnya baru. Mereka terlihat berbeda, akan terasa berbeda, akan dikendarai dengan berbeda, dan siapa yang melakukan dengan benar, siapa yang keliru? Semuanya akan dimulai dari awal lagi,” tutur Horner.
Kepala Tim Mercedes Toto Wolff pun menilai perubahan regulasi aerodinamika pada 2022 bisa membuka peluang tim-tim papan tengah untuk meramaikan papan atas. Apalagi, ada regulasi yang memberi kesempatan lebih besar bagi tim-tim di peringkat bawah untuk melakukan lebih banyak tes di terowongan angin.
”Kita beroperasi di bawah batasan finansial yang sama dan konsep yang sangat baru. Kemudian, apa yang diperkenalkan adalah regulasi aerodinamika, tim-tim berdasarkan posisi mereka di klasemen kejuaraan memiliki jatah yang sedikit lebih banyak,” ujar Wolff.
”Jadi, sangat mungkin tim-tim yang tidak bersaing untuk juara tahun ini, apakah itu Ferrari, McLaren, Aston Martin, atau Alpine, memiliki kemampuan untuk naik dengan konsep cerdas berdasar lebih banyak tes dibandingkan tim-tim lain dan melakukan itu dengan sangat tepat,” kata Wolff.
”Saya pikir kami perlu menduga persaingan juara dan balapan akan jauh lebih ketat dibandingkan sebelumnya dan itu menyenangkan,” ucap Wolff.