Setelah terseok-seok, Juventus dan AS Roma mulai mendapatkan pakem permainan. Mereka mulai mantap di papan tengah dan mencari peluang untuk merebut posisi empat besar yang kini masih dikuasai Napoli.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
BOLOGNA, MINGGU — Setelah terseok-seok, Juventus dan AS Roma tampaknya kian mantap berada di papan tengah. Dalam pekan ke-18 Serie A Liga Italia, kedua tim berhasil meraih kemenangan meyakinkan. Hasil itu turut membuat mereka, pelan tetapi pasti, mulai mengincar posisi empat besar.
Setelah bermain imbang 1-1 dengan tim papan bawah Venezia pada pekan ke-17, Juventus kembali ke jalur kemenangan seusai menaklukan tuan rumah Bologna, 2-0, pada pekan ke-18, Minggu (19/12/2021). Dua gol ”Si Nyonya Besar” dilesatkan oleh penyerang Alvaro Morata pada menit ke-6 dan gelandang Juan Cuadrado pada menit ke-69.
Pelatih Juventus Maz Allegri dilansir Football-Italia mengatakan, kolaborasi permainan pemain bertahan berjalan sesuai harapan dan jauh lebih baik dibandingkan dengan saat menghadapi Venezia. Itu membuat mereka bisa meredam permainan agresif Bologna yang memiliki beberapa peluang.
Statistik memang menunjukkan, Bologna lebih dominan dengan penguasaan bola 58 persen berbanding 42 persen. Namun, mereka sedikit kesulitan menembus pertahanan Juventus terlihat dari tembakan mengarah ke gawangnya tiga berbanding tujuh.
Kami memiliki sikap yang lebih baik sejak awal laga kali ini, tetapi perlu terus berbuat lebih baik untuk ke depannya. Kami tidak boleh lengah, tetapi harus terus meningkatkan konsentrasi karena jadwal ke depan akan semakin berat sebelum Liga Champions dimulai lagi (pada Februari tahun depan).
”Kami memiliki sikap yang lebih baik sejak awal laga kali ini, tetapi perlu terus berbuat lebih baik untuk ke depannya. Kami tidak boleh lengah, tetapi harus terus meningkatkan konsentrasi karena jadwal ke depan akan semakin berat sebelum Liga Champions dimulai lagi (pada Februari tahun depan),” ujar Allegri.
Hasil itu membuat Juventus untuk sementara berada di peringkat keenam dengan 31 poin dari 18 laga. Mereka terpaut lima poin di bawah Napoli yang berada di urutan keempat dengan 36 poin dari 17 laga. Adapun Bologna untuk sementara tetap di peringkat ke-10 dengan 24 poin dari 18 laga
Allegri cukup optimistis Juventus bisa menembus posisi keempat. Apalagi walau tidak menjanjikan sangat aktif di bursa transfer musim dingin pada Januari ini, manajemen klub melalui CEO Juventus Maurizio Arrivabene sudah menjanjikan peningkatan modal untuk memasuki masa tersebut.
’Para pemain tentu saja dapat meningkatkan kepercayaan diri, bentuk, dan keinginan mereka untuk mencapai tujuan. Kami terus mengejar posisi keempat. Namun, kami tidak boleh menurunkan kewaspadaan mengingat perjalanan masih panjang dan kami dihuni banyak pemain muda yang kurang berpengalaman,” ujar pelatih berusia 54 tahun tersebut.
Bek Juventus asal Belanda, Matthijs de Ligt, mengatakan, masih banyak hal yang perlu dibenahi dari Juventus, baik dari mentalitas bertahan maupun menyerang. Semua itu perlu ditingkatkan untuk memastikan mereka bisa meraih rekor lebih baik di paruh kedua musim ini jika ingin menembus empat besar.
”Kami terlalu banyak kehilangan poin melawan tim yang bisa disebut lebih kecil pada paruh pertama musim ini. Itu tidak boleh terjadi di paruh musim kedua. Kehilangan poin ketika menghadapi tim besar, seperti Inter Milan atau AC Milan, masih bisa dimaklumi. Namun dengan tim yang lebih kecil, Anda mesti melakukan segala cara untuk mendapatkan kemenangan,” kata De Ligt.
Sementara itu, AS Roma membuat kejutan besar saat bertandang ke kandang Atalanta, Sabtu (18/12/2021). Melawan Atalanta yang secara materi pemain dan peringkat klasemen lebih unggul, tim ”Serigala” ibu kota itu justru bisa mencuri tiga poin dengan kemenangan meyakinkan, 4-1.
Empat gol AS Roma dilesatkan oleh penyerang Tammy Abraham pada menit pertama dan ke-82, gelandang Nicolo Zaniolo pada menit ke-27, dan bek Chris Smalling pada menit ke-72. Satu gol balasan Atalanta lahir dari bunuh diri gelandang AS Roma, Bryan Cristante, pada menit ke-45+1.
Secara statistik, AS Roma seolah membuat keajaiban dalam laga tersebut. Betapa tidak, mereka terus dikurung oleh Atalanta sepanjang laga, tetapi bisa mencuri kemenangan dengan empat gol. Penguasaan bola AS Roma dan Atalanta ialah 28 persen berbanding 72 persen. AS Roma cuma membuat lima tendangan mengarah ke gawang berbanding enam.
”Semangat fantastis ditunjukkan para pemain. Mereka jelas paham bagaimana cara bermain menghadapi Atalanta. Berjumpa tim seperti itu, Anda tidak pernah bisa mengendalikan permainan selama 90 menit dan Anda harus bertahan dalam waktu tertentu,” kata Pelatih AS Roma Jose Mourinho kepada DAZN.
Tak heran, hasil itu terbilang sangat luar biasa. Belum lagi, itu kemenangan pertama AS Roma atas Atalanta di Bergamo sejak menang 1-0 pada 20 Agustus 2017 silam. Sejak itu, klub berjuluk ”Il Giallorossi” atau ”Si Merah Oranye” ini hanya bermain imbang tiga kali dan kalah empat kali dari Atalanta sebelum merebut kemenangan sensasional tersebut.
Bahkan, itu kemenangan pertama AS Roma atas tim besar langganan lima besar klasemen dalam 19 bulan terakhir. ”Saya terus mendengar orang menyampaikan bahwa kami telah 19 bulan tidak mengalahkan tim lima besar. Sekarang bisa dibilang sudah 20 menit,” ujar Mourinho satire.
Hasil itu membuat AS Roma untuk sementara berada di urutan kelima dengan 31 poin dari 18 laga. Sama dengan Juventus, mereka tinggal terpaut lima poin dari Napoli di tempat keempat. Adapun Atalanta tertahan di peringkat ketiga dengan 37 poin dari 18 laga.
Kehilangan tiga poin di kandang sendiri menjadi kerugian besar untuk Atalanta yang sedang bersaing ketat dengan AC Milan di urutan kedua dengan 39 poin dari 17 laga untuk mengudeta Inter Milan di puncak klasemen dengan 43 poin dari 18 laga. Posisi klub berjuluk Sang Dewi ini pun terancam oleh Napoli.
Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini tidak bisa menerima kekalahan tersebut. Dia menilai, hasil itu turut disebabkan oleh kinerja wasit yang buruk, terutama tatkala menganulir gol penyerang Duvan Zapata karena bek Jose Luis Palomino dianggap offside sekitar 20 menit sebelum laga berakhir. Padahal, kalau gol itu sah, kedudukan menjadi 2-2 dan situasi bisa berubah.
”Jangan salah paham, Roma mungkin saja menang. Namun, itu merupakan momen transformatif dalam pertandingan. Kinerja wasit telah mengambil kredibilitas dari olahraga. Palomino tidak menyetuh bola. Ini adalah kegilaan. Dia juga tidak menyetuh Cristante. Jadi, dia tidak mengganggu permainan,” kata Gasperini.